Jangan Katakan ‘Aku Baik-baik Saja’, Jujurlah Kepada Tuhan Soal Kondisimu
Kalangan Sendiri

Jangan Katakan ‘Aku Baik-baik Saja’, Jujurlah Kepada Tuhan Soal Kondisimu

Lori Official Writer
      4700

1 Yohanes 1: 9

Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.

 

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 7; Matius 7; Kejadian 13-14

Dia berbaring di bawah pohon kecil di taman seberang jalan. Kaki mungilnya menjulur keluar dari celananya yang compang-camping. Satu kaki celana baik ke lututnya, satu ke bawah. Kulit bersisik yang terbakar oleh matahari Florida yang sangat panas.

Aku melihat seorang pria berkulit gelap dengan keranjang belanjanya sementara aku berjalan dengan anjingku. Awalnya, aku merasa canggung dan tak tahu harus melihat ke mana. Setelah beberapa hari, aku melambaikan tangan atau menyapa dan kemudian memutuskan untuk memberinya makan.

Aku tak bisa mengjangkau semua tunawisma di dunia, tapi aku bisa melakukannya kepada satu orang.

Selama beberapa hari aku membungkus makan siang untuknya. Awalnya, dia hanya melambai dan mengangguk. Setelah beberapa hari, aku pun bertanya siapa namanya.

“Terry,” katanya sembari menghindari kontak mata. Beberapa hari kemudian aku membawakannya makanan yang dikemas dalam wakah yang harus dibawa dengan tulisan ayat Yohanes 14: 6 di atasnya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”

Suatu kali, aku dan anjingku Sam keluar dari taman yang biasanya kami lewati. Terry lalu menepuk Sam dan tersenyum.

"Aku minta maaf, aku tidak mendengarmu.”

"Aku baik-baik saja,” kata Terry.

Kata-kata Terry berkecamuk dibenakku sepanjang hari. Kadang aku juga memakai kata-kata itu saat seseorang menanyakan kondiri rohaniku saat aku sebenarnya dalam keadaan tidak baik-baik saja. Saat aku merasa berdosa, lapar dan miskin.

Kadang aku bersembunyi di balik kain apatis rohani yang menutupi tubuhku yang keriput. Sementara keranjang belanja yang berisi harta duniawiku, tas-tas materialism kotor dan egois di sampingku. Aku merasa kelaparan secara rohani dan bahkan tak menyadarinya. Aku pikir aku baik-baik saja, takut untuk mengakui kebutuhanku. Takut kehilangan semua harta duniawiku.

“Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.” (Matius 6: 19-21)

Kalau kita benar-benar mempercayai apa yang Alkitab katakan, maka hidup kita adalah titik terang dibandingkan keabadian. Dunia ini bukan rumah kita, tetap surga.

Aku tak pernah lagi melihat Terry. Mungkin dia pindah atau polisi mengamankannya. Kemungkinan, dia masih memegang keranjang belanjanya yang dipenuhi dengan tas.

Tapi dia baik-baik saja.

Bagaimana dengan kamu? Apa yang ada di dalam keranjang belanjamu?

Apakah hal-hal materialism atau kecanduan atau kontrol? Daftar bagasi dunia tidak terbatas. Maukah kamu melakukan sesuatu untuk hal ini?

Rasanya menyenangkan menjadi bersih. Merupakan berkat untuk menjatuhkan bagasi itu. Jangan pernah berkata, “Aku baik-baik saja!”

 

Hak cipta Pauline Hylton, diterjemahkan dari Cbn.com

Ikuti Kami