Masuk Dalam Hadirat Tuhan Yang Kudus
Kalangan Sendiri

Masuk Dalam Hadirat Tuhan Yang Kudus

Puji Astuti Official Writer
      5895

Kisah Para Rasul 7:33

Lalu firman Allah kepadanya: Tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus.

Bacaan Alkitab Setahun [kitab]Mazmu11[/kitab] ; [kitab]Wahyu17[/kitab] ; [kitab]Malea1-2[/kitab]

Malam sebelum operasi besar saya, Don, seorang saudara dalam Tuhan, datang ke rumah dan berdoa dengan saya. 

Satu bulan sebelum Don berkunjung, apa yang sangat saya takutkan mungkin terjadi, benar-benar terjadi. Saya di diagonosa dengan kanker usus tahap IV. Karena saya tidak suka dengan rumah sakit, operasi, dan penyakit apapun, saya selalu diet makanan sehat, berolahraga secara teratur, mengkonsumsi suplemen alami, dan menjalani gaya hidup yang aktif; namun tidak satupun pencegahan tersebut menghindarkan saya dari kanker. 

Beberapa hari sebelum operasi, saya sangat gugup dan gelisah. Saya tidak bisa tidak dan mondar-mandir seperti tikus yang terjebak dan ingin keluar,  memperkatakan firman Tuhan seperti kaset rusak, "Saya percaya Tuhan memegang kendali, tetapi saya tidak. Saya tidak bisa tenang."

Isteri saya berkata, "Saya ragu apakah kamu akan berhasil melewati prosedur (operasi-red)."

Jadi kami terus berdoa agar Tuhan membebaskan saya dari ketakutan, mengklaim, "Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan." (Yeremia 29:11).

Isteri saya menempelkan catatan berisi janji-janji Tuhan di pintu lemari, kulkas, dan juga cermin. Kami berdua berpegang pada Mazmur 34:5, "Aku telah mencari TUHAN, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan aku dari segala kegentaranku."

Teman saya tahu apa yang menjadi ketakutan saya, jadi dia datang untuk memberikan dukungan. Setelah beberapa waktu, kami berdiri melingkar dan berpegangan tangan - Don, isterinya, isteri saya, dan saya. Saat Don memohon kepada Tuhan untuk memberikan kedamaian dan kelepasan dari ketakutan dan kegelisahan atas operasi yang akan dilakukan, saya menyadari bahwa sekarang bukan empat orang lagi dalam lingkaran kami, tetapi lima. 

Kehadiran Seseorang terasa di dekat saya, mengkomfirmasi bahwa doa Don telah dijawab!

Semakin Don mengungkapkan isi hatinya kepada Tuhan yang telah bergabung dalam lingkaran doa itu, semakin saya seperti Musa di depan semak yang terbakar, mendengarkan suara Tuhan berseru dari dalam api itu, "tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus." (Keluaran 3:5). Saya diam-diam melepaskan sandal saya. Karpet yang sudah sering saya injakk menjadi tanah yang kudus malam itu, dikuduskan oleh kehadiran Tuhan. 

Malam itu doa Don memindahkan saya kepada realita penyembahan yang belum pernah saya alami sebelumnya sepanjang hidup saya dan mengudukan karpet itu, ruangan itu, malam itu dan kami berempat - bukan, kami berlima!

Yang Maha Kudus penguasa alam semesta tidak pernah begitu dekat dengan saya seperti malam itu. Kekudusan Tuhan benar-benar menenggelamkan roh saya. Saya gemetar, saya menangis, saya menyembah. Allah Israel yang perkasa, yang menghabiskan waktu dengan Daniel di goa singa, yang berjalan bersama Sadrakh, Mesakh dan Abednego dalam perapian, yang berbicara kepada Musa dari semak yang terbakar, dan yang memenuhi Bait Allah dengan hadirat-Nya yang luar biasa disekeliling Yesaya, Tuhan yang sama berdiri bersama saya malam itu saat sedang berdoa. 

Don bersyafaat agar hadirat Tuhan memenuhi ruang operasi besok hari, tetapi saya tahu - Pribadi yang hadir bersama saya malam itu sudah bersama saya, menunggu saya. 

Apakah kamu mau mengalami hadirat Tuhan yang seperti itu? Saya tidak tahu, tetapi jika kamu mau, kamu tidak akan pernah sama lagi. Kamu akan berdoa seperti Elia, kamu akan "melihat" Tuhan di semak berapi seperti Musa, dan kamu akan makan Firman-Nya seperti Yehezkiel. 

Hal ini masih terjadi, bukan fantasi, bukan juga mimpi. Ini nyata! Malam itu selama beberapa menit saya berdiri dihadapan Tuhan yang penuh kasih- di tanah yang kudus. (D Leon Pippin)

Ikuti Kami