Pew Research Center Ungkap Tingkat Penurunan Kepercayaan Agama di Seluruh Dunia
Sumber: Fox News

News / 24 August 2023

Kalangan Sendiri

Pew Research Center Ungkap Tingkat Penurunan Kepercayaan Agama di Seluruh Dunia

Lori Official Writer
1334

Proyek Masa Depan Keagamaan Global (Project Global Religious Futures) Pew-Templeton terus bekerja untuk menemukan penyebab penurunan kepercayaan terhadap agama dan dampaknya bagi masyarakat di seluruh dunia.

Sejak tahun 2006, penelitian ini telah dilakukan di dalam 3 bidang utama, yaitu:

1. Survei di lebih dari 95 negara (dan 130 bahasa) yang melibatkan 200.000 responden dan diberikan questioner seputar identitas, keyakinan da praktik keagamaan mereka.

2. Studi demografi yang menggunakan sensus dan sumber data lainnya untuk memperkirakan jumlah kelompok agama, memproyeksikan seberapa sepat pertumbuhan atau penyusutan kelompok tersebut, dan menganalisis mekanisme perubahan agama.

3. Survey tahunan terhadap pembatasan praktik agama di 198 negara dan daerah.

Pew Research Center, sebagai lembaga sosial masyarakat nirlaba dan non-partisan, melakukan penelitian ini dan menyediakannya secara gratis kepada publik. Adapun hasil riset Proyek Masa Depan Keagamaan Global yang dikerjakan bersama The John Templeton Foundation ini diantaranya:

 

Baca Juga: 7 Negara Paling Atheis di Dunia, Wah Ngeri!

 

Amerika dan banyak negara lainnya sudah mengalami penurunan tingkat religiusitas

Khususnya warga Amerika, ditemukan sudah semakin tidak religius. Hasil survey menemukan bahwa persentase orang dewasa Amerika yang menganut agama Kristen terus menurun setiap tahunnya, sementara jumlah orang yang tidak menganut agama apapun terus meningkat pesat. Data menunjukkan bahwa penganut agama seperti Yahudi, Islam, Hindu, Budha dan agama lainnya merupakan agama minoritas di Amerika.

Penurunan ini diyakini telah terjadi sejak beberapa dekade belakangan dan diperkirakan akan terus berlanjut di masa depan. Selain itu, afiliasi, baik ketika orang mengatakan bahwa mereka menganut suatu agama, bukanlah satu-satunya indikator yang mengalami penurunan. Ketaatan menjalankan ajaran agama juga menurun berdasarkan hasil survey. 

Selain Amerika, negara lain yang juga mengalami pola serupa diantaranya negara-negara Eropa Barat, Australia dan Selandia Baru.

 

Fenomena penurunan kepercayaan terhadap agama di negara Barat

Survei dari Pew Research Center di tahun 2018 menemukan bahwa masyarakat di 27 negara mengaku jika agama masih memainkan peran yang tidak lagi penting di negara mereka dibandingkan dengan 20 tahun sebelumnya. Di sebagian besar negara, termasuk Amerika Serikat, lebih banyak orang yang mengaku jika peran agama sudah mengalami penurunan. Namun hasil yang berbeda didapatkan di negara-negara yang fondasi agamanya masih kuat seperti halnya di Indonesia, Kenya, Brasil dan Israel yang menilai jika peran agama dalam masyarakat terus meningkat selama beberapa dekade belakangan ini.

 

Baca Juga: Benarkah Indonesia Jadi Peringkat Pertama Negara Paling Percaya Tuhan di Dunia?

 

Kemunduran agama di negara-negara Barat telah menyebabkan banyak orang bertanya-tanya: Apakah fenomena ini baik atau buruk bagi individu dan masyarakat?

Belum ada jawaban pasti untuk menjawab pertanyaan ini. Namun berdasarkan analisis data survei Center di tahun 2019, ditemukan bahwa orang-orang beragama cenderung jauh lebih bahagia dalam hidupnya dibandingkan dengan mereka yang tidak beragama. 

