Melihat Dengan Kedua Mata, Dan Meraih Janji-janji Allah
Kalangan Sendiri

Melihat Dengan Kedua Mata, Dan Meraih Janji-janji Allah

Puji Astuti Official Writer
      3433

Yesaya 35:4-5

Katakanlah kepada orang-orang yang tawar hati: "Kuatkanlah hati, janganlah takut! Lihatlah, Allahmu akan datang dengan pembalasan dan dengan ganjaran Allah. Ia sendiri datang menyelamatkan kamu!"

Pada waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga orang-orang tuli akan dibuka.

Bacaan Alkitab Setahun Mazmur 76; Ibrani 10; Yeremia 1-2

Aku tidak bisa menolak untuk menatap putriku. Kami berada di halaman belakang, membiarkan anjing baru kami berlari dan bermain. Ekspresi anak perempuanku sangat jelas menunjukkan perasaan geli saat dia melihat anjing coklat, kecil itu mengejar bolanya yang berwarna pink. Pagi itu terang dan cerah, tetapi aku memastikan bahwa kami masing-masing mengenakan jaket berkerudung untuk melindungi wajah kami dari angin dingin yang sejuk.

Aku duduk di kursi rotan, bersyukur bahwa baik putriku  maupun anak anjing itu membakar banyak energi kekanak-kanakan mereka selama permainan mereka. Putriku terus menendang bola merah muda dan menjerit  gembira ketika dia mengejarnya. Aku tahu mereka akan segera kehabisan tenaga, dan aku bisa melihat nanti mereka akan tidur siang yang panjang. Aku merasa sangat diberkati, seperti Tuhan telah menulis, meng-casting, dan mengarahkan film mini hanya untuk kesenanganku.

Ketika aku melihat gadis kecilku, aku memperhatikan bahwa sesuatu terjadi pada pandanganku. Aku bisa melihatnya bermain, tetapi aku juga bisa melihat penutup putih menghalangi pandangaku. Aku akhirnya menyadari bahwa tudung jaketku jatuh di atas mata kananku. Ketika aku menatapnya, aku bisa melihat kehadiran dan ketidakhadirannya secara bersamaan.

Aku  menyipitkan mata kananku, dan aku bisa melihat putriku dengan jelas. Lalu, aku menyipitkan mata kiriku, dan anak perempuanku menghilang. Aku membuka mataku, dan penglihatanku dipenuhi dengan kehadirannya lagi, namun ujung kerudungku masih menghitamkan separuh pandanganku.

"Mungkin aku harus tetap menutup mata kananku," kataku pada diriku sendiri.

"Tapi Aku memberimu dua mata," bisik Roh Kudus kembali.

Sama seperti Yesus, kita adalah manusia yang lahir dari dua dunia: manusia jasmaniah kita lahir dari dunia fisik, tetapi pribadi batin kita lahir dari dunia spiritual.

Ada tubuh sorgawi dan ada tubuh duniawi, tetapi kemuliaan tubuh sorgawi lain dari pada kemuliaan tubuh duniawi.” 1 Korintus 15:40

Ketika pribadi rohani kita dihidupkan melalui Kristus, kita akan melihat kehidupan melalui kedua pasang mata; dan Tuhan telah merancang pandangan kita untuk menggabungkan kedua dunia. Pertanyaannya adalah, mata mana yang akan menjadi mata dominan kita?

Tuhan membuat banyak janji dalam Alkitab, dan Roh Kudus memberi kita banyak janji secara individu. Namun, sulit untuk mengejar janji-janji itu ketika kita tidak melihatnya. Sering kali mata rohani kita lemah karena kita membiarkan mata fisik kita mendominasi kehidupan kita. Tetapi ketika kita berlatih mengembangkan mata rohani kita dengan memperdalam hubungan kita dengan Kristus, membaca Alkitab, dan mempercayai pimpinan Roh Kudus, mata rohani kita mulai bangkit dan memancarkan cahaya.

Intinya adalah bukan belajar cara mematikan pandangan jasmaniah kita; sebaliknya, kita harus belajar untuk melihat melalui kedua mata dan memberikan prioritas pada pandangan rohaniah kita. Melihat keberadaan mukjizat Tuhan (dalam dunia spiritual) dan tidak adanya mukjizat Tuhan (dalam dunia fisik) secara bersamaan memaksa kita untuk berjalan dengan iman. Dan mengejar janji-janji ini memaksa kita untuk memperkuat mata rohani kita dan memberikannya dominasi atas kehidupan kita.

Alkitab berkata,

Langit itu langit kepunyaan TUHAN, dan bumi itu telah diberikan-Nya kepada anak-anak manusia.” Mazmur 115: 16

Meskipun Tuhan adalah pencipta dan pengendali alam semesta, Dia memberikan kepada anak-anak-Nya kehendak bebas untuk menciptakan kebaikan di bumi. Terserah kita untuk melihat melalui kedua mata fisik dan spiritual kita, mencabut janji-janji rohani dan mentransplantasikannya ke dunia nyata.

Hak Cipta © 2018 Alisa Hope Wagner, digunakan dengan izin.

Ikuti Kami