Tidak Menjadi Batu Sandungan
Kalangan Sendiri

Tidak Menjadi Batu Sandungan

Lois Official Writer
      9912
Show English Version

Matius 17 : 27

 “Tetapi supaya jangan kita menjadi batu sandungan bagi mereka, pergilah memancing ke danau. Dan ikan pertama yang kaupancing, tangkaplah dan bukalah mulutnya, maka engkau akan menemukan mata uang empat dirham di dalamnya. Ambillah itu dan bayarkanlah kepada mereka, bagi-Ku dan bagimu juga.”

 

Bacaan Alkitab Setahun : [kitab]amsal12[/kitab]; [kitab]galat1[/kitab]; [kitab]iraja5-6[/kitab]

 

Menurut perkataan seseorang yang menyatakan bahwa manusia biasanya punya sifat alami tidak mau rugi. Hal ini tentu membuat kita melihat pengalaman kita sendiri yang serupa hal itu. Entahkah kita sebagai si pelaku ataupun kita yang menjadi korban tersebut. Namun, apa ‘untungnya’ tidak mau rugi tapi menjadi batu sandungan? Sekalipun kita berada di pihak yang benar. Pada akhirnya, kita juga yang rugi.

Seandainya Yesus yang memang benar itu, tidak mau memberi uang dua dirham yang diminta pemungut bea Bait Allah tersebut, apakah yang akan terjadi? Tentu hal itu akan menjadi batu sandungan bagi orang lain yang menganggap-Nya tidak melakukan kewajiban yang Allah perintahkan, yaitu menjaga rumah-Nya.

Ada banyak kejadian di dalam hidup yang tidak kita sukai namun terjadi pada kita. Bisa saja kita dimarahi padahal sudah berbuat baik, mungkin saja kita diperlakukan jelek padahal kita tak punya salah. Bisa saja hidup sepertinya tak berpihak pada kita padahal kita setia perpuluhan, melayani dan sebagainya.

Kata Paulus, mengapa kita tidak lebih suka menderita rugi? Kalau ada orang yang minta baju, berikanlah juga sekalian jubah. “Memangnya segampang itu?” Tidak, hal itu tidak gampang untuk dilakukan, meskipun kita punya 2-5 jubah. Tidak gampang memberi pipi kanan saat pipi kiri ditampar. Sakit dan sakit hati malah mungkin. Tapi kalau kita membalas orang yang baik pada kita, lantas apakah bedanya kita dengan yang lain?

Jadi, jika kita dulunya mencari keuntungan demi diri sendiri mari kita mulai memikirkan tentang keuntungan orang lain. Tapi yang terlebih lagi pikirkan keuntungan apa yang Tuhan dapatkan dari hal itu. Dari sisi kita, hal itu seperti merobek hati kita, tapi Tuhan melihat. Kita tahu Tuhan pasti melihat semuanya dan membalas setimpal dengan perbuatan kita.

 

Apa ‘untungnya’ punya prinsip tidak mau rugi, jika pada akhirnya kita menjadi batu sandungan dan hal itu malah merugikan kita sendiri, bahkan Tuhan ikut dirugikan dari perbuatan kita.

Ikuti Kami