Tantangan
Kalangan Sendiri

Tantangan

Budhi Marpaung Official Writer
      6261
Ayub 17:2
"Sesungguhnya, aku menjadi ejekan; mataku terpaksa menyaksikan tantangan mereka."

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 8; Wahyu 14; Nehemia 8-9

Tentu dari kita tidak asing dengan sebuah program kuis yang sempat tayang di sebuah televisi swasta di Indonesia, "Who Wants To Be a Millionaire". Kuis dengan hadiah 1 Miliar Rupiah tersebut begitu merajai program-program sejenis yang ada pada saat itu. Namun, bukan total hadiahnya yang menjadi perhatian saya, tetapi bagaimana tiap peserta kuis yang berada di "kursi panas" tersebut mengambil sebuah pilihan yang cukup sulit. Ia harus berpikir apakah harus mengambil keputusan A atau B atau C atau tidak memilih ketiga-tiganya. Sulit, tetapi  memang itulah tantangannya untuk meraih sesuatu.

Tantangan tidaklah sama dengan hambatan. Bila hambatan lebih bersifat spontan atau tiba-tiba, justru tantangan itu dapat diciptakan oleh manusia itu sendiri dan bisa juga dari luar. Kita tidak suka menghadapi suatu hambatan. Kita ingin segala sesuatu yang kita kerjakan berjalan lancar. Akan tetapi terhadap tantangan, orang seringkali mencarinya. Mengapa? Karena di balik sebuah tantangan ada kepuasan diri jika kita mampu mengatasinya. Di balik suatu tantangan ada hasil yang bernilai bagi hidup kita.

Kisah seorang pemuda yang bertanya kepada Tuhan Yesus "bagaimana memperoleh hidup yang kekal" (Matius 19:16-24) merupakan cerita yang sangat pas dalam memahami mengenai hal ini. Suatu hari, seorang pemuda kaya datang kepada Yesus dan bertanya, "Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" Awalnya Yesus menyuruh orang muda itu  menghormati orang tuanya sendiri seperti yang ditulis dalam taurat Musa. Namun, hal itu ternyata telah dijalani orang muda tersebut selama ini.

Singkat cerita, ketika sang pemuda mendengar bahwa dirinya harus menjual seluruh harta kepunyaannya dan mengikuti Yesus, ia menjadi tidak bersemangat lagi. Wajahnya berubah sedih karena ia memiliki harta yang banyak dan berpikir bahwa sangat disayangkan bila semua itu harus dilepas hanya demi mengikut Yesus Kristus. Akhirnya, sang pemuda itu pun gagal melewati tantangan memperoleh hidup kekal.

Pada hakikatnya, sebuah tantangan bukanlah untuk menambah persoalan hidup manusia, tetapi memberikan nilai bagi setiap apa yang sedang kita kerjakan. Untuk itulah dibutuhkan keberanian dan ketekunan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Demikianlah dengan iman kita. Penghinaan, penganiayaan, perlakukan tidak adil, hendaklah kita lihat sebagai tantangan yang membuat kehidupan iman kita lebih bernilai.

Tantangan adalah cara yang paling tepat mengetahui seberapa berharganya Yesus Kristus dalam kehidupan Anda.

Ikuti Kami