Fakta Alkitab: Rencana Allah atas Keluarga
Sumber: canva

Fakta Alkitab / 23 September 2023

Kalangan Sendiri

Fakta Alkitab: Rencana Allah atas Keluarga

Claudia Jessica Official Writer
1286

Kesejahteraan masyarakat sebuah negara bergantung pada keluarga yang kuat. Anak-anak akan berkembang jika mereka mendapatkan perlindungan dan stabilitas dari keluarga yang utuh.

Sebuah riset yang dilakukan oleh Pure Research Centre tahun 2019, memberikan gambaran nyata kepada kita. Lembaga penelitian independen ini melakukan survei di 27 negara. Hasil riset ini menemukan bahwa 6 dari 10 orang percaya bahwa ikatan keluarga semakin lemah selama 20 tahun terakhir.

Dari sini kita bisa melihat bahwa, dunia sekalipun memberikan perhatian kepada keluarga karena tidak ingin menghadapi masa depan suram jika banyak keluarga hancur.

Lalu bagaimana Alkitab memandang pentingnya kekuatan sebuah keluarga?

Pertama: Penciptaan manusia

Keluarga adalah gagasan Allah. Allah mulai membentuk keluarga dalam Kejadian 2:18 ketika ia berfirman, “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” Kemudian Allah membentuk Hawa dari tulang rusuk Adam.

 

BACA JUGA: Cegah Tindakan Kriminal dengan Family Safety Code! Apa Itu?

 

Adam berarti manusia berjenis kelamin laki-laki, sementara Hawa adalah manusia berjenis kelamin perempuan. Allah mewujudkan gagasannya tentang keluarga dengan menyatukan Adam dan Hawa (laki-laki dan perempuan) dalam ikatan suci. Allah menegaskannya dalam Kejadian 2:24 yang berbunyi, “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.” Firman yang sama menggema lagi pada Perjanjian Baru di kitab Efesus 5:31

Keuda: Adam dan Hawa di bumi

Tuhan menyatukan Adam dan Hawa untuk membangun dasar keluarga. Adam sebagai pria dan Hawa sebagai wanita, menjadi dasar kehadiran sebuah keluarga. Mereka berdua memulai sebuah unit keluarga yang baru. Tanpa seorang pria dan seorang wanita yang bersatu dalam pernikahan, tidak akan ada keluarga.

Allah memiliki keinginan kepada pria dan wanita yang bersatu membentuk keluarga untuk bereproduksi dan mengelola ciptaan Allah yang lain. Keinginan tersebut tertulis pada Kejadian 1:28, “Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.””

Kehendak Allah dalam menciptakan keluarga terdiri dari seorang ayah dan seorang ibu serta anak-anak. Keluarga ini nantinya akan melakukan rencana Allah untuk mengelola bumi dan seisinya. Namun, untuk keluarga yang tidak dikaruniai keturunan sekalipun, Allah tetap memili rencana-rencanaNya yang harus digenapi. Oleh karena itu, Allah tetap ingin memiliki hubungan yang erat dengan setiap keluarga.

 

BACA JUGA: Berantas KDRT dalam Keluarga Demi Anak Tidak Dihantui Seumur Hidup

 

Ketiga: Keluarga

Allah membentuk keluarga untuk melaksanakan banyak hukum prinsip dan ajaran lain dalam Alkitab. Oleh karena itu, setiap anggota keluarga harus berfungsi dengan baik untuk melaksanakan rencana Allah.

Peran dan tanggung jawab kepada para anggota keluarga

1. Suami dan Bapak

Pria dalam sebuah keluarga memiliki peran sebagai suami dan bapak. Kasih suami kepada istri memiliki standar tinggi, yaitu seperti Kristus mengasihi jemaat. (Efesus 5:25) Tuhan memerintahkan para suami untuk mengasihi mereka seperti tubuh mereka sendiri. Ketika pria tidak mengasihi istri mereka sebagaimana mestinya, mereka tidak memenuhi rencana Allah untuk menjadi kepala keluarga.

Sebagai seorang bapak, pria harus membesarkan anak-anak dalam ajaran Tuhan. Para bapak tidak boleh menjelek-jelekkan dan mempermalukan anak-anak mereka sehingga mereka membenci ayah mereka. (Kolose 3:21)

 

 

BACA JUGA: Sudahkah Para Suami Memahami Pentingnya Melibatkan Diri dan Berperan Dalam Mengasuh Anak?

 

2. Istri dan Ibu

Dalam kerangka yang disusun Allah, istri adalah jemaat. Jika jemaat tunduk kepada Kristus, maka istri pun tunduk kepada suami. Ketika para istri tunduk dan menghormati otoritas atau suami, maka hal itu akan membantu anak-anak memahami kebutuhan mereka untuk tunduk pada otoritas di atas mereka.

Ibu juga turut menjadi pengajar bagi anak-anak. Sehingga anak-anak akan bertumbuh dengan diajar untuk menghormati firman Tuhan. Selain itu, kelak jika sudah tua para ibu akan mengajar juga para ibu-ibu muda untuk memahami bagaimana membangun sebuah generasi. (Titus 2:4-5)

 

 

BACA JUGA: Selain Jadi Penolong, Ini Peran Penting Istri Dalam Pernikahan

 

3. Anak-anak

Anak-anak harus memiliki ketaatan dan hormat pada orang tua mereka. Meskipun anak-anak tidak tahu persis berapa lama Tuhan memberikan masa hidup, tetapi firman Tuhan memberitahu bahwa anak-anak yang menghormati orang tua mereka akan berumur panjang. (Efesus 6:1-3)

Jadi bagaimana dengan fakta Alkitab kali ini? Berikan pendapat anda di kolom komentar ya!

Anda juga bisa menonton Fakta Alkitab: Rencana Allah atas Keluarga lewat video berikut ini:

Sumber : jawaban channel
Halaman :
1

Ikuti Kami