Seninya Sakit
Kalangan Sendiri

Seninya Sakit

daniel.tanamal Official Writer
      3265

Yesaya 38:16

Ya Tuhan, karena inilah hatiku mengharapkan Engkau; tenangkanlah rohku, buatlah aku sehat, buatlah aku sembuh!


  Bacaan Alkitab setahun : Mazmur 114; 2 Petrus 1; Yehezkiel 33-35

Seorang jurnalis berjuang melawan kanker selama tiga tahun. Sebelum meninggal tahun 2008, ia menulis: “Sebagian penderita kanker sembuh, sebagian tidak. Menghadapi kefanaan dan keringkihan tubuh, cara Anda memandang hidup akan makin bijak. Anda bisa membedakan mana yang benar-benar penting, mana yang tidak. Anda lebih menghargai hal-hal kecil, menyadari pentingnya iman dan mengalami betapa besarnya kuasa kasih. Itulah karunia unik yang tidak dimiliki orang sehat. Itu seninya sakit. Menurutku ada hal yang jauh lebih parah daripada sakit, yaitu hidup sehat, tetapi hampa.”

Raja Hizkia pernah jatuh sakit. Tuhan memberinya vonis mati. Betapa terpukulnya Hizkia! Ia merasa harus pergi sebelum waktunya. Hatinya terasa pedih. Namun, pergumulan itu membuahkan hikmat. Ia mulai menyadari betapa fananya hidup dan betapa ringkih tubuhnya. Sekalipun ia adalah Raja yang berkuasa, di hadapan Tuhan, ia hanya seperti ”burung layang-layang yang menciap-ciap”.

Hizkia lantas menyadari keberdosaannya. Akhirnya, ia tahu bahwa yang terpenting dalam hidup adalah bersyukur kepada Tuhan dan memperkenalkan kebaikan Tuhan kepada anak-anaknya. Tidak seperti Tony Snow, Tuhan memberi Raja Hizkia tambahan umur. Ia disembuhkan dan pengalaman sakit itu memperkaya hidupnya.

Ada berkat khusus yang Tuhan berikan waktu kita sakit. Sungguh! Sakit itu ada seninya. Melaluinya kita bisa belajar banyak tentang hidup. Jika Anda sakit, jangan terlalu banyak mengeluh. Pakai kesempatan itu untuk berbenah diri.

Di dalam kesakitan, kita menemukan siapa diri kita di hadapan Tuhan

Ikuti Kami