Seorang gembala sidang
megachurch di Korea Selatan pada tahun 2015 lalu memutuskan untuk pensiun dan menurunkan
jabatannya kepada anak laki-lakinya, namun hal ini diprotes dan digugat oleh
pihak sinode karena dianggap menyalahi aturan sinode.
Gembala dan pendiri Gereja
Myungsung, Rev. Kim Sam-hwan dengan jemaat sekitar 100.000 orang melakukan
suksesi kepemimpinan pada tahun 2017, kepemimpinan gereja tersebut diserahkan
kepada putranya Rev. Kim Ha-na. Namun hal tersebut dianggap melanggar aturan
konstitusi sinode Gereja Presbyterian Korea yang melarang gembala yang pensiun
menurunkan jabatannya kepada pasangan, anak atau pasangan dari anaknya.
Dianggap melanggar aturan konstitusi sinode
Pihak sinode melakukan
sidang sinode pada awal Agustus 2019 lalu atas masalah ini dan menyatakan
suksesi tersebut tidak sah.
Sedangkan dari pihak
Gereja Myungsung sendiri merasa hal itu tidak masalah, karena suksesi dilakukan
dua tahun setelah gembala senior berhenti. Mereka menyatakan keberatan dengan
sikap sinode, dan akan dalam waktu dekat ini akan memberikan pernyataan sikap.
Pengamat menyatakan
bahwa ada beberapa kemungkinan yang akan terjadi, seperti Gereja Myungsung akan
meminta pengadilan ulang, melakukan gugatan di pengadilan sipil, atau bahkan
keluar dari Sinode Presbyterian Korea.
Kasus suksesi gereja
ini menjadi perhatian masyarakat Kristen Korea Selatan karena banyak megachurch
yang kaya dan besar pengaruhnya seringkali mengijinkan suksesi diantara
keluarga pendeta. Hal itu dianggap memungkinkannya terjadi penyalahgunaan uang
dan kekuasaan yang ada di gereja.
“Putusan terbaru
menunjukkan bahwa upaya Gereja Myungsung untuk menghapus klausa yang melarang
suksesi turun temurun jelas salah, dan membuka mata kami terhadap parahnya
korupsinya, yang berusaha ditutup-tutupi melalui suksesi ilegal,” demikian
