Indahnya Cinta Yang Terpelihara Hingga Kakek dan Nenek
Kalangan Sendiri

Indahnya Cinta Yang Terpelihara Hingga Kakek dan Nenek

Puji Astuti Official Writer
      4230

Amsal 31:27

Ia mengawasi segala perbuatan rumah tangganya, makanan kemalasan tidak dimakannya.

Bacaan Alkitab Setahun Mazmur 87; Lukas 8; Yeremia 13, 22

Kedatangan sepasang pria dan wanita itu ke kafe seperti menonton pertunjukan ballet dengan gerak lambat. Yang pria menggunakan penopang untuk berjalan, dan yang perempuan memakai tongkat. Setelah pria itu melewati pintu, dia memegangi pintu itu untuk pasangannya, membungkuk saat dia lewat,seperti seorang prajurit yang baru saja pulang dengan kemenangan dari perang. Saya berpikir bagaimana mereka mengatasi penopang untuk berjalan milik si pria yang menghalangi pintu!  Gantian, si wanita memegangi pintu cukup lama sehingga pasangannya bisa mengambil penopangnya. Kemudian, dia memegang tangan suaminya, dan berjalan bersama - sangat pelan- ke meja. Dia kemudian mempersilahkan istrinya duduk, baru dia mengantri untuk memesan. 

"Tolong, minta kopi dua."

"Baik pak." Jawab kasir itu. "Kamu mau lima sendok krim dan dua sendok gula? Dan gula untuk istrimu?"

"Seperti biasa."

"Apakah kamu mau roti isi telur hari ini?"

"Ya bu. Kami ingin tom.."

"Tomat? Diiris tipis? Dengan lada di roti isi milik istrimu?"

"Ya, tolong.."

"Ini kopimu. Biskuitnya akan diantar."

Pria itu kemudian menyeimbangkan kopi dan biskuitnya ditatakan penopang yang membantunya berjalan. Dia kemudian kembali ke mejanya. Saya tau bahwa untuk kesana butuh waktu panjang. Saya tidak bisa bersabar lagi saat saya melihat para pegawai kafe itu membiarkan saja kedua orangtua itu. 

"Maafkan saya," saya berkata kepada kasir itu. "Pria itu butuh pertolongan. Bisakah kamu meminta seseorang untuk membawakan pesanannya?"

"Tidak bu," jawabnnya. 

"Dan, jika boleh saya tanya mengapa?"

"Karena dia mencintai setiap detil perjalanan itu," ungkap kasir itu, "dan dia tidak menginginkan bantuan."

"Apakah kamu yakin?"

"Ya. Kami pernah mencobanya tetapi dia berkata dia melayani istrinya. Saya dengar dia menarikkan selimutnya setiap malam dan menaruh daun mint di bantal untuk dia.."

"Karena mereka mencintai setiap detilnya?"

"Ya, bu. Mereka berdua saling mencintai dan telah menikah selama 53 tahun."

"Terima kasih. Maaf sudah mengganggu. Saya minta maaf karena sudah salah menilai."

Saya kemudian mengambil Alkitab dari dompet saya dan membuka bacaan Alkitab saya untuk hari itu. Saya membaca Amsal, "Ia mengawasi segala perbuatan rumah tangganya.." (Amsal 31:27). Saya melihat jelas karakter itu dalam diri sang istri. Dia adalah gambaran kelemahlembutan dan penuh penghargaan. "Anak-anaknya bangun, dan menyebutnya berbahagia, pula suaminya memuji dia:" (Amsal 31:28). Saya akui saya iri dengan perhatian si pria tadi pada istrinya. Cintanya pada sang istri sangat besar! Saya teringat Efessus 5:25a, "Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat.." dan bagaimana pasangan itu sama-sama meneladankan kasih yang seperti ditulis di Alkitab itu, mereka saling peduli kebutuhan satu sama lain dengan kelemahlembutan dan perhatian hingga hal-hal detil. 

Saya buru-buru menyelesaikan sarapan saya; Saya harus cepat sampai di kantor atau saya akan terlambat. Tetapi, saya tahu harus berhenti sebentar di satu tempat. Saya berhenti di toko grosir dan membeli sekantong coklat mint hijau. Malam ini, saya mau memulai tradisi baru. Suami saya akan tahu, dengan perhatian saya kepada hal-hal detil, bahwa dia dicintai. 

Bagaimana dengan kamu? Apakah orang-orang disekelilingmu sudah tau bahwa kamu mencintainya dengan hal-hal detil yang kamu lakukan bagi mereka?

Copyright © October 27, 2016, Diane Virginia. Digunakan dengan ijin. 

Ikuti Kami