Dibawah Ancaman Maut
Kalangan Sendiri

Dibawah Ancaman Maut

Puji Astuti Official Writer
      4356

1 Raja-raja 19:13

Segera sesudah Elia mendengarnya, ia menyelubungi mukanya dengan jubahnya, lalu pergi ke luar dan berdiri di pintu gua itu. Maka datanglah suara kepadanya yang berbunyi: "Apakah kerjamu di sini, hai Elia?"

Bacaan Alkitab Setahun : Amsal 30; Kolose 3; 2 Tawarikh 16-17

Elia meringkuk dalam sebuah gua yang jaraknya bermil-mil jauhnya dari rumah tinggalnya dalam keadaan putus asa dan ketakutan. Sambil menghangatkan diri dengan jubahnya, Elia mengingat mengapa dia bisa berakhir di tempat gelap dan lembap itu. Bayangan Ratu Izebel dan ancaman mengerikan darinya berkelebat dalam pikirannya kembali. Saat itu, Elia hampir lupa mukjizat yang Tuhan lakukan di Gunung Karmel dan kemenangan rohani yang diraihnya disana. Sebaliknya, dia bersembunyi karena ketakutan (1 Raja-raja 19).

Pada titik tertentu dalam hidup kita, terkadang kita sama seperti Elia. Tuhan pernah menerobos masuk dalam kehidupan kita dan menjawab permohonan doa kita, sampai kita dibuat-Nya terperangah dan kagum. Namun hanya dalam sekejab, saat kita melihat dari jauh ancaman datang, hal itu membuat iman kita langsung jatuh. Alih-alih kita tidur nyenyak dimalam hari, malah kita terjaga dan hanya bisa bolak-balik di tempat tidur sambil bertanya-tanya akankah Tuhan menolong kita kali ini. Padahal sudah pasti Tuhan akan menolong kita.

Kesalahan pertama Elia adalah dia berpikir bahwa dirinya adalah satu-satunya orang di Israel yang masih memiliki hati nurani yang murni di hadapan Tuhan. Kesombongan selalu membawa kita kepada ketakutan, kesepian dan keputusasaan. Namun sewaktu Elia bersembunyi di gua, Tuhan mulai mendemonstrasikan kekuatan-Nya yang perkasa kepada nabi-Nya itu. Pertama, Ia membuat angin kencang yang memporak-porandakan gunung itu, kemudian gempa bumi terjadi, dan akhirnya muncul api yang besar. Namun dalam kesemuanya itu, Tuhan tidak hadir. Kemudian nabi Elia mendengar angin sepoi-sepoi bertiup disekelilingnya, dan ia langsung mengenali bahwa saat itu hadirat Allah sedang menaunginya.

Tuhan bahkan tidak butuh mengangkat satu jari-Nya untuk menangani masalah yang terjadi dalam hidup kita. Dia cukup berfirman maka semua badai dalam kehidupan kita akan lenyap. Namun Tuhan ingin perhatian kita, seperti dalam kasus Elia, Tuhan menarik perhatiannya melalui angin keras, gempa bumi dan api untuk menunjukkan kuasanya. Namun tujuan dari semuanya itu adalah Tuhan ingin kita mendekatkan diri kepada-Nya. Bapa Sorgawi yang penuh kasih itu ingin kita percaya kepada-Nya, seperti apapun ancaman yang kita hadapi. Untuk itu luangkanlah waktu berada di dalam hadirat-Nya dan dengarkanlah suara-Nya. Percayalah, pertolongan-Nya tidak pernah terlambat, dan tidak ada satu pribadipun dapat menjamah kehidupan kita jika bukan karena seijin Dia.

Jika Anda dikepung masalah hari ini, ingatlah bahwa Tuhan masih berdaulat dalam kehidupan Anda.

Ikuti Kami