Kain Merah dan Matador
Kalangan Sendiri

Kain Merah dan Matador

Theresia Karo Karo Official Writer
      6858

Lukas 22:46

Bangunlah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan.

Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]mazmu95[/kitab]; [kitab]lukas16[/kitab]; [kitab]danie9-10[/kitab]

Dengan garang, si banteng menyeruduk kain merah di tangan matador. Setelah berulang kali melakukan hal yang sama, hewan bertanduk itu pun kelelahan. Sebab tiap kali mendekati kain merah, Si matador selalu mengibaskannya. Banteng tadi tidak sadar bahwa kain merah itu bukanlah lawan yang sebenarnya.

Ilustrasi tadi mungkin bisa menggambarkan bagaimana peperangan Israel melawan Amalek. Perang ini bukan sekedar adu kekuatan antara dua kekuatan militer. Sebab

Amalek hanya alat-semacam “kain merah” yang dikibaskan oleh kekuatan yang ingin menghambat rencana Allah bagi masa depan Israel. Sehingga Musa sebagai pemimpin Israel perlu memimpin bangsanya menghadapi perang tersebut secara tepat. 

Lalu, bagaimana caranya? Adalah dengan “mengangkat tangan”, yakni terus berdoa, seperti lazimnya umat Israel berdoa dengan menadahkan tangan (Ezra 9:5; 1 Timotius 2:8) sampai kemenangan mereka raih. 

Doa yang tak henti, karena tidak dilakukan sendiri tetapi bersama-sama, sebagaimana Musa berdoa bersama Harun dan Hur besar sekali kuasanya (Keluaran 17:8-16). Sebab Tuhan-lah yang berperang melawan “si musuh sejati”.

Hidup kita serupa pertempuran. Banyak musuh menyerbu; desakan nafsu, situasi pelik, orang sulit di pekerjaan, pengusik ketenangan rumah tangga, penjegal karier, pesaing yang curang, pengacau, dan pemfitnah di gereja. 

Menghadapi hal-hal ini dengan kekuatan fisik hanya akan membuat kita lelah dan kalah. Apalagi jika kita pun terkecoh untuk membalas dengan cara serupa. Kita mesti sadar bahwa mereka hanya “kain merah”, bukan “Si matador” yang mengibarkannya. Jadi, hadapilah dengan doa. Angkatlah tangan, tetaplah berdoa! 

Jika Anda menjadi lelah, mintalah saudara seiman untuk turut menopang dan berdoa bersama kita. Andalkan kekuatan Allah dalam melawan “sang matador”, si penguasa kegelapan. (Sabda.org)

Peperangan rohani harus dihadapi dengan senjata rohani pula.


Apakah artikel ini memberkati Anda? Jangan simpan untuk diri Anda sendiri. Ada banyak orang di luar sana yang belum mengenal Kasih yang Sejati. Mari berbagi dengan orang lain, agar lebih banyak orang yang akan diberkati oleh artikel-artikel di Jawaban.com seperti Anda. Caranya? Klik disini.

Ikuti Kami