Lampu Peringatan
Kalangan Sendiri

Lampu Peringatan

Puji Astuti Official Writer
      7306
Show English Version

Kisah Rasul 24:16
Sebab itu aku senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia.

Bacaan Alkitab Setahun [kitab]mazmu125[/kitab] ; [kitab]Ikori14[/kitab] ; [kitab]Isamu16-17[/kitab]

Dalam sebuah dashboard mobil ada yang namanya lampu peringatan yang akan memberitahu kita jika ada sesuatu yang tidak beres seperti sabuk pengaman tidak dikenakan, pintu belum ditutup dengan benar, ada masalah dengan rem atau kondisi aki. Sinyal lampu tersebut melindungi kita dan juga mobil dari kerusakan atau kecelakaan. Ketika lampu peringatan itu menyala, kita bisa memilih untuk bertindak bijaksana dengan memeriksa mobil sesuai peringatan yang diberikan dan memperbaikinya atau mengambil sebuah palu kecil lalu menghancurkan lampu peringatan itu.

Menghancurkan lampu peringatan kedengarannya mungkin bodoh, namun terkadang kita melakukan hal ini dalam kehidupan rohani kita. Kita melakukan kesalahan, kita berbuat dosa, dan kita mendapatkan peringatan dari hati nurani kita, namun kita mengabaikan tanda bahaya itu, kita menghancurkannya sehingga tidak mengganggu kita lagi – lalu kita pergi. Seperti mobil yang akan mengalami kerusakan jika kita menghancurkan lampu peringatan itu, demikian juga kehidupan rohani kita.

Contohnya adalah Daud seperti yang diceritakan dalam 2 Samuel 11-12. Daud mengabaikan peringatan hati nuraninya saat melihat Batsyeba, istri salah satu prajuritnya, Uria orang Hett itu. Daud mencoba menutupi  kebobrokannya saat meniduri Batsyeba dengan menyuruh Uria pulang dan tidur dengan istrinya, dan ketika itu gagal, Daud merancangkan kematian Uria. Jadi, dosa Daud terus berkembang dari perzinahan,penipuan hingga pembunuhan berencana.

Percayalah, nurani Daud memperingatkannya. Hal itu dituliskannya dalam Mazmur 32:3 (FAYH), “Dahulu aku tidak mau mengakui dosa-dosaku. Tetapi ketidakjujuranku membuat aku sengsara dan memenuhi hari-hariku dengan keputusasaan.” Namun Tuhan begitu sabar, Tuhan tidak mengatur ulang bintang dan menulis di langit “Daud, saya tahu apa yang kau sembunyikan.” Atau dengan suara yang menggelegar dan seluruh bangsa dapat mendengar dan berseru, “Daud, kamu dalam kesulitan besar.” Sebaliknya, saat Daud tidak juga menanggapi peringatan dari hati nuraninya, Tuhan mengirim nabi Natan tentang kesalahannya.

Singkat cerita Daud bertobat, dan Tuhan mengampuninya, namun dia harus menghadapi konsekuensi dari perbuatannya – kekerasan, dosa seksual dalam garis keturunannya, penggulingan kekuasaan dan masih banyak lagi. Dosa selalu memiliki konsekuensi, hal itu tetap harus ditanggung. Jika saja Daud memperhatikan lampu peringatan dan memutuskan bertindak bijaksana, hal itu tidak harus ia alami. Demikian juga kita, jika kita bertindak bijaksana saat nurani memperingatkan kita, maka kita dapat menghindari konsekuensi buruk dari dosa.

Jangan abaikan tanda bahaya yang diberikan oleh hati nurani kita, buatlah pilihan bijaksana dan ijinkanlah Allah bekerja dalam hidup kita.

Ikuti Kami