 

BACA HALAMAN BERIKUTNYA --->

Pertumbuhan populasi lebih cepat di negara-negara yang masih kuat secara agama

Kita tidak bisa menyangkal, bahwa fenomena penurunan tingkat kelahiran di sebagian besar negara sudah terjadi. Hal ini tidak hanya mencakup negara Eropa Barat dan Amerika Utara saja, tetapi juga Tiongkok. Ini adalah negara-negara yang mengalami penurunan agama yang terus menerus. 

Menariknya, sebagian negara yang masih menjunjung agama mengalami pertumbuhan penduduk yang pesat. Di Afrika dan Timur Tengah, misalnya, rata-rata perempuan memiliki lebih banyak anak dibandingkan di Eropa, Amerika Utara ataupun Asia Timur. Dan sebagian besar penduduk, baik tua maupun muda di wilayah ini menganggap agama sangat penting.

 

Baca Juga: Riset Nyatakan Persekusi Meningkat di Dunia, 8 Orang Kristen Martir Per Harinya

 

Tingkat kemakmuran ekonomi suatu negara berdampak terhadap penurunan kepercayaan terhadap agama

Di seluruh dunia, terdapat korelasi yang jelas antara kemakmuran ekonomi suatu negara dengan tingkat kepercayaan terhadap agama yang lebih rendah. Hal ini bisa dilihat dari semakin tingginya produk domestik bruto per kapita suatu negara (ukuran kasar kemakmuran ekonomi), masyarakatnya akan cenderung kurang berdoa atau percaya agama.

Hal ini menimbulkan pertanyaan: Apakah nantinya seluruh dunia menuju arah yang sama? Jika umat manusia terus mengalami kemajuan dalam segi ilmu pengetahuan, teknologi dan ekonomi, apakah agama pada akhirnya tidak lagi penting?

 

Hasil survei Pew Research Center mengungkapkan hasil yang cukup rumit.

Di satu sisi, negara-negara dengan pertumbuhan atau kelahiran yang pesat akan cenderung sangat religius. Sehingga sebagian besar orang yang hidup di negara dengan tingkat kelahiran yang tinggi masih akan terus menganut satu agama, termasuk sekitar enam dari sepuluh orang beragama Kristen (31%) atau Muslim (30%) di tahun 2050. Hanya sekitar 13% diantaranya yang tidak lagi percaya atau menganut agama.

Sedangkan negara-negara dengan tingkat kelahiran yang terus menyusut akan semakin menjadi negara yang tidak religius. Pew Research Center menyimpulkan bahwa semakin tinggi persentase penyusutan kelahiran suatu negara, semakin besar peluang penyusutan populasi global yang tidak beragama dalam beberapa dekade mendatang. Jadi ketika populasi masyarakat yang tidak beragama semakin menyusut, populasi dunia yang beragama mungkin akan terus meningkat. 

 

Baca Juga: Hasil Riset Ungkapkan Mayoritas Pendeta Amerika Tak Lagi Patok Jemaat Berikan Persepuluhan

 

Di sisi lain, fakta mengungkapkan bahwa generasi muda saat ini sudah mulai menjadi kurang religius dibandingkan masyarakat lanjut usia. Dari 100 lebih negara yang disurvei ditemukan sebanyak 46 negara yang penduduknya berusia 18-39 tahun sudah menganggap agama tidak lagi penting dibandingkan dengan mereka yang berusia 40 tahun ke atas. Sementara di 58 negara lainnya menemukan bahwa generasi muda dan tua masih sama-sama menganggap agama sebagai hal yang sangat penting. Negara seperti Georgia dan Ghana bahkan menjadi dua negara dimana generasi mudanya menganggap agama jauh lebih penting dibandingkan generasi yang lebih tua.

Bagaimana pendapat Anda dengan hasil riset ini? Fenomena penurunan kepercayaan terhadap agama memang sudah mulai kelihatan. Kehadiran teknologi bahkan membuat generasi muda saat ini menganggap agama sebagai sesuatu yang sudah mulai kuno. Inilah tantangan bagi gereja modern saat ini, mari sama-sama menyediakan solusi bagi pertanyaan: Bagaimana gereja tetap relevan terhadap generasi muda di tengah beragam tantangan yang bermunculan saat ini?

Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami