Cetakan Kue Kering Kekristenan
Kalangan Sendiri

Cetakan Kue Kering Kekristenan

Budhi Marpaung Official Writer
      3803

Kejadian 2:7

Ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.

Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]mazmu22[/kitab]; [kitab]ikori13[/kitab]; [kitab]0ayub22-24[/kitab]

Saya punya resep favorit keluarga yang ingin sekali saya bagikan kepada Anda. Ini adalah salah satu yang telah disampaikan kepada saya oleh seorang chef handal populer yang sudah saya kenal secara pribadi selama bertahun-tahun. Pertama-tama, saya ingin memberitahukan dahulu kepada Anda tentang pengalaman yang baru-baru ini saya alami.

Ketika sedang dengan sabar berdiri di barisan panjang checkout supermarket, mata saya tertuju kepada sebuah sampul majalah memasak. Saya terpikat dengan kue kering yang dibuat secara kreatif dan dihias dengan begitu cantiknya!

Tiba-tiba saya merasakan gelombang kuat "Betty Crockeritis" datang ke seluruh tubuh saya. Saya mendengarkan di hati saya ada yang berkata seperti ini, "Saya bisa melakukan itu! Itu tidak terlalu sulit! Bukankah keluarga saya akan sangat terkesan dengan...?"

Segera, suara alasan lain menendang dan saya bersyukur karenanya. Harus diakui, suara tepat waktu ini sudah berulang-ulang kali datang menyelamatkan saya lebih dari apa yang saya pernah bayangkan. Suara tersebut seperti mengatakan kepada saya, "Tidak, kamu dan keluarga kamu tidak memiliki relasi dengan Norman Rockwell. Dan ya, kamu benar bahwa kamu tidak memiliki waktu atau uang untuk berinvestasi di dalam fantasi ini, jadi mundurlah dari majalah perempuan ini. Ini sengaja ditempatkan di tempat strategis di sana agar kamu melakukan persis seperti yang baru saja kamu lakukan!"

Wow! Saya bahkan tidak melewati garis tempat dimana majalah itu ditaruh dan keinginan saya untuk membelinya sudah surut!

Setibanya di rumah, saya langsung cepat-cepat mencuci piring makan malam dan memutuskan untuk menarik keluar beberapa buku masak tua saya. Mereka tidak cukup glamor seperti yang saya lihat sebelumnya. Bahkan, saya harus hati-hati menarik beberapa halaman yang tertempel karena tumpahan adonan.

Saya menyesal melihat beberapa bekas noda kopi ada di sampul luar buku resep makanan saya tersebut. Meskipun kondisi buku-buku resep makanan tersebut jauh dari sempurna, saya meneruskan usaha untuk mencari resep-resep yang baru dan lebih baik lagi. Saya terkejut menemukan, di belakang pantry yang berantakan, terdapat sebuah buku resep keluarga turun temurun. Saya tersenyum kepada diri sendiri melihat saya berhati-hati membuka lembar demi lembar resep makanan dari buku tua saya tersebut, pada saat yang sama juga sedang berusaha untuk mencegah resep "favorit bibi" yang sekarang jatuh-bebas di lantai. Namun, usaha itu tidak sepenuhnya berhasil. Saat saya menatap kertas binder usang dan robek, saya menyadari itu adalah seperti seorang teman lama saya.

Ada begitu banyak kenangan dari pertemuan keluarga di sekitar meja makan. Kenangan hidangan lezat yang dibuat oleh tangan yang penuh kasih dari ibu dan nenek saya. Saat membalikkan sebuah halaman, pandangan saya terfokus pada sebuah resep kue yang sangat populer. Ketika saya membaca perlahan demi perlahan resep tersebut, saya mendengar diri saya berkata, "Oh ya, yang satu ini memang usang tetapi nikmat." Namun, sesuatu mulai terjadi ketika saya membacanya untuk kali yang kedua. Saya mulai melihat paralel spiritual yang sangat menarik.

Saya melihat bagaimana kita, sebagai ciptaan Allah, dirancang dari bahan-bahan yang terdapat dalam mangkuknya Allah.

Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. (Mazmur 139: 13)

Kita digiling oleh Allah dengan penggulung tepung di atas talenan tepung berlapis.

"ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu," maka Allah menciptakan perempuan dan manusia itu dengan "cookie cutter" dan menekan dengan kuat ke dalam adonan yang lentur. (Kejadian 2:7)

Dan Allah berkata marilah kita menciptakannya menurut gambar dan rupa kita (Kejadian 1:26).

Setelah itu, kita ditempatkan di cookie sheet yang besar dan dimasukkan ke dalam oven yang masih dipanaskan.

Sesungguhnya, Aku telah memurnikan engkau, namun bukan seperti perak, tetapi Aku telah menguji engkau dalam dapur kesengsaraan. (Yesaya 48:10)

Selanjutnya, kita dikeluarkan dan ditempatkan pada rak pendingin, memungkinkan kita untuk tenang sebelum diberikan sentuhan tambahan.

Sebab barangsiapa telah masuk ke tempat perhentian-Nya, ia sendiri telah berhenti dari segala pekerjaannya, sama seperti Allah berhenti dari pekerjaannya (Ibrani 4:10)

Setelah seluruh proses memasak selesai, Ia kemudian mengambil kita dan dengan tangan kasih-Nya mendekorasi kita.

Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian (Wahyu 3:5)

... dan mahkota emas di kepala mereka (Wahyu 4:4)

Terakhir, kita siap untuk disajikan kepada sesama kita, untuk dirasakan dan dinikmati oleh semua orang. Kita harus ingat bahwa kita membawa aroma manis dari korban yang diterima dan juga menyenangkan Allah - surat hidup untuk dibaca semua orang! (Filipi 4:18)

Saat menutup buku resep dan meletakkannya kembali di rak, saya mengucapkan terima kasih kepada Sahabat kuliner saya yang telah mau membagikan resep-Nya yang kekal. Ia mengajar saya mengenai bahan-bahan yang dibutuhkan untuk kehidupan saya. Semua itu dituliskan sendiri dalam buku "Cara-Nya" (Buku tersebut telah menjadi best-seller untuk waktu yang lama sekali).

Saat saya membuka ikatan apron dan meletakkan di meja dapur, saya pun duduk dengan segelas susu dingin. Saya mengambil salah satu kue hangat yang terdapat di meja, dan ketika memakannya, saya berpikir saya mungkin tidak akan pernah lagi melihat kue kering manis sederhana dengan cara yang sama. Ketika mematikan lampu dapur dan menuju tangga ke tempat tidur, saya mendengar Roh Kudus berbisik kepada saya, "Jangan lupa, kamu adalah salah satu ciptaan buatan tangan-Ku sendiri, dan ya kamu 'diciptakan dengan dahsyat dan ajaib.'"(Mazmur 139:4)

Bersyukurlah karena Allah menciptakan kita dengan Penuh Kasih dan Tangan-Nya Sendiri.

Ikuti Kami