Kontroversi! Hasil dari Nazar Yefta Memiliki 2 Versi, Mana yang Benar?
Sumber: jawaban.com

Fakta Alkitab / 4 April 2021

Kalangan Sendiri

Kontroversi! Hasil dari Nazar Yefta Memiliki 2 Versi, Mana yang Benar?

Claudia Jessica Official Writer
7665

Karena nazarnya pada Tuhan di masa perang, Yefta harus mengorbankan anak perempuan yang merupakan satu-satunya keturunan Yefta. Namun, nasib anak perempuannya yang dikorbankan ini memiliki dua versi yang berbeda. Kira-kira yang manakah yang benar?

Cari tahu jawabannya di Fakta Alkitab kali ini!

 

Jika kamu lebih suka menonton, kamu bisa simak kisah YEFTA di: [VIDEO] #FaktaAlkitab: YEFTA, Pemimpin Perang Yang Bernazar dan Kehilangan Anak Tunggalnya

 

Latar belakang Yefta

Nama Yefta pertama kali muncul dalam Kitab Hakim-Hakim 11. Yefta dikenal dengan Yefta bin Gilead, ia adalah salah satu tokoh hakim yang kehidupannya dicatat dalam Kitab Hakim-hakim, di Perjanjian Lama. Ia menjadi hakim pada abad sebelum kerajaan Israel berdiri yang dipimpin oleh Saul. Yefta bertugas sebagai hakim di Israel selama enam tahun (Hak. 12: 7).

Seperti namanya Yefta bin Gilead, ia berasal dari Gilead. Gilead sendiri adalah sebuah wilayah Israel yang terletak di daerah pegunungan yang dalam pembagian wilayah suku-suku Israel di tempati oleh Suku Gad, Suku Manasye dan Suku Ruben, sementara itu Yefta berasal dari Suku Manasye. Saat ini Gilead masuk dalam wilayah negara Yordania, yang berbatasan dengan Israel bagian timur.

Dalam Hakim-Hakim 11: 1, dituliskan bahwa Yefta adalah anak perempuan sundal, dan karena hal tersebut keluarga ayahnya tidak mau menerimanya serta mengusir Yefta. Yefta pasti merasa sangat sakit hati ketika diusir oleh keluarga besarnya, secara khusus oleh anak-anak lain di keluarga ayahnya. Hal tersebut membuat Yefta lari dan menetap di tanah Tob, dan disana ia berkumpul bersama pembelot yang dikumpulkannya dan gemar melakukan kejahatan.

 

Keadaan Israel di masa Yefta

Beberapa waktu kemudian, bangsa Amon datang memerangi Israel, mereka berusaha untuk berkuasa dengan menjajah Israel. Keadaan tersebut cukup menyulitkan bangsa Israel sehingga para tua-tua mendatangi Yefta dan melaporkan keadaan yang mereka alami.

Mereka meminta Yefta menjadi komandan mereka untuk memimpin pertempuran melawan bangsa Amon. Mulanya Yefta tidak bersedia karena pengalaman ditolak oleh keluaga Ayahnya dan juga berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku saat itu. Namun Yefta setuju setelah mereka berjanji bahwa mereka akan tetap mengangkat Yefta menjadi kepala atau hakim, meskipun pertempuran telah usai.

Tuhan memanggil Yefta sebagai pahlawan yang gagah perkasa. Ia dipimpin oleh Tuhan sehingga statusnya sebagai orang yang terbuang dan terhina berubah menjadi orang yang sangat dihormati dan sangat dipentingkan oleh tua-tua Gilead.

 

Halaman selanjutnya: Yefta pahlawan yang tahu dan mengerti sejarah

 

Yefta pahlawan yang tahu dan mengerti sejarah

Dalam Hak. 11: 12-28, Yefta mengadakan diplomasi dengan bangsa Aram. Yefta berusaha menasihati orang Amon supaya membatalkan segala upaya mereka dalam menyerang Israel. Sebagai orang yang terbuang dan menjadi bagian perampok, Yefta ternyata mengerti sejarah dengan baik.

Ia berusaha menjelaskan sejarah dan mengingatkan raja Amon bahwa nenek moyang merekalah yang memulai peperangan itu, bukan seperti yang dituduhkan (Hak. 11: 15-22). Perkataan Yefta mengenai sejarah Israel itu tepat seperti apa yang Alkitab katakan.

Di sini Yefta memakai pendekatan persuasif dan rasio. Mengapa ia memakai pendekatan ini, dan tidak langsung saja menyerang bani Amon? Di sini kita belajar bahwa Yefta sudah berubah. Ia tidak memakai pendekatan perampok. Jadi Yefta bukanlah pemimpin yang sembarangan dikendalikan oleh emosinya. Yefta tidak menginginkan pertumpahan darah, oleh karena itu ia mencoba pendekatan persuasif.

Kendati demikian, raja bani Amon menanggapi dengan keras kepala karena emosi. Ia merasa memiliki kerajaan yang besar, kedudukan yang begitu tinggi, rakyat yang banyak, dan persenjataan yang lengkap. Baginya mengalahkan orang-orang Israel adalah suatu hal yang kecil dan Raja Amon begitu sombong dan tidak mengerti kenyataan yang sebenarnya.

 

Baca juga: Kisah Kontroversial Mengapa Tuhan Menghukum Uza Saat Ia Menyelamatkan Tabut Allah?

