Pagi tadi saat membuka
email, dahi saya sedikit berkerut saat membaca tawaran diskon belanja dalam
rangka “Black Friday”. Kata ini sedikit aneh untuk saya sebagai orang
Indonesia. Tentu saja, di Amerika sana Black Friday bukanlah hal asing, hari
libur yang jatuh pada satu hari setelah Thanksgiving ini adalah masa dimana orang-orang Amerika berbelanja besar-besaran dan juga masa-masa diskon bertaburan.
Black Friday biasanya
digunakan sebagai kesempatan untuk berburu hadiah Natal untuk keluarga atau orang
terkasih. Namun dalam perjalananan waktu, hari istimewa ini berubah maknanya
karena diekploitasi untuk kepentingan kapitalisme. Bahkan di Amerika sendiri,
sudah banyak orang yang melakukan penolakan terhadap Black Friday ini dan lebih
memilih untuk melakukan sesuatu yang bermakna dan menunjukkan nilai-nilai Kekristenan.
Lalu bagaimana dengan
kita sebagai orang Kristen di Indonesia menyikapi berbagai tawaran terus menerus dari berbagai layanan
belanja online ini? Jangan-jangan isteri
atau suamimu sudah mulai kecanduan belanja, atau paling tidak memiliki gaya hidup konsumtif.
Nah, supaya hal itu
tidak terjadi, yuk kita mengarahkan fokus keluarga kita kembali kepada Kristus menjelang liburan Natal ini.
1# Fokus mengucap syukur dengan apa yang dinikmati saat ini
Aku hendak bersyukur
kepada-Mu, ya Tuhan, Allahku, dengan segenap hatiku, dan memuliakan nama-Mu untuk selama-lamanya; ~ Mazmur 86:12
Ya, dari pada
menggebu-gebu ingin belanja, yuk kita kembali kepada esensi Thanksgiving yang
diperingati pada Kamis lalu, yaitu kamis minggu ke 4 di bulan November. Jika
Thanksgiving adalah saat untuk mensyukuri berkat Tuhan yang sudah kita terima, bukankah akan bertolak belakang jika sehari sesudahnya kita berbelanja habis-habisan.
Belanja yang tak terkendali membawa kita kepada ketamakan, hal ini sangat bertolak belakang dengan sikap mengucap syukur. Mereka yang penuh ucapan syukur pasti berpikir bagaimana untuk berbagi, menikmati apa yang dimiliki dan memuliakan Tuhan atas segala kebaikannya. Bagaimana dengan kita?
Baca juga :
Daripada Mengeluh, Yuk Belajar Pentingnya Mengucap Syukur Dari Hari Thanksgiving Ini!
5 Hal yang Perlu Diketahui Tentang Perayaan Thanksgiving di Amerika
2# Mengingat bahwa kado
terindah dan terbesar sudah kita terima dari Tuhan
Sebab seorang anak telah
lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang
pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Yesaya 9:5
Ya, Bapa di Sorga telah memberikan Yesus Kristus agar kita diselamatkan.
Itu adalah kado terindah dan terbesar yang pernah ada dalam kehidupan ini. Dengan
mengarahkan pandangan kita kepada Kristus kembali, maka kita diingatkan bahwa Natal adalah masa terbaik untuk membagikan kasih Tuhan.
Jadi, daripada fokus akan belanja apa, kamu bersama pasangan dan juga
anak-anak bisa berdiskusi bersama bagaimana bisa menjadi berkat dan memberitakan tentang kasih Tuhan menjelang Natal ini.
3# Memberikan hadiah yang tidak bisa diukur oleh uang
Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama
Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta
bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur. ~ Matius 2:14
Menurut saya, persembahan utama orang-orang Majus bukanlah emas, kemenyan dan mur, namun hati mereka yang rindu untuk menyembah Sang Juru Selamat.
Dari kisah orang Majus kita bisa belajar, bahwa hadiah yang indah dan
berharga bukan hanya sesuatu yang terlihat oleh kasat mata berharga dan mahal, namun apa yang muncul dari hati kita.
Sebagai pasangan suami-isteri, pada Natal ini berikanlah suatu hadiah
yang berbeda, sesuatu yang bermakna dan tak ternilai oleh uang. Hal itu bisa berupa sebuah surat ungkapan
cinta, waktu berdua untuk mengingat kasih Tuhan dalam hidup kalian, atau suatu memento yang mengingatkan kepada cinta kalian berdua.
Sebagai orang percaya, yuk kita tunjukkan karakter Kristus pada masa-masa Natal ini. Kristus ingin kita menunjukkan buah roh, yaitu kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri (Galatia 5:22-23). Ijinkan kasih Tuhan mengalir melalu hidupmu, dan keluargamu sehingga berita keselamatan sampai kepada mereka yang belum mengenal Tuhan.
Baca juga :