Orangtua
yang suka bantu anak-anak mengerjakan PR sekolah mungkin berpikir kalau bantuan
mereka akan sangat membantu anak. Selain itu, orangtua juga berpikir keterlibatan mereka dalam mengerjakan PR anak memastikan anak belajar dengan baik.
Tapi, sejauh apa sih parents bisa membantu anak mengerjakan PR-nya?
Alasan Umum Orangtua Bantu Anak Kerjakan PR
Ada banyak
alasan kenapa orangtua ikut terlibat dalam mengerjakan PR anak. Salah satu yang
umum adalah memastikan anak mengerjakan PR nya dengan baik. Saat orangtua mendominasi
dalam mengerjakan PR anak, akibat yang ditimbulkanpun akan sangat fatal bagi anak. Dimana anak gak akan bisa mengerjakan PR nya dengan mandiri.
Alasan
kedua adalah karena waktu sempit mengerjakan PR. Banyak orangtua yang menitipkan
anak-anaknya di penitipan dan kemudian anak melakukan aktivitas lain sampai sore.
Sementara masih banyak PR yang harus dikerjakan dan waktunya hanya malam. Dalam kondisi ini, anak pasti akan mulai kewalahan dan mau gak mau orangtua ikut mengerjakannya.
Sejauh Apa Orangtua Harus Terlibat?
Sementara
itu, banyak orangtua ingin melakukan semua yang mereka bisa untuk kesuksesan
masa depan anak-anaknya. Tapi tahu gak sih, terlalu terlibat dalam mengerjakan PR anak justru hanya bikin anak gak bisa mengalami perkembangan loh!
Para pendidik
justru menyarankan untuk membiarkan anak menyelesaikan PRnya sendiri, tanpa
harus ditawari bantuan. Cara ini, katanya, akan memberikan anak kebebasan untuk
bebas dari beragam argumen dengan orangtua dan juga memberikan mereka lebih banyak waktu luang.
Project
Applesees, sebuah organisasi yang mempromosikan peningkatan sekolah umum menyarankan
supaya orangtua jangan sekali-kali menyelesaikan tugas anak. Justru orangtua harus
meminta anak yang menyelesaikan masalah mereka sendiri. “Jangan ragu untuk menjelaskan
kembali konsep-konsep yang mungkin sudah mereka pelajari baru-baru ini di
sekolah, tapi juga dorong anak-anak untuk mencari informasi dalam buku pelajaran mereka atau memecahkan masalah sendiri,” kata Project Aplesseed.
Saat orangtua terlalu terlibat dalam mengerjakan PR anak, bahkan setelah dalam jangka waktu yang panjang, anak-anak tidak akan mempelajari keterampilan beroganisasi yang mereka butuhkan. Mereka bisa kehilangan tanggung jawab atas PR mereka.
Eileen Kennedy-Moore, Ph.D, seorang psikolog klinis sekaligus pakar parenting di Princeton, New Jersey, Amerika Serikat menyarankan supaya orangtua gak perlu membantu anak mengerjakan PR.
Baca Juga:
Bantu Anak Kenali Identitasnya Dalam Tuhan Dengan 3 Hal Sederhana Ini…
Ngetren di Kalangan Anak Remaja, Bantu Anak-anak Kita Sadari Kalau Ilmu Sihir Itu Salah
Dia menjelaskan
jika orangtua bisa membatasi diri terlibat dalam penyelesaian PR anak dalam beberapa hal ini:
1. Hanya sebagai pendukung
Fungsi
orangtua di sini lebih kepada bagaimana orangtua hadir saat anak benar-benar
membutuhkan. Misalnya, anak menghadapi kesulitan dan butuh bantuan, nah orangtua bisa membantu untuk memahaminya.
Hal ini
akan membantu anak untuk bisa memutuskan kapan mereka perlu minta bantuan dan bantuan yang bagaimana yang mereka minta.
2. Hanya sebagai pengawas
Apa dan bagaimana anak mengerjakan PR sekolahnya memang perlu diketahui orangtua.
Tapi bukan berarti orangtua terlibat dalam mengerjakan semua PR anak. Sama sekali tidak!
Dalam hal
ini, orangtua hanya berfungsi sebagai pengawas. Yang artinya, hanya perlu mengamati
saat anak mengerjakan tugasnya. Adalah tugas orangtua untuk memastikan anak tidak
mengerjakan PR di menit-menit terakhir. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan membuat jadwal belajar rutin setiap hari.
3. Hanya sebatas memeriksa
Beberapa orangtua
bisa terjebak menjadi korektor. Jangan tiba-tiba menjadi seolah seperti gurunya.
Tapi tampillah sebagai orangtua yang peduli dengan bertugas hanya sebatas memeriksa.
Jadi,
periksalah apa semua tugas anak sudah beres atau gak. Soal jawaban anak salah atau gak, biar dia belajar dari kesalahannya sendiri.
Fungsi orangtua
dalam hal ini mirip seperti hubungan kita dengan Tuhan. Sebagai anak, dalam
hidup ini kita mendapat banyak sekali PR. Selagi kita mengerjakan setiap PR
itu, Tuhan bekerja sebagai pengawas dan pengarah. Setiap pilihan diserahkan sepenuhnya
ke kita. Kalau kita mengalami kesulitan dan bertanya, Dia hadir untuk
memberikan jawaban. Tapi saat kita merasa yakin dengan jawaban kita, Tuhan sendiri
membiarkan kita memilihnya. Karena dengan itulah Dia mau kita belajar dan
bertumbuh dalam hidup. Jadi, orangtua belajar dari pola didiknya Tuhan.
“Karena mata-Nya mengawasi jalan manusia, dan Ia
melihat segala langkahnya..” (Ayub 34: 21)