Bagaimana Hidup Sebagai Orang Kristen?
Kalangan Sendiri

Bagaimana Hidup Sebagai Orang Kristen?

Claudia Jessica Official Writer
      2603

Matius 28:18

Yesus mendekati mereka dan berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.”

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 56; Kisah Para Rasul 28; Imamat 22-23

Markus 1:24 "Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah."

Banyak kepala menoleh ketika tangisan seorang pria memecah atmosfer yang tenang di sinagoge. Dengan sekali lihat, para penyembah mengetahui bahwa ini adalah jiwa yang tersiksa menderita kerasukan setan.

“Oh tidak! Apa yang Anda inginkan dari kami, Yesus dari Nazareth?” Iblis itu berteriak. “Apakah kamu datang untuk menghancurkan kami? Saya tahu siapa Anda — Yang Kudus dari Allah!” (mengutip dari Markus 1:24)

Banyak orang telah menyaksikan atau mendengar tentang pengusiran setan yang melibatkan mantra, ritual aneh, atau alat peraga. Tapi Yesus hanya berbicara dengan kata-kata sederhana: "Diam, dan keluar dari dia!" Kata-katanya cukup untuk membungkam Iblis. Roh jahat itu melempar pria itu ke lantai dengan kejang-kejang dan meninggalkan tubuhnya dengan jeritan.

Hanya beberapa menit kemudian, Yesus membuat orang-orang di sinagoge itu terkagum akan cara-Nya mengajar dengan menggunakan otoritas seperti itu (Markus 1:22) sekarang mereka terpana oleh kekuatannya atas roh-roh jahat.

Dan kata-Nya lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya. (Lukas 4:24) (TB)

Selama berasa di bumi, Yesus berbicara dan mengajar tentang Allah dengan hikmat dan otoritas. Dia menunjukkan kekuasaan atas cuaca, roh jahat, sakit penyakit dan segala jenis kelemahan, dan bahkan kematian.

Namun kebanyakan orang menolak melakukan apa yang dilakukan oleh setiap Iblis yang ditemui Yesus — mengakuinya sebagai Yang Kudus, Anak Allah.

Meskipun roh-roh jahat berusaha untuk melakukan keinginan Setan, namun mereka langsung mematuhi perintah apa pun yang diucapkan oleh Yesus.

Hari ini, banyak orang Kristen memanggil Yesus “Tuhan” tapi menolak untuk mengakui otoritasnya dalam kehidupan sehari-harinya. Yesus mengajarkan bahwa pernyataan lisan tidak ada artinya jika kita tidak taat.

“Mengapa engkau memanggilKu Tuhan tapi tidak tidak melakukan apa yang Kukatakan?” Dia bertanya di Lukas 6:46.

Menjadi pengikut Yesus berarti lebih dari sekedar mengucapkan kata-kata yang benar namun juga berkomitmen sepenuhnya untuk menaati Firman Tuhan dan tunduk kepada Yesus sebagai Tuan kita.

Yakobus membuat kasus yang meyakinkan bahwa iman lebih dari sekadar persetujuan intelektual. “Kamu percaya bahwa hanya ada satu Tuhan.” Dia tulis. “Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setan pun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar. (Yakobus 2:19)

Suratnya menjelaskan bahwa iman yang benar akan selalu menghasilkan kehidupan yang ditandai oleh kehidupan yang beriman dan perbuatan baik.

Sebelum Yesus naik ke Surga, dia menugaskan murid-muridNya untuk memuridkan berdasarkan otoritas yang diberikan kepadanya oleh Allah Bapa.

Saat kita mematuhi perintah itu, hidup kita dipenuhi oleh otoritasnya ketika kita memberi tahu orang lain tentang Allah, mengajar Kitab Suci, mengahadapi kejahatan di dunia danm membawa kesembuhan kepada orang-orang yang terluka.

Jika kita sepenuhnya taat pada Yesus, maka orang-orang juga akan melihat otoritas-Nya melalui kita.

Yesus mendekati mereka dan berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.” (Matius 28:18) (TB)

Tanyakan kepada dirimu sendiri: Apakah hidupku tekah mencerminkan otoritas Yesus atasku dan melalui aku?

Ikuti Kami