Mana Suara Piccolo?
Kalangan Sendiri

Mana Suara Piccolo?

Theresia Karo Karo Official Writer
      6107
Yohanes 6:9
“Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?”

Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]mazmu21[/kitab]; [kitab]ikori12[/kitab]; [kitab]0ayub20-21[/kitab]

Sir Michael Costa sedang memimpin sebuah latihan orkestra yang memainkan berbagai macam alat musik secara serempak. Di tengah-tengah latihan, bersamaan dengan suara terompet yang nyaring, drum yang berdentum-dentum, dan biola yang mengalunkan melodi yang indah, si pemain piccolo (sejenis suling kecil) menggerutu pada dirinya sendiri, “Apa gunanya saya? Lebih baik saya berhenti bermain saja. Toh tak ada orang yang bisa mendengarkan saya.”

Begitulah, ia tetap menaruh piccolonya di sela mulutnya, tetapi ia tidak meniupnya. Sesaat kemudian, sang konduktor berteriak, “Berhenti! Berhenti! Suara piccolonya mana?” Ternyata suara piccolo tidak terdengar oleh orang terpenting dalam orkestra itu.

Pada waktu-waktu tertentu kita mungkin merasa bahwa kita tidak berarti dan tidak berguna. Karena dikelilingi orang-orang yang memiliki talenta yang lebih besar dari kita. Sehingga saat kita merasa lemah, kita cenderung menarik diri dan membiarkan orang lain mengerjakan suatu pekerjaan. Kemudian perasaan ini membawa kita pada pemikiran, bahwa apa yang kita berikan tak akan banyak artinya.

Kita lupa pada kebenaran yang dinyatakan Tuhan saat Dia memanfaatkan lima roti dan dua ikan kecil untuk memberi makan begitu banyak orang [kitab]yohan6:1-14[/kitab]. Ingatlah bahwa Allah menciptakan masing-masing kita dengan talenta yang penting, yang dapat dipersembahkan kepada-Nya.

Hal yang sama juga berlaku seperti yang dirasakan di peniup piccolo tadi, saat kita menggunakan segenap talenta kita bagi Tuhan. Entah itu besar atau kecil, pertunjukan belumlah lengkap sebelum kita melakukan yang terbaik dengan apa yang kita miliki.

Melakukan hal kecil dengan baik, merupakan hal yang besar di mata Allah.

Ikuti Kami