Orbit Hati
Kalangan Sendiri

Orbit Hati

Lori Official Writer
      6068
Show English Version
Yesaya 6: 1

Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas tahta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci.

 

Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]Mazmu128[/kitab]; [kitab]Yohan5[/kitab]; [kitab]Yerem32-33[/kitab]

Ketika Allah menciptakan langit, Dia sangat mahir merancang alam semesta dengan urutan yang tepat dan keterpusatan yang sempurna. Jauh melebihi buah pikiran para filsuf dan ilmuwan, arsitek Ilahi kita membuat rancangan surga agar disaksikan oleh mata dunia.

Awalnya, manusia berpikir bumi itu datar dan planet-planet dikelilingi bintang. Aristoteles pun percaya bahwa alam semesta memiliki keteraturan. Dia melihat matahari dan bintang-bintang sebagai lampu-lampu langit yang bergerak mengelilingi bumi.

Selama 1600 tahun, manusia berjuang membongkar misteri antara waktu dan musim. Lalu, sekitar 400 tahun yang lalu seorang rekan bernama Copernicus menemukan bahwa matahari adalah pusat tata surya. Pengetahuan ini mendorong manusia untuk terus memprediksi semua urutan kejadian di bumi dikontrol oleh sosok pencipta yang sempurna.

Begitu juga dengan hidup, jika seseorang tak lagi memiliki pusat yang tepat, kehidupannya akan rusak dan keluar dari orbit. Ada yang menjadikan pekerjaan, bisnis atau uang sebagai pusat kehidupan. Ada pula yang menjadikan suami, istri dan anak-anak sebagai pusat hidupnya. Beberapa lainnya suka menikmati hiburan dan kesenangan, sedang lainnya menjadikan gereja atau pendetanya sebagai pusat hidup. Dan hingga di satu titik manusia kehilangan segala yang dimilikinya. Titik dimana manusia merasakan kehancuran secara fisik, emosi dan spiritual. Hidup berantakan dan rusak.

Ada kursi yang disediakan untuk diduduki oleh tahta tak terlihat. Masalahnya, kita sering mengijinkan orang yang salah untuk menduduki tahta itu. Kita menurunkan tongkat kerajaan dan mengijinkan diri kita hidup dengan cara dan pilihan kita sendiri. Tanpa melibatkan Tuhan di dalamnya. Sehingga satu-satunya harapan adalah memperbaiki orbit hati dan mengundang Tuhan masuk sebagai pusat harapan. Ketika kita sudah membereskan orbit hati, Yesus sebagai pusatnya akan menjagai kita untuk tak keluar dari orbit itu lagi.

Dengan kerendahan hati, kita mempersilahkan sang Raja Mulia menduduki hati kita dan siap menciptakan suatu tatanan dunia baru yang penuh damai. Dan dengan yakin kita berseru dengan suara nyaring ‘Hidup Raja Mulia’.

 

Keteraturan di alam semesta membuktikan bahwa Allah mengambil kendali atas langit, bumi dan mahluk ciptaan-Nya.


Ikuti Kami