Tuhan Yang Sudah Mengadopsi Kita!
Kalangan Sendiri

Tuhan Yang Sudah Mengadopsi Kita!

Inta Official Writer
      2714

"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku."

Matius 25:40b

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 107; Lukas 19; Hakim-Hakim 1-2

Cerita mengenai orang Samaria yang baik membuat saya merasakan seperti ada yang terbakar dalam hati saya. Sepertinya Tuhan membiarkan itu terjadi dan Dia mengatakan kepada saya, "Heidi, saya ingin kamu berhenti untuk mereka semua."

Saya tahu kalau itu merupakan nubuatan Tuhan buat saya. Saya sendirian ketika pertama kali saya melangkahkan kaki di Mozambik. Rolland, suami saya baru saja menyelesaikan tesis doktoralnya.

Saya hanya membeli satu tiket perjalanan pergi dan tidak membawa harta apapun. Dalam dua hari setelah kedatangan di negara itu, saya kehabisan uang. Saat itulah saya memilih untuk duduk di pinggir jalan, bertanya-tanya soal apa yang Tuhan mau saya lakukan.

Disitu, saya mendengar Tuhan berkata, "Di sinilah Aku mengirimmu. Kamu akan melihat kebangunan rohani disini. Aku mau kamu berhenti untuk yang satu itu."

Jadi itulah yang saya lakukan. Tidak ada satupun strategi mengenai bagaimana saya bisa menciptakan kebangunan rohani di tempat ini sampai jangka waktu tertentu. Buat memikirkannya saja sepertinya saya tidak bisa membayangkannya.

Satu hal yang saya tahu, bahwa Tuhan mau saya berhenti untuk tempat ini. Kata Tuhan, "Heidi, Aku mau kamu lihat ini. Aku ingin keinginan yang kuat yang Aku masukan dalam dirimu begitu penuh, sehingga belas kasih bisa mengalir dari dalam hatimu."

Perkataan Tuhan itu membuat saya mulai duduk bersama orang miskin dan menjemput anak-anak disana, saya sangat mengasihi mereka.

Sampai suatu hari saya bertemu dengan Gito.

Saat pertama kali bertemu dengannya, Gito sudah dipukuli habis-habisan, diperkosa, dan hanya tinggal menunggu kematiannya di pinggir jalan. Tubuhnya yang sangat kurus ini sudah lama mengalami kekerasan. Ketika bertemu dengan Gito, saya duduk bersamanya dan memeluknya. Saya mengatakan bahwa saya sangat mengasihinya. Ia terjangkit penyakit AIDS. Namun, terlepas dari kondisinya tersebut, saya tetap memeluknya dan bekata, "Ayo ikut saya, Gito."

Gito ini merupakan awal mula dari kebangkitan.

Tidak ada satupun rencana, tanpa brosur apa pun. Setelah saya mengajak Gito untuk datang bersama-sama, Tuhan benar-benar menyatakan mujizatNya. Gito simbuh total dari AIDS. Tesnya dinyatakan negatif dari dokter. Perlu kita ketahui kalau di luar sana, ada banyak anak-anak yang seperti Gito. Mereka adalah karya kebangkitan Tuhan.

Kata Yesus,

"Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku." (Matius 25:40)

Saya telah melihat wajah Kristus dalam anak-anak. Saya sudah melihat mata Kristus di dalam mata mereka.

Ketika kita bersedia untuk berhenti dan mengalirkan belas kasihan dari Tuhan bagi orang-orang seperti Gito, dan mengatakan bahwa Tuhan sendiri yang mengadopsi dirinya, maka itu akan mengubahkan kehidupannya.

Banyak orang di sekitar kita yang berdarah-darah, depresi dan berada di ujung kematian. Tetapi pakaiannya itu sangat rapi. Mereka bekerja di bank atau kantor. Mereka ada di universitas-universitas ternama. Mereka sama sekali tidak terlihat miskin.

Orang-orang seperti itu terlihat bahagia dan makmur, tetapi sebenarnya mereka terluka, telanjang dan berada di ujung kematiannya. Bisakah kita melihat mereka?

Dikutip dari Reckless Devotion oleh Heidi & Rolland Baker, Copyright © 2014, Chosen Books, sebuah divisi dari Baker Publishing Group. Digunakan dengan izin.

 

Ikuti Kami