Nasi Sama-sama Jadi Makanan Pokok dengan Jepang, Kenapa Hanya Indonesia yang Obesitas?
Sumber: canva.com

Health / 20 July 2023

Kalangan Sendiri

Nasi Sama-sama Jadi Makanan Pokok dengan Jepang, Kenapa Hanya Indonesia yang Obesitas?

Claudia Jessica Official Writer
1584

Kelebihan berat badan atau obesitas adalah masalah kesehatan yang sangat penting bagi Indonesia. Terutama orang-orang yang menyandang obesitas lebih rentan mengalami masalah kesehatan seperti penyakit jantung, stroke, diabetes, dan berbagai jenis kanker.

Menurut data Unicef, orang-orang yang mengalami obesitas di Indonesia terus bertambah setiap tahunnya dan menurut data yang diambil dari katadata.co.id, Indonesia saat ini berada di peringkat ke-18 dari 104 negara yang terdata dalam hal obesitas.

Salah satu faktor yang membuat tingkat obesitas di Indonesia meningkat adalah pola makan yang kurang sehat. Makanan tidak sehat yang mengandung tinggi gula dan tinggi lemak justru cenderung lebih mudah dan murah untuk didapatkan. Inilah yang menyebabkan banyak masyarakat Indonesia mengalami obesitas.

Anda tentu pernah mendengar ungkapan populer ini, “Belum makan kalau belum makan nasi.”

 

BACA JUGA: Kasus Obesitas Meningkat?! Hati-hati dengan 7 Gejala Ini, Bisa Jadi Anda Sudah Obesitas

 

Nasi menjadi bagian penting dari pola makan masyarakat Indonesia. Padahal, nasi mengandung begitu banyak karbohidrat yang menjadi penyebab obesitas lho.

Sebagai contoh, 100 gram nasi putih mengandung 130 kalori dan 29 gram karbohidrat. Kurangnya serat dalam nasi juga berkontribusi pada masalah perut buncit dan berat badan yang berlebih.

Nasi Sama-sama Jadi Makanan Pokok dengan Jepang, Kenapa Hanya Indonesia yang Obesitas?

Tahukah Anda, warga Jepang juga menganggap nasi sebagai makanan pokok sehari-hari yang tidak bisa dilepaskan. Tetapi Jepang menjadi negara dengan penderita obesitas terendah di dunia. Namun, kenapa hanya Indonesia yang mengalami Obesitas sedangkan Jepang tidak?

 

BACA JUGA: Waspada Bahaya Obesitas Pada Anak Beresiko Terkena Penyakit Jantung dan Berujung Kematian

 

1. Orang Jepang Lebih Sering Melakukan Aktivitas Fisik

Sekalipun orang Jepang makan nasi sebanyak tiga kali sehari, mereka selalu mengimbanginya dengan melakukan aktivitas fisik yang sepadan untuk membakar kalori yang masuk ke dalam tubuh mereka.

Orang Jepang terkenal dengan kegemarannya dalam berjalan kaki, salah satu aktivitas fisik yang efektif dalam membakar kalori. Sedangkan di Indonesia, tidak banyak orang yang melakukan aktivitas fisik sehingga membuat lemak berlebih cenderung lebih sulit dilakukan, terutama di bagian perut.

 

BACA HALAMAN SELANJUTNYA →

2. Pola Makan yang Seimbang

Alih-alih mengkonsumsi daging, orang Jepang cenderung lebih banyak mengkonsumsi ikan. Mereka juga cenderung mengkonsumsi banyak sayuran dan makanan yang diproses melalui fermentasi sebagai makanan pendamping dari sepiring nasi. Sedangkan orang Indonesia cenderung mengkonsumsi kalori lebih banyak sehingga menurunkan kualitas makanannya serta jarang mengkonsumsi serat.

Prinsip utama di Jepang adalah pola makan yang sehat dan seimbang. Bahkan demi menjaga kesehatan warganya ini, Pemerintah Jepang menerapkan hukum dasar Shokuiku, program pendidikan gizi yang wajib diajarkan di sekolah demi membantu anak-anak mengembangkan kebiasaan makan yang sehat.

Konsep Shokuiku mendorong orang untuk memikirkan bagaimana makanan dapat mempengaruhi perasaan mereka. Selain itu, mereka diajarkan untuk mengenali pentingnya berhenti makan sebelum merasa terlalu kenyang.

 

BACA JUGA: Kopi Susu Bisa Bikin Obesitas, Menkes Terawan Anjurkan Millenial Konsumsi Kopi Ini...

 

3. Mengkonsumsi Makanan yang Difermentasi

Masyarakat Jepang cenderung menyukai makanan yang mengalami fermentasi, seperti natto dan miso. Makanan-makanan tersebut biasanya dikonsumsi sebagai bagian dari sarapan dan telah terbukti memiliki manfaat positif bagi kesehatan usus dan pencernaan.

Tingkat obesitas yang rendah di Jepang berhubungan dengan kebiasaan tersebut yang berperan dalam menjadikan Jepang sebagai salah satu negara dengan tingkat obesitas terendah di dunia sekalipun mengkonsumsi nasi sebagai makanan pokoknya.

Apakah artikel ini bermanfaat dan memberkati Anda? Yuk share artikel ini supaya lebih banyak orang yang membacanya dan merasa diberkati juga.

Sumber : detik.com
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami