Kekuatan Dibalik Kelemahan
Kalangan Sendiri

Kekuatan Dibalik Kelemahan

Theresia Karo Karo Official Writer
      10930
Show English Version
Keluaran 4:12
Oleh sebab itu, pergilah, Aku akan menyertai lidahmu dan mengajar engkau, apa yang harus kaukatakan.

Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]amsal21[/kitab]; [kitab]efesu4[/kitab]; [kitab]pengk8-9[/kitab]

Ketika Allah memanggil Musa untuk melayani, dia menjawab, “Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara, dahulu pun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada hamba-Mu pun tidak, sebab aku berat mulut dan berat lidah” (Keluaran 4:10).

Perkataan itu menandakan bahwa Musa mungkin mengalami kesulitan dalam berbicara. Tuhan berkata kepadanya, “Siapakah yang membuat lidah manusia, siapakah yang membuat orang bisu atau tuli, membuat orang melihat atau buta; bukankah Aku, yakni Tuhan?” (Keluaran 4:11).

Kelemahan, ketidakmampuan, keterbatasan, dan kecacatan kita sekalipun, dapat digunakan Allah bagi kemuliaan-Nya. Bukan dengan membuang kelemahan kita, tetapi dengan menganugerahi kita kekuatan dan memakai keterbatasan kita demi kebaikan.

Bila kelemahan membuat kita mencari Allah dan bergantung kepada-Nya, berarti kelemahan-kelemahan itu justru menolong kita dan tidak menghalangi kita. Kelemahan-kelemahan ini justru merupakan hal terbaik yang dapat kita alami, karena pertumbuhan kita dalam keberanian, kekuatan, dan kebahagiaan tergantung pada hubungan kita dengan Tuhan dan seberapa besar kepercayaan kita kepada-Nya.

Tiga kali Rasul Paulus memohon kepada Tuhan untuk mengambil duri di dalam dagingnya, tetapi Tuhan menjawab, “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna” (2 Korintus 12:9).

Paulus pun kemudian bersuka-cita dalam keterbatasannya, karena dia menyadari bahwa hal itu tidak menghambatnya. Seperti yang dinyatakan dalam 2 Korintus 12:10, “Sebab jika aku lemah, maka aku kuat” (David Roper/Sabda.org)

Kekuatan Allah terlihat paling jelas dalam kelemahan kita.


Ikuti Kami