#FaktaAlkitab Tentang Makanan Haram
Sumber: jawaban.com

Fakta Alkitab / 16 June 2023

Kalangan Sendiri

#FaktaAlkitab Tentang Makanan Haram

Claudia Jessica Official Writer
24901

Tahukah Anda kalau agama Kristen punya daftar makanan haram atau makanan yang tidak boleh dikonsumsi? Namun seiring berjalannya waktu, sebagian besar orang Kristen terkesan mengabaikan hal tersebut. Mengapa di jaman sekarang aturan ini sepertinya sudah tidak berlaku? Apakah firman Tuhan telah berubah? Atau, apa saja sih makanan yang termasuk haram?

 

Firman Tuhan Tentang Haram dan Halal

Makanan haram adalah suatu makanan yang dilarang untuk dimakan, khususnya menyangkut binatang atau hewan. Istilah haram dan tidak haram pertama muncul dalam Kitab Kejadian 7. Namun peraturan tentang makanan halal dan haram disampaikan oleh Tuhan pertama kali kepada Musa secara terperinci yang tercatat dalam Imamat 11 dan Ulangan 14: 3-21.

Dalam ayat-ayat tersebut secara umum dijelaskan bahwa ada binatang yang halal untuk dimakan. Binatang yang masuk dalam kategori ini diantaranya adalah binatang berkuku belah dan memamah biak (seperti sapi, kambing, domba, rusa, kijang) lalu binatang bersirip atau bersisik di dalam air, binatang merayap, bersayap, dan binatang yang melompat memiliki paha yaitu belalang.

 

BACA JUGA: Kata Alkitab: Benarkah Nggak Ada Yang Haram Buat Orang Kristen? - Ps. Ferry Felani


Kategori makanan Haram dalam Alkitab

Dalam kitab Imamat pasal 11, dikatakan secara jelas tentang hewan-hewan yang dikategorikan sebagai makanan haram.

- Semua hewan yang tidak memamah biak dan tidak berkuku belah secara jelas telah diharamkan dalam kitab Imamat pasal 11. Hewan-hewan tersebut antara lain unta, kelinci, dan babi hutan.

- Binatang tidak bersirip & tidak bersisik.  Pada Imamat 11: 10 tertulis jika segala sesuatu yang tidak mempunyai sirip atau memiliki sisik dalam lautan dan juga sungai serta segala sesuatu yang hidup di air lainnya juga diharamkan dan bangkainya pun harus dijijikkan. Jika dilihat dari ayat ini maka binatang yang diharamkan contohnya adalah udang, ikan patin, kepiting, cumi-cumi, ikan lele, belut dan sebagainya.

- Unggas (Jenis Burung) yang dilarang. Dalam Imamat 11: 13-23 disebutkan bahwa beberapa jenis unggas ini tidak boleh dimakan dan dianggap dijijikkan diantaranya adalah burung rajawali, ering janggut, elang laut, elang merah, dan masih banyak lagi.  Lantas apakah semua unggas tidak boleh dimakan? Maka jawabannya adalah tidak. Sebab sebagian unggas termasuk dalam kategori halal, yakni unggas yang memiliki paha dibagian atas kaki. Sedangkan yang tidak memiliki paha tidak boleh dimakan karena masuk dalam kategori haram (Imamat 11: 21).

- Binatang merayap, seperti kadal, cicak, ular, buaya, dan sebagainya termasuk makanan haram. Seperti yang tertulis di Imamat 11: 23.

- Binatang yang berjalan dengan telapak kaki. Dalam Imamat 11: 27, dan 28 tertulis jika semua binatang yang berjalan dengan telapak kaki adalah haram seperti orang utan, monyet, anjing, kucing, panda dan sebagainya.

- Persembahan kepada berhala, darah, bangkai, hewan yang mati dicekik, hewan pencabulan, serta anak sapi, domba, atau kambing jantan tertua juga tergolong makanan haram atau kotor yang dilarang dikonsumsi. 

 

Pergeseran Haram menjadi Halal dalam Perjanjian Baru

 

BACA HALAMAN SELANJUTNYA -->

Pergeseran Haram menjadi Halal dalam Perjanjian Baru

Kristus Yesus menggenapi Alkitab Perjanjian Baru mengenai mengapa tidak ada makanan haram dalam Kristen. Tujuan kematian Tuhan Yesus di kayu salib adalah untuk menggenapi seluruh Hukum Taurat Yahudi (Matius 5: 17; Efesus 2: 15), termasuk soal makanan haram.

