Berebut Kepemimpinan
Kalangan Sendiri

Berebut Kepemimpinan

Lori Official Writer
      6295

Matius 20: 28

Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.

 

Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]Mazmu82[/kitab];[kitab]0Roma10[/kitab];[kitab]Ulang11-12[/kitab]

Perilaku anak-anak kerap membuat kita geli dan gemas. Kita memaklumi tingkah mereka sebab mereka memang tengah dalam tahap pertumbuhan dan pencarian jati diri. Akan tetapi, apabila perilaku itu terus terbawa sampai beranjak dewasa, maka rasanya akan sangat memuakkan bukan? Sikap itu disebut kekanak-kanakan.

Sikap kekanak-kanakan juga diperlihatkan oleh para murid Yesus ketika memperdebatkan siapa yang lebih besar, siapa yang paling pantas memimpin di antara mereka. Murid-murid ingin berada di posisi kepemimpinan, suatu posisi yang menuntut kedewasaan, tetapi mereka memandang kepemimpinan sebagai dunia yang berpusat pada aku, diriku, dan milikku. Kepemimpinan disambut sebagai wahana untuk memuaskan kepentingan dan ambisi pribadi.

Untungnya, Tuhan Yesus mengoreksi pandangan itu. Dia mengajukan cara pandang yang menjungkirbalikkan perspektif para murid. Kepemimpinan sejati tidak berfokus pada diri sendiri, tetapi pada kesejahteraan orang lain. Bekal utamanya ialah kerendahan hati dan kesediaan untuk melayani sesama (Mat 20: 26-28). Seorang pemimpin akan rela menyingkirkan kepentingan pribadinya demi memberikan sumbangsih yang bermakna bagi orang banyak. Cara pandang Yesus jelas berbeda dengan cara pandang murid. Yesus menyebut bahwa kepemimpinan bukan soal kedudukan, melainkan soal sikap dan motivasi hati.

Saat yang sama juga sedang kita rasakan di tengah bangsa kita. Banyak orang yang memilih untuk maju sebagai pemimpin. Persoalannya adalah apa yang melandasi diri kita untuk maju sebagai pemimpin? Mengejar posisi atau mengutamakan kesediaan untuk melayani sesama? Mengincar keuntungan pribadi atau sungguh-sungguh rindu untuk memberkati orang lain dan berkorban secara pribadi? Atau bersediakah kita menjadi pemimpin yang merendahkan diri sebagai pelayan?

Menjadi pemimpin adalah sebuah panggilan yang luhur dan sejati dari Tuhan. Sehingga diperlukan seorang yang mau merendahkan diri untuk dipakai sebagai pelayan.

Ikuti Kami