Kalau Kamu Adalah Terang, Apakah Orang Lain Melihat Perbedaan dalam Dirimu?
Kalangan Sendiri

Kalau Kamu Adalah Terang, Apakah Orang Lain Melihat Perbedaan dalam Dirimu?

Lori Official Writer
      5296

Matius 5: 14

Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.


Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]Mazmu65[/kitab]; [kitab]Marku15[/kitab]; [kitab]Hosea11-12[/kitab]

Lalu lintas adalah masalah utama bagi orang-orang yang tinggal di kota metropolitan. Kadang kamu akan seperti berada di tengah hutan mobil. Dalam perjalanan saya setiap hari, aku suka sekali membaca stiker yang menempel di mobil-mobil. Stiker-stiker itu bahkan bisa membuat perjalananku terasa lebih pendek.

Aku bahkan terpukau dengan pesan-pesan di dalam stiker itu. Ada banyak yang bahkan berisi pesan Kristen seperti:

“Yesus Kristus – Jangan tinggalkan bumi ini tanpa Dia.”

“Teori Big Bang: Tuhan bersabda, dan BANG, semua itu terjadi.”

? ?Yesus mengasihimu.”

“Tuhan adalah kasih.”

Ada banyak pesan-pesan Kristen lainnya…

Lewat pesan-pesan stiker inilah aku mulai bertanya ke diri sendiri, “Kalau ada begitu banyak dari kita yang percaya (Tuhan), kenapa orang-orang tidak terlihat berbeda? Apakah pengalaman keselamatan dalam hidupku mempengaruhi cara hidupku juga? Apakah orang-orang melihat perbedaan di dalam diriku? Apakah tindakanku menyebabkan rasa lapar bagi orang lain? Atau apakah pesan di stiker itu justru tenggelam oleh gaya hidup yang sama sekali nggak menunjukkan gaya hidup yang sama sekali tidak dikontrol oleh Tuhan?”

Dalam Matius 5: 13-14 dikatakan, “"Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.” Ayat ini membuatku berpikir bahwa kita sepertinya harus sama-sama menghidupi pesan berharga ini dalam hidup kita, orang-orang mungkin akan memperhatikannya. Orang lain pasti bisa meresapi kebebasan hidup yang sejati dan nyata.

Bisa jadi kita mungkin hidup malah sebaliknya. Mungkin hidup dengan gairah yang seperlunya saja. Mungkin tak lagi menjadikan Yesus sebagai pusat kehidupan. Mungkin keegoisan sudah mengendalikan tindakan kita dan Tuhan hanya sebagai bumbu dari bahan utamanya. Saat hal ini yang terjadi, kita perlu menata kembali diri kita. Kita harus kembali membiarkan Yesus bertahta atas kita. Kita perlu menjadikan-Nya pilot, bukan co-pilot kita.

Selama bertahun-tahun, aku tak pernah memasang stiker apapun di mobilku. Aku berpikir dengan itu aku tak ingin jadi batu sandungan bagi orang-orang di sekitarku. Bisa saja tingkah lakuku nggak mencerminkan sikap menghormati Tuhan saat mengendarai mobil. Tapi mungkin yang harus aku lakukan adalah mengubah sikap pengemudinya. Membuat diriku bertanggung jawab kepada Tuhan dan orang-orang di sekitarku atas tindakanku. Dan yang terpenting bisa melakukan seperti tindakan Paulus yang berkata, “Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus.” (1 Korintus 11: 1)


Pancarkanlah terangmu bagi orang lain dan jangan menutupinya

Ikuti Kami