Mencintai Diri Sendiri VS Kasih Natal
Kalangan Sendiri

Mencintai Diri Sendiri VS Kasih Natal

Puji Astuti Official Writer
      4725

Yohanes 3:16

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Bacaan Alkitab Setahun Mazmur 18; Ibrani 12; Ayub 13-14

Beberapa tahun yang lalu sebuah buku ditulis mengenai hal mencintai diri sendiri, yang dinubuatkan oleh 2 Timotius 3 sebagai bagian dari akhir zaman. Tema ini melahirkan berbagai kelas, konferensi, dan kuliah umum di kalangan ahli psikoterapi. Saat ini, kondisi mencintai diri sendiri ini disebut sebagai aksioma; yaitu: sebuah masalah emosional dimana untuk mengatasinya yaitu dengan membantu pasien belajar untuk mencintai dan menerima diri karena hal ini akan membuka banyak pintu terkunci yang berisi trauma, rasa tidak aman, rasa terluka, dll. Meskipun pendekatan ini adalah salah satu sudut pandang, itu tidak lengkap.

Akhir-akhir ini kondisi mencintai diri ini mendapat penerimaan oleh masyarakat luas, saya tidak ingat apakah membaca atau mendengar bahwa mencintai diri sendiri dapat berhubungan dengan kondisi orang yang menjadi tidak penuh kasih. Saya menemukan bahwa jika seseorang terutama menekankan mencintai diri mereka sendiri, mereka dapat dengan mudah kehilangan fokus melihat kebutuhan orang lain.

Aku dulu

Dari pendekatan "aku dulu"  ini datang banyak pikiran dan perilaku egois, seperti orang tua merasa mereka perlu pasangan yang lebih baik untuk merasa baik dan belajar bagaimana mencintai diri sendiri. Mereka merasa bahwa apa yang baik bagi mereka juga baik untuk anak-anak (terlepas dari traumyang di alami anak-anak mereka) karenanya hal itu mengancam dan sering kali menghancurkan kepercayaan anak-anak: yaitu rasa aman berada dalam keluarga. Mereka menghancurkan dasar dari banyak keamanan emosional anak dan harapan untuk masa depan. Dan, akibatnya tingkat perceraian meroket. Seringkali, anak-anak menghabiskan bertahun-tahun untuk pulih dari trauma akibat hancurnya rumah tangga. Kondisi "aku lebih dulu" yang dilakukan oleh ibu dan ayah ini adalah sebuah penipuan. Ini adalah: "tipu muslihat iblis" (Ef 6:11.); yang diciptakan oleh  "bapa segala dusta" (Yohanes 8:44).

Kontras dengan kasih Natal 

Anak-anak Allah mengasihi Dia dengan segenap hati, jiwa dan pikirannya (Matius 22:37). Hal ini sangat berkuasa, cinta yang mengorbankan diri ini menjadi dasar dari semua cinta yang  tumbuh dalam kehidupan orang Kristen. Alasan mengapa Natal terjadi adalah karena manusia terpisah dari Allah, karena sifat alaminya dan dosa. Inilah sebabnya mengapa Yohanes 3:16 adalah ayat Natal  yang penting: itu merupakan jawaban manusia yang sudah di kutuk dan mati secara rohani (atau, "mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa" Eph.2: 1-4). Natal adalah tanda kasih terbesar  dimana Tuhan mengorbankan diri-Nya sendiri karena kasih-Nya pada umat-Nya. Ini adalah sebuah wujuh cinta yang tanpa pamprih.(Bob Segress)

Hari ini, sebagai anak-anak Allah sudahkah kita menunjukkan cinta yang tanpa pamprih ini? Mari kita teladani Dia.

Ikuti Kami