Kepuasan Sementara Vs Kepuasan Sejati, Mana yang Anda Inginkan?
Kalangan Sendiri

Kepuasan Sementara Vs Kepuasan Sejati, Mana yang Anda Inginkan?

Claudia Jessica Official Writer
      2693

Roma 1: 22-23

Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh. Mereka menggantikan kemuliaan Allah yang tidak fana dengan gambaran yang mirip dengan manusia yang fana, burung-burung, binatang-binatang yang berkaki empat atau binatang-binatang yang menjalar.

 

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 107; Yakobus 4; Yehezkiel 19-20

Seluruh umat manusia ditandai dengan keinginan “tak terpuaskan” akan keajaiban. Kita merindukan apa yang tidak dapat dijelaskan, dan tak terduga. Tapi kita sering kali dipuaskan sementara oleh hal-hal duniawi.

Kita diciptakan untuk mengagumi sifat tak terlihat dan keajaiban, karya supernatural Tuhan. Kita diciptakan untuk mengenal Tuhan yang menciptakan alam semesta yang begitu luas ini secara pribadi. Kita diciptakan untuk mengalami persekutuan dengan Tuhan yang menciptakan sesuatu yang sangat kecil bahkan mikroskop terbesar pun tidak bisa menangkapnya. Kita melayani Tuhan keajaiban yang dapat memuaskan keinginan kita yang tak terpuaskan untuk daya tarik tersendiri.

Roma 1: 22-23 mengatakan, “Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh. Mereka menggantikan kemuliaan Allah yang tidak fana dengan gambaran yang mirip dengan manusia yang fana, burung-burung, binatang-binatang yang berkaki empat atau binatang-binatang yang menjalar.”

Dosa mengalihkan pandangan kita dari Allah ke ciptaan-Nya. Kita menukar apa yang membuat kita terpesona dengan berhala yang tidak pernah dirancang untuk memuaskan kita sama sekali. Dalam budaya kita, seringkali kita lebih mengidolakan ciptaan-Nya dari Sang Pencipta itu sendiri.

Kita menghabiskan waktu berjam-jam untuk menempatkan harapan kita pada apa yang tidak akan pernah memuaskan kita. Saya dapat melihatnya dalam diri saya sendiri. Saya berpindah dari acara TV 1 ke acara TV 2, ide ke ide, materi ke materi, hanya untuk mencari sesuatu yang dapat membuat saya terpesona. Saya mungkin akan terpesona pada sesuatu selama seminggu atau sebulan, dan kemudian akan merasa bosan.

Allah memanggil kita ke kehidupan yang dipulihkan dimana kita akan mengalami keajaiban di dalam Dia, dan mendatangkan kedamaian, sukacita, pemenuhan, dan tujuan. Dia memanggil kita untuk berhenti mencari apa yang perlu dikagumi dari dunia, dan mengakarkan diri kita dalam Dia yang dapat memuaskan kita selamanya. Dia memanggil kita untuk melihat dunia melalui perspektif surgawi untuk melihat bahwa semua ciptaan-Nya, baik atau buruk, akan menarik kita kepada diri-Nya.

Luangkanlah waktu dalam doa untuk menilai cara-cara yang selama ini Anda lakukan untuk mencari kepuasan atas keinginan Anda akan keajaiban. Semoga Anda sepenuhnya mengagumi Bapa surgawi Anda yang penuh kasih.

 

Doa:

1. Nilailah hatimu sendiri

Dimana Anda mencari keajaiban? Apakah Anda mencari yang diciptakan atau Sang Pencipta itu sendiri untuk memuaskan keinginan Anda untuk terpesona?

2. Mintalah Roh Kudus untuk membantu Anda menjelajahi kedalaman Tuhan

1 Korintus 2: 10 “Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah.”

Amsal 25: 2 “Kemuliaan Allah ialah merahasiakan sesuatu, tetapi kemuliaan raja-raja ialah menyelidiki sesuatu.”

3. Mintalah Tuhan untuk mengajari Anda sesuatu yang baru tentang diri-Nya

Minta Dia untuk menunjukkan kepada Anda bagaimana Dia ingin memuaskan kebutuhan Anda akan keajaiban

Mazmur 5: 8 “Tetapi aku, berkat kasih setia-Mu yang besar, aku akan masuk ke dalam rumah-Mu, sujud menyembah ke arah bait-Mu yang kudus dengan takut akan Engkau.”

1 Tawarikh 16: 29 “Berilah kepada TUHAN kemuliaan nama-Nya, bawalah persembahan dan masuklah menghadap Dia! Sujudlah menyembah kepada TUHAN dengan berhiaskan kekudusan.”

 

Tuhan merancang dunia sedemikian rupa sehingga akan mengarahkan kita kembali kepada-Nya.

 

Hak cipta oleh Craig Denison, disadurkan dari First15.org.

Ikuti Kami