Ketika Tuhan Bertanya, Sedang Apa Kamu Disini?
Kalangan Sendiri

Ketika Tuhan Bertanya, Sedang Apa Kamu Disini?

Puji Astuti Official Writer
      3286

Amsal 24:16

Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana.

Bacaan Alkitab Setahun Mazmur 132; 2 Korintus 5; 1 Samuel 30-31

Suatu ketika ada seorang pendeta yang kesepian, tertekan dan merasa kalah dalam hidup dan pelayanannya. Suatu malam dalam keputusasaannya, dia mendapati dirinya di sebuah bar di wilayah kumuh kotanya. Dengan kepala tertunduk malu, dia berjalan melintasi ruangan yang remang-remang dan duduk di bar. Dia duduk menatap minumannya, minuman yang belum pernah dia coba sebelumnya, dan merenungi hidupnya dan kegagalannya.

Tiba-tiba, seorang pria duduk dua kursi di sebelah kanannya, seorang pria yang jelas-jelas telah minum banyak, menoleh padanya, menatapnya dengan mata menusuk dan berkata, "Apa yang kamu lakukan di sini?"

Si pendeta terkejut dan berpikir dalam hati, “Apakah saya kenal orang ini? Apakah dia mengenal saya? Sementara itu pria yang bertanya itu terus menatapnya dengan mata yang tajam menunggu jawaban. Jawaban yang sudah dia tahu. Pendeta ini bukan bagian dari orang-orang di sana.

Segera, pendeta itu bangkit dari kursi bar dan meninggalkan gedung itu. Ketika dia duduk di belakang kemudi mobilnya, dia berpikir dalam hati, “Tuhan, apa yang telah membawaku ke titik terendah dalam hidupku ini?” Seolah-olah Tuhan telah berbicara melalui orang itu.

Ketika dia keluar dari tempat parkir, dia meminta pengampunan. Dalam kondisi terpukul dan kalah, ia kembali ke rumahnya, ke keluarganya, dan ke pelayanannya. Malu pada dirinya sendiri, dia meletakkan satu kaki di depan yang lain, dan terus melangkah, ia merasa tidak layak namun bertekad untuk mencoba lagi. Tuhan memulihkan dia dan dia melanjutkan pelayanannya.

Ada seorang pria di dalam Alkitab, seorang nabi bernama Elia, yang juga mengalami berada di titik dalam hidupnya ketika ia merasa dikalahkan dan ingin menyerah.

Maka takutlah ia, lalu bangkit dan pergi menyelamatkan nyawanya; dan setelah sampai ke Bersyeba, yang termasuk wilayah Yehuda, ia meninggalkan bujangnya di sana. Tetapi ia sendiri masuk ke padang gurun sehari perjalanan jauhnya, lalu duduk di bawah sebuah pohon arar. Kemudian ia ingin mati, katanya: "Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku." ~ 1 Raja-raja 19: 3-4

Di sana masuklah ia ke dalam sebuah gua dan bermalam di situ. Maka firman TUHAN datang kepadanya, demikian: "Apakah kerjamu di sini, hai Elia?"

Jawabnya: "Aku bekerja segiat-giatnya bagi TUHAN, Allah semesta alam, karena orang Israel meninggalkan perjanjian-Mu, meruntuhkan mezbah-mezbah-Mu dan membunuh nabi-nabi-Mu dengan pedang; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup dan mereka ingin mencabut nyawaku."~ 1 Raja-raja 19: 9-10

Bahkan nabi agung seperti Elia mengalami berada di titik dalam hidupnya ketika dia merasa sangat dikalahkan sehingga dia hanya ingin mati. Tuhan bertanya lagi kepadanya, "Apakah kerjamu di sini, hai Elia?" Kemudian Dia diberi instruksi tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya.

Mungkin ada waktu dalam hidupmu ketika kamu direndahkan, waktu yang hanya kamu dan Tuhan yang tahu. Jangan biarkan hal itu membatasi hidupmu. Jangan biarkan hal itu membuatmu mengalami kekalahan seumur hidupmu. Sebaliknya, letakkan satu kaki di depan yang lain - dan meskipun kamu merasa tidak layak, tentukan dalam hatimu untuk mencoba lagi. Tuhan akan mengangkatmu dengan tangan kanannya yang kuat. Dia akan mengatur jalanmu dan meluruskan jalanmu. Kekalahan akan merendahkan seseorang, tetapi dengan bantuan Tuhan, ada harapan, pemulihan, dan masa depan yang penuh kemenangan.

Apakah kamu juga sedang berada di titik terendah dalam hidupmu? Yuk hubungi SAHABAT24, kami siap mendukungmu dan mendoakanmu. Hubungi sekarang juga di SMS/WA  atau telp di 1-500-224  dan 0811 9914 240  bisa juga email ke [email protected]  atau lewat  Live Chat dengan KLIK DISINI. Kami siap untuk membantumu. 

Hak Cipta © 2019 Gene Markland, digunakan dengan izin.

Ikuti Kami