Tuhanlah yang Jadi Pelarian Terbaik Atas Masalahmu, Jangan Pernah Lari dariNya!
Kalangan Sendiri

Tuhanlah yang Jadi Pelarian Terbaik Atas Masalahmu, Jangan Pernah Lari dariNya!

Lori Official Writer
      2908

Mazmur 139: 7

Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu?


Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 5; Matius 5; Kejadian 9-10

Setelah budak Sara Hagar mengandung anak Abraham, tak butuh waktu yang konflik diantara mereka pun muncul. Masalah itupun sudah terjadi terlalu jauh. Akibat dari ketidakhormatan Hagar, Sara pun memperlakukannya dengan kasar dan dia pun diusir (Kejadian 16: 6).

Kalau dipikir-pikir, posisi Hagar terbilang menyedihkan. Dia diminta mengandung anak Abraham majikannya dengan tanpa rasa cinta. Tapi dia juga tak pernah merasakan kebebasan. Saat dia menyadari usahanya untuk membalikkan posisinya gagal, dia pun pergi. Aku membayangkan kalau Hagar tak pernah merasa sendirian. Mungkin dia lari sambil berpikir, “Toh tak ada yang akan merindukan aku.” Atau, “Kalau aku melarikan diri, maka mereka akan merindukan aku.”

Saat Hagar diperlakukan dengan kasar, dia bereaksi dengan menghina Sara. Dan saat Sara diperlakukan begitu, dia menanggapinya dengan intimidasi. Saat dia mengalaminya, dia akhirnya melarikan diri. Sama seperti di Taman Eden, si iblis hanya butuh satu orang saja untuk memakan buah terlarang itu sampai akhirnya menyebabkan reaksi berantai yang mengerikan.

Bagi Hagar, melarikan diri mungkin dianggap sebagai solusi sementara untuk memegang kendali situasi yang dia alami. Bahkan sekalipun dia tak tahu harus kemana, setidaknya dia bisa merasakan kebebasan menentukan pilihan sendiri. Tentu saja mudah sekali bagi kita untuk bersimpati kepada situasi yang dialami Hagar. Dia mungkin saja bekerja dengan Sara sejak masa mudanya. Dan tanah kelahirannya sudah jauh sekali dari sana. Dia bahkan tak punya hubungan intim dengan ayah dari anaknya, dan Abraham dan Sara tentu saja tak akan kuatir saat Hagar menghilang begitu saja. Tanpa tempat yang dituju, tak heran kalau Hagar tak mampu menjawab pertanyaan Malaikat yang ditemuinya di padang gurun (Kejadian 16: 8).

Tuhan tak berjanji kalau jalan hidup kita itu mudah, tapi jalan-Nya memang selalu bisa dipercaya. Terlepas dari bagaimana perasaan Hagar, Alkitab meyakinkan kita kalau dia tak pernah sendirian. Tuhan tak hanya peduli kepada Hagar dalam penderitaannya, tapi Dia juga menghiburnya dengan janji yang luar biasa.

“Lagi kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: “Aku akan membuat sangat banyak keturunanmu, sehingga tidak dapat dihitung karena banyaknya.”” (Kejadian 16: 10)

Hagar adalah satu-satunya perempuan di dalam Alkitab yang dijanjikan secara pribadi dengan janji akan memiliki banyak keturunan. Sedangkan Sara memang dijanjikan juga dengan janji yang sama tapi melalui Abraham. Tuhan melimpahkan Hagar berkat pribadi-Nya dalam jumlah yang tak terhitung. Hagar juga adalah satu-satunya tokoh di dalam Alkitab yang memberi nama kepada Allah, “Engkaulah El-Roi.” (Kejadian 16: 13)

Luar biasa! Di tengah-tengah hutan belantara dan penuh luka, Hagar mendapati bahwa dia dikenal dan dicintai. Perjumpaannya dengan Tuhan memberinya keberanian untuk mneyerahkan skendali, mematuhi perintah-Nya dan kembali kepada Sara. Tapi dia tak melakukan itu. Dia memilih tempatnya sendiri. Meskipun dia akan tetap menjadi budak Sara, tapi Hagar juga dikenal sebagai ibu dari anak Abraham yaitu Ismail yang artinya ‘Tuhan mendengar’ (Kejadian 16: 11).

Di satu menit kita melihat seorang budak pelarian yang tertindas, di menit lainnya kita melihat seorang anak Allah yang berani. Tentu saja hidup Hagar tak akan sama lagi sejak pertemuannya dengan Tuhan.

Sepanjang hidup ini, kita pasti akan menghadapi tantangan dimana kita tergoda untuk pergi dengan cara kita sendiri. Sepertinya kita memegang kendali, tapi kenyataannya adalah itu semua hanyalah ilusi. Kita semua bergantung pada Tuhan, bahkan nafas pun berasal dari Dia (Kejadian 2: 7). Kebenarannya adalah bahwa saat kita menentang kedaulatan Tuhan, kita menghalangi kemampuan kita untuk mengalami kedaimaian-Nya. Hal yang paling diinginkan oleh hati kita. Tapi puji Tuhan bahwa Dia tak pernah meninggalkan kita di tengah padang gurun dan luka kita. Dia dengan rela mengejar kita sampai ke sana!

Bagaimana denganmu? Apakah ada area dalam hidupmu dimana skamu terus berjuang untuk mengendalikannya? Apa yang kamu lakukan untuk mengatasinya? Saat ini sadarilah bahwa kita tak akan pernah sendirian. Kita bergantung dengan Tuhan.

 

Sebesar apapun masalahmu, serahkanlah kepada Tuhan sebab Dia akan menjawabmu.


Hak cipta HAGAR: Rediscovering the God Who Sees Me oleh Shadia Hrichi, diterjemahkan dari Cbn.com

Ikuti Kami