Waspada Sejak Dini
Kalangan Sendiri

Waspada Sejak Dini

Budhi Marpaung Official Writer
      3108
Kejadian 4:7
Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 150; Wahyu 6; Ester 3-4

Dalam satu cerita Donal Bebek, pernah dikisahkan Donal yang bingung untuk bertindak: bertindak baik atau bertindak buruk. Lalu muncullah dua figur di kepalanya, yakni tokoh putih dan tokoh hitam. Kedua figur itu mati-matian berusaha memengaruhi Donal agar memperhatikan dan mengikuti nasihat mereka yang pastilah berseberangan. Donal pun harus memilih, mana yang ia ikuti: nasihat si tokoh putih atau hitam.

Firman Tuhan hari ini berkisah tentang Kain yang iri dan marah kepada Habel karena persembahannya tidak diindahkan Tuhan. Sangat mungkin ia juga merasa malu, karena terjemahan bahasa ibrani dari “muka muram” (ayat 6) adalah “wajahnya jatuh”.

Wajah jatuh berarti tak punya muka. Tak punya muka berarti malu. Jadi, Kain merasa iri, marah, dan sekaligus malu akibat Tuhan menolak persembahannya. Akibatnya, Kain melampiaskan kemarahan dan rasa malu serta iri hatinya kepada Habel, adiknya.

Kain membunuh Habel. Ini bukan berarti tanpa peringatan Tuhan. Sebetulnya Tuhan sudah memperingatkan Kain, agar “berkuasa atas dosa yang sudah mengintip di depan pintu” (ayat 7). Namun, agaknya kuasa dosa yang mengintip di pintu Kain yang marah dan malu itu terlalu besar untuk dapat ia kuasai. Hasilnya tragis: Darah Habel tercurah ke tanah akibat pembunuhan yang dilakukan oleh kakak kandungnya.

Godaan si jahat harus kita kalahkan dari sejak awal; sejak godaan itu masih berupa benih. Itu jauh lebih mudah daripada kita mencoba mengalahkannya ketika godaan itu sudah menjadi pohon yang besar.

Dosa besar selalu berawal dari keinginan kecil

 

Ikuti Kami