Hidup Sebagai Anak Raja
Kalangan Sendiri

Hidup Sebagai Anak Raja

Budhi Marpaung Official Writer
      4729
Galatia 4:7
"Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak, jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah" (Galatia 4:7)

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 149; Wahyu 5; Ester 3-4

Ada sebuah kisah kuno mengenai seorang bernama Astyages yang berniat membunuh pangeran dan masih bayi bernama Cyrus. Lalu ia memanggil seorang prajurit di lingkungan rumahnya dan menyuruhnya membunuh bayi itu. Si prajurit ini pun menuruti perintah dari atasannya tersebut dengan menyerahkan sang bayi kepada seorang gembala yang ditemuinya, "taruhlah bayi ini ke atas gunung dan tinggalkan setelah itu biar ia mati kedinginan disana."

Tetapi gembala dan istrinya justru mengambil bayi itu dan memeliharanya seperti anak mereka sendiri. Karena dibesarkan dalam keluarga yang sederhana, bayi kecil yang sudah beranjak besar ini pun mengira bahwa mereka adalah orangtuanya yang sebenarnya. Ia tidak menyadari darah bangsawan dan garis keturunan raja yang ada dalam dirinya. Karena ia berpikir ia seorang anak petani, ia hidup seperti seorang petani.

Banyak dari orang Kristen yang tidak menyadari mereka adalah ahli waris raja. Status itu mereka terima karena perbuatan Kristus. Mereka hidup seperti gembala rohani yang miskin ketika mereka seharusnya hidup sebagai raja. Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat Galatia menuliskan bahwa orang percaya "adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus" (Galatia 3:26).  Ia juga mengatakan, "Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: ‘ya Abba, ya Bapa.' Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu adalah ahli-ahli waris, oleh Allah" (4:6-7).

Allah telah memberi kita segala yang kita perlukan untuk hidup penuh kemenangan dan kelimpahan. Jangan hidup seperti "petani miskin".

Seorang anak pasti memancarkan karakter bapaknya.

Ikuti Kami