Wariskan Iman Ketaatan
Kalangan Sendiri

Wariskan Iman Ketaatan

Lestari99 Official Writer
      3087
Ulangan 6:6-7
Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.

Bacaan Alkitab setahun : Mazmur 27; Matius 27; Yesaya 7-8

Pernahkah Anda bertanya, darimanakah Nuh memiliki pengertian iman yang luar biasa sampai ia sanggup membangun bahtera di atas gunung ketika tak ada tanda hujan sama sekali selama bertahun-tahun? Darimanakah Abraham memiliki iman yang luar biasa sampai ia disebut sebagai Bapa orang beriman?

Sebuah fakta mengejutkan ditunjukkan oleh Alkitab secara tersirat. Adam yang hidup selama 930 tahun, jika dirunut dari kelahiran keturunan demi keturunan, sebenarnya Adam masih hidup sampai Lamekh, generasi keturunannya yang ke-9 lahir. Adam mati ketika Lamekh berusia 56 tahun. Lamekh adalah ayah kandung Nuh yang lahir ketika Lamekh berusia 182 tahun. Tak heran jika Nuh memiliki iman yang luar biasa untuk membangun bahtera karena ayahnya, Lamekh, masih mendapatkan pengajaran langsung mengenai iman ketaatan dari Adam, satu-satunya saksi mata hidup dari Taman Eden.

Sama halnya dengan Nuh yang hidup selama 950 tahun. Jika dirunut dari kelahiran keturunan demi keturunan, Nuh masih hidup sampai Abraham, keturunannya yang ke-11 lahir. Nuh mati ketika Abraham nerusia 58 tahun. Tak heran Abraham memiliki iman yang luar biasa karena ia mendapatkan pengajaran langsung dari Nuh, saksi mata hidup ketika Tuhan meluluhlantakkan bumi dengan air bah karena ketidaktaatan manusia.

Bukan tanpa alasan Adam, yang jatuh dalam dosa ketidaktaatan dan diusir dari taman Eden, diberikan umur panjang ketika ia seharusnya mati karena dosa. Karena Adam memiliki tugas dan tanggung jawab yang sangat besar untuk mewariskan iman ketaatan itu kepada keturunannya dari generasi ke generasi. Dari kejatuhannya di Taman Eden, Adam belajar konsekuensi dari ketidaktaatannya kepada Tuhan.

Mewarisi iman ketaatan kepada keturunan kita dari generasi ke generasi merupakan hal yang sangat penting dan vital di mata Tuhan. Mengajarkan anak-anak kita mengenal Tuhan dengan segenap hati dan jiwa merupakan tugas yang tidak bisa dianggap remeh. Tuhan adalah Tuhan, pribadi yang tak pernah berubah dari awal dunia dijadikan. Tuhan selalu ingin bersekutu dengan manusia ciptaan-Nya. Dan hal itu hanya dapat dilakukan jika kita memiliki pengenalan yang benar akan Dia.

Jadilah generasi yang mewariskan iman ketaatan itu kepada generasi selanjutnya. Ketaatan yang lahir dari iman tidak mengecewakan.

Ikuti Kami