Selain itu Tuhan Yesus juga menekankan bahwa semua makanan adalah halal. Hal ini terlihat ketika Yesus terlibat perdebatan dengan orang Farisi dan ahli Taurat yang sangat berpegang teguh pada Hukum Taurat. Markus 7: 18-19 mencatat, “Maka jawab-Nya: "Apakah kamu juga tidak dapat memahaminya? Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu dari luar yang masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskannya, karena bukan masuk ke dalam hati tetapi ke dalam perutnya, lalu dibuang di jamban?" Dengan demikian Ia menyatakan semua makanan halal.”

Demikian juga para rasul yang merupakan penerus ajaran Tuhan Yesus. Mereka tidak pernah mengajarkan orang percaya untuk tidak memakan makanan haram. Para rasul percaya bahwa larangan memakan makanan haram tidak mengikat orang Kristen lagi. Hal ini terutama kita mengerti dari pengajaran rasul Paulus.

 

Baca juga: Benarkah Makanan Haram Ditujukan untuk Menjaga Kesehatan?

 

Dalam berbagai pengajaran surat Paulus kepada di berbagai kota, rasul Paulus berulang-ulang menegaskan bahwa orang Kristen tidak terikat dengan aturan-aturan makanan halal dan haram. Bagi orang Kristen, semua makanan adalah halal sebab semua yang Tuhan ciptakan adalah baik adanya. Semuanya itu dikuduskan oleh firman dan doa (1 Timotius 4: 1-5).

 

Penentu Halal dan Haram Bukan Makanan, Tapi ...

 

Baca di halaman selanjutnya >>

Penentu Halal dan Haram Bukan Makanan, Tapi Hati

Bagi orang yang percaya kepada Yesus, di atas dasar Hukum Kasih, Yesus membaharui hal keharaman ini. Hal haram tidak lagi diarahkan kepada hewan, tetapi pada diri atau hati manusia itu sendiri. Bagaimana pikiran, perkataan, dan perbuatan kita, semua bersumber dari hati. Hati yang tidak mengasihi Allah akan menghasilkan pikiran, perkataan dan perbuatan yang juga tidak mengasihi Allah.

Yang harus kita jaga adalah hati kita, dan ini tidak ada kaitannya dengan makanan. Karena hati kita inilah yang dapat menajiskan diri kita. Jauh sebelumnya hikmat ini sudah disampaikan Salomo: "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan." (Amsal 4: 23).

Pada akhirnya, tidak ada makanan yang haram lagi bagi orang percaya. Mereka yang beragama Yahudi masih tetap pada aturan Hukum Taurat, yakni Hukum Perjanjian Lama mengenai makanan haram. Sedangkan, orang-orang yang percaya kepada Kristus hidup berdasarkan Hukum Kasih yakni Hukum Perjanjian Baru yang mendasarkan segala ketaatan dan kesetiaan dari hati yang mengasihi Allah.

Haram bukan lagi soal makanan, kalaupun ada makanan yang dipantang, artinya bukan karena makanan itu haram melainkan karena alasan kesehatan. Tuhan menginginkan manusia sehat, bahagia, serta tidak mengalami suatu penyakit.

Sementara itu, terdapat beberapa makanan yang memang diciptakan untuk tidak dimakan harus dijauhkan. Misalnya, minuman keras, narkoba, rokok dan berbagai hal lain yang membahayakan tubuh. Makanan tidak memproduksi kesetiaan dan ketaatan. Kesetiaan dan ketaatan adalah karya hati. Makanan tidak memproduksi dosa. Karena hati yang memproduksi pikiran, perkataan, dan perbuatan jahat.

 

Kamu diberkati dengan artikel ini? Share ke teman-teman kamu supaya kamu juga bisa memberkati mereka ya! Selain itu, kamu juga bisa mendukung jawaban.com untuk membagikan injil kepada lebih banyak orang dengan menjadi mitra CBN! Caranya, daftarkan diri Anda dengan klik tombol di bawah ini!

DAFTAR DI SINI!

 

Tonton videonya di sini:

Sumber : jawaban.com
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami