Akal Budi
Kalangan Sendiri

Akal Budi

Puji Astuti Official Writer
      14439

Ayub 28:20

 

"Hikmat itu, dari manakah datangnya, atau akal budi, di manakah tempatnya?"

 

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 80; Roma 8; Ulangan 7-8

 

Akal budi adalah cara kita merespon pergumulan dan tantangan kehidupan sebagaimana Allah ingin kita merespon. Bukan dalam kepanikan atau kebingungan maupun mengkompromikan integritas kita. Sebaliknya kita memiliki pengertian, kita merespon sebagaimana Tuhan mau kita merespon.

 

Betapa pentingnya kita berdiri teguh di dalam hikmat dan merespon dengan akal budi. Namun keduanya tidak didapat dengan usaha-usaha kita sendiri. Dimanakah kita bisa menemukannya? Ayub pun mengajukan pertanyaan yang sama:Hikmat itu, dari manakah datangnya, atau akal budi, di manakah tempatnya?

 

Bisa saja kita bergelar Doktor dan tidak pernag mendapatkan akal budi dan hikmat. Anda tentunya tidak mendapatkan sikap takut akan Tuhan dari perguruan tinggi bukan? Jawaban pertanyaan Ayub terdapat dalam ayat selanjutnya.

 

Allah mengetahui jalan ke sana, Ia juga mengenal tempat kediamannya. Karena Ia memandang sampai ke ujung-ujung bumi, dan melihat segala sesuatu yang ada di kolong langit. Ketika Ia menetapkan kekuatan angin, dan mengatur banyaknya air, ketika Ia membuat ketetapan bagi hujan, dan jalan bagi kilat guruh, ketika itulah Ia melihat hikmat, lalu memberitakannya, menetapkannya, bahkan menyelidikinya; tetapi kepada manusia Ia berfirman: Sesungguhnya, takut akan Tuhan, itulah hikmat, dan menjauhi kejahatan itulah akal budi." (Ayub 28:23-28).

 

Allah, Dia-lah sumber hikmat dan akal budi itu. Dari apa yang dituliskan Ayub tersebut kita bisa mengerti mengapa Raja Salomo berkata, “Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian.” (Amsal 9:10). Apakah Anda memilikinya?

 

Menanamkan rasa takut akan Tuhan yang sehat dan kudus akan membawa kita kepada pengertian dan hikmat.

Ikuti Kami