Apa Yang Kamu Takutkan?
Kalangan Sendiri

Apa Yang Kamu Takutkan?

Inta Official Writer
      3602

Yohanes 4:18

"Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia masih tidak sempurna di dalam kasih."

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 10; Matius 10; Kejadian 19-20

Apakah itu masa depanmu? Atau mungkin, kematian? Bisa juga kamu takut kehilangan pekerjaan atau kehilangan tempat tinggal.

Saya nggak pernah bisa lupa kapan rasanya Tuhan mengingatkan saya soal hal ini. Saat itu, sudah 30 hari lamanya saya kehilangan pekerjaan. Saya harus menjula rumah yang sedang saya tempati untuk bisa bertahan hidup, dan anjing, teman baik saya yang sudah saya urus sejak ia masih bayi harus meninggalkan saya. Terlepas dari semua hal yang saya hadapi, hari itu adalah hari Natal.

Suatu pagi, ketika saya sedang berusaha untuk mengumpulkan kembali harapan, saya menemukan 1 Yohanes 4:18, "Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia masih tidak sempurna di dalam kasih."

"...Kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan..." Lantas, mengapa saya masih mengalami ketakutan? Jawabannya saya temukan dengan cara yang sangat sederhana, tetapi juga cukup mengalihkan perhatian saya. Saya pikir, saya pasti belum mengalami kasih Tuhan yang sempurna itu secara utuh. Hal itu kemudian membuat saya bertanya-tanya. "Nggak lah! Saya mengasihi Tuhan, saya rajin ke gereja, mengikuti kelas Alkitab, berdoa.."

Namun, tunggu dulu. Pikiran saya langsung terhenti. Saya bertanya, apakah saya membaca ayat itu dengan benar? Kasih yang ada di dalam ayat itu, sebenarnya buat siapa sih? Dilihat dari sudut pandang saya atau Tuhan?

Saya membacanya lagi.. "Kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan." Iya, benar. Kasih yang sempurna. Cuma Tuhan yang sempurna. Dari sini saja, sudah sangat jelas kalau ayat ini mengacu kepada kasihnya Tuhan. Lalu, apakah ada bagian Alkitab yang menyatakan kalau kasih yang Tuhan berikan itu tergantung dari kita, pikiran kita, atau perbuatan kita? Sama sekali tidak.

Faktanya, Alkitab menggambarkan sebuah gambaran yang indah mengenai kebenaran ini pada saat Yesus dibaptiskan. Sebelum Yesus menyatakan mujizatnya, sebelum Ia bisa menyembuhkan banyak orang, Allah Bapa mendeklarasikan kasihNya kepada AnakNya.

Sebelum Yesus memulai pelayananNya, Bapa menyatakan kasihNya dalam Matius 3:17b, "...Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.."

Tuhan menawarkan kasih yang sama pada saya dan saudara. Nggak kurang, nggak lebih. Seperti halnya Yesus yang belum melakukan apa pun untuk mendapatkan kasih dari BapaNya, kita juga sama. Kasih Tuhan tidak bergantung dari apa yang kita lakukan atau yang tidak kita lakukan. Sebab itulah sifat Bapa (roma 8:28).

Meski Alkitab sudah menyingkapkan mengenai hal itu, saya masih belum bisa memahami kenapa saya masih mengalami rasa takut. Itulah saat dimana saya membawa ayat lanjutannya.

"...sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih." (1 Yohanes 4:18).

Pikiran saya berdebat, "Saya tidak takut dengan hukuman, saya hanya takut kalau harus kehilangan pekerjaan atau tempat tinggal.." kemudian, saya menyadari sesuatu. Kebenaran menerangkan bahwa kita menyebut Allah sebagai Bapa kita.

Jika kita tidak percaya kalau Bapa akan memenuhi kebutuhan sehari-hari padahal kita tahu betul bahwa Tuhan itu sanggup untuk melakukannya, maka tidak heran kalau kita tidak merasakan kasih yang sempurna itu.

Dengan kata lain, banyak diantara kita yang berpikir kalau Tuhan sedang menghukum kita karena tidak punya kedekatan denganNya. inilah yang disebut sebagai menghakimi diri sendiri. Musuh kita, si iblis, senang sekali kalau kita terperangkap dengan cara ini. Namun, bersama Yesus, iblis tidak akan berkutik lebih jauh lagi.

Bapa, ketika saya menghadapi berbagai pencobaan, beri kami keberanian untuk menghadapinya di hadapan Tahta Kasih KaruniaMu. Tolong singkapkan apa saja yang menghalangi saya dalam merasakan kasihMu yang sempurna itu, ya Bapa. Dekatkan dan ajari saya tentang kasihMu yang sempurna itu, sebab kasihMu yang sempurna ini dapat menghilangkan segala ketakutan. Amin.

Hak Cipta © Shadia Hrichi, digunakan dengan izin.

 

Ikuti Kami