Prinsip Pelepasan
Kalangan Sendiri

Prinsip Pelepasan

Puji Astuti Official Writer
      9308
Show English Version

Yohanes 8:36
“Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka.”

Bacaan Alkitab Setahun  [kitab]Mazmu97[/kitab]; [kitab]Lukas9[/kitab]; [kitab]Yosua5-6[/kitab]

Dalam bukunya yang berjudul Throw Out Fifty Things (Buang 50 Hal Ini), Gail Blanke menuliskan 4 “Prinsip Pelepasan” yang berguna untuk menolong pembacanya menyingkirkan berbagai sampah dari hidup mereka. Prinsip pertama menyatakan, “Jika hal itu . . . membebanimu, menghalangimu, atau membuatmu merasa tidak nyaman dengan dirimu sendiri; buanglah, berikanlah, juallah, lepaskanlah hal itu, dan lanjutkanlah hidupmu.”

Menurut saya, Prinsip Pelepasan ini juga bisa diterapkan dalam kehidupan rohani: Kita tak perlu terus-menerus terjerat dengan dosa masa lalu. Saudara-saudara Yusuf bergumul dengan hal tersebut. Bertahun-tahun setelah menjual Yusuf sebagai budak, mereka masih mengingat sikap mereka yang kejam dan kini mereka takut Yusuf akan membalas dendam (Kej. 50:15). Jadi mereka mengirim pesan kepada Yusuf dan memohon pengampunannya (ay.16-17). Mereka tetap merasa bersalah meski Yusuf telah berbuat baik dan meyakinkan mereka (45:4-15).

Banyak dari kita yang terus-menerus terjerat dengan berbagai kesalahan kita di masa lalu, meski orang-orang yang pernah kita lukai telah mengampuni dan berbuat baik kepada kita. Meski demikian, kemerdekaan sejati terjadi ketika kita mengakui kesalahan kita kepada Allah. Dia mengampuni kesalahan kita (1Yoh. 1:9) dan kita dijauhkan darinya (Mzm. 103:12). Seperti yang dituliskan di sebuah ayat, Dia membuang segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut! (Mik. 7:19). Karena inilah, kita bisa mengingatkan diri sendiri bahwa Sang Anak telah memerdekakan kita, dan kita pun benar-benar merdeka (Yoh. 8:36).

Harga kemerdekaan kita dari dosa telah dibayar dengan darah Yesus.

Ikuti Kami