 

Nazar Yefta dan Pertempuran dengan bangsa Amon

Yefta sudah memakai pendekatan yang baik namun raja Amon menolaknya. Setelah itu, Yefta membuat rencana untuk berperang secara fisik dengan bangsa Amon. Roh Allah memenuhi hati Yefta sehingga ia memiliki keberanian (Hak. 11: 29).

Bahkan di ayat selanjutnya Yefta bernazar kepada TUHAN, katanya: "Jika Engkau sungguh-sungguh menyerahkan bani Amon itu ke dalam tanganku, maka apa yang keluar dari pintu rumahku untuk menemui aku, pada waktu aku kembali dengan selamat dari bani Amon, itu akan menjadi kepunyaan TUHAN, dan aku akan mempersembahkannya sebagai korban bakaran."

Peperangan tidak bisa dihindarkan, dan terbukti bahwa Yefta memperoleh kemenangan cemerlang dalam peperangan itu. Tuhan menyerahkan mereka ke dalam tangan Yefta. Kekalahan demi kekalahan terjadi di bangsa Amon, dimulai dari Aroer sampai dekat Minit, dengan total dua puluh kota yang dimenangkan oleh Yefta. Sehingga raja Amon dan bangsanya itu ditundukkan di depan orang Israel di bawah kepemimpinan Yefta.

 

Halaman selanjutnya: Dilema atas nazar yang diucapkan Yefta

 

Dilema atas nazar yang diucapkan Yefta

Kemenangan yang Yefta dapati rupanya harus diterima dengan kesedihan karena nazarnya yang mengatakan, Apa yang keluar dari pintu rumahku, aku akan mempersembahkannya sebagai korban bakaran."

Rupanya nazar tersebut mendatangkan pilu atasnya. Sebenarnya Yefta ingin seorang laki-laki menyambutnya ketika ia pulang. Orang itu mungkin ajudannya, kepala rumah tangganya, atau penjaga rumahnya. Namun ia bersedih karena anak perempuan satu-satunya yang Yefta sayangi justru yang menyambut kepulangannya.

Dalam kepiluhan hatinya, Yefta lalu merobek pakaiannya dan menyayangkan nazar yang pernah ia ucapkan pada anaknya, karena anak itu adalah anak satu-satunya yang Tuhan karuniakan baginya. Namun, anak perempuan itu dengan ikhlas ingin menggenapi nazar sang Ayah. Lalu bagaimana nasibnya, apakah anak itu menjadi korban bakaran?

 

Baca juga: Dapatkah Seorang Pelacur Menjadi Pahlawan Iman? Inilah yang Dilakukan Oleh Rahab!

 

Nasib anak perempuan Yefta memiliki dua versi

Ada 2 versi yang berbeda tentang kelanjutan kisah anak perempuan Yefta. Versi pertama menyatakan bahwa anak itu akhirnya dipersembahkan menjadi korban bakaran. Walaupun Sebenarnya Yefta bisa membayar pengganti pengorbanan anaknya itu dengan uang (Im. 27:1-8) tetapi Yefta tidak melakukannnya. Bagi Yefta nazar itu harus dipenuhi, dan hal itu memang dilakukan olehnya.

Namun versi yang berbeda, ditulis oleh E. W Bullinger dalam bukunya yang berjudul Great Cloud of Witnesses in Hebrews 11. Beliau menerjemahkan nazar itu digenapi namun bukan sebagai korban bakaran melainkan hidup selibat atau tidak pernah “mengenal laki-laki” (Hakim-hakim 11:39).

Itu artinya bahwa hidup anak perempuan itu didedikasikan untuk selibat seumur hidupnya dengan tidak menikah dan menjadi nabiah di rumah Tuhan. Seperti Hana yang mempersembahakan samuel kepada Tuhan sebagai korban nazarnya. (1 Samuel 1: 11)

Yang berarti anak dari Yefta tidak akan memberi keturunan baginya. Karena Yefta hanya memiliki seorang anak tunggal (Hakim-Hakim 11: 34). Hal inilah yang membuat seorang Yefta meratap dan berkata "Ah, anakku, engkau membuat hatiku hancur luluh dan engkaulah yang mencelakakan aku; aku telah membuka mulutku bernazar kepada TUHAN, dan tidak dapat aku mundur.” (Hakim -Hakim 11: 35)

Kisah Yefta mengajarkan kita untuk berhati-hati sebelum mengucapkan sesuatu, terutama dalam hal berjanji atau nazar. Yefta juga mengajarkan kita bahwa setiap nazar yang kita ucapkan harus digenapi.

 


Jangan biarkan artikel ini berhenti di kamu terasa diberkati! Bagikan juga kepada teman-temanmu agar dapat memberkati mereka dengan pengetahuan baru! Selain itu, kamu juga bisa menjadi berkat bersama kami dengan mendukung jawaban.com untuk terus memproduksi konten-konten baru setiap harinya.

Kamu bisa menjadi mitra CBN dengan melakukan donasi sebesar 50 ribu dalam sekali pemberian atau setiap bulan. Kabar baik bagi kamu kamu yang berdonasi sebesar 250 ribu setiap bulan, akan mendapatkan bonus berupa kaos polo, atau mug selama persediaan masih ada.

Selain itu, jika kamu sudah berdonasi selama 3 bulan berturut-turut, kamu bisa mengikuti webinar-webinar lain yang akan diadakan oleh CBN. Jika kamu tergerak untuk bergabung, DAFTARKAN DIRIMU DI SINI.

Sumber : jawaban.com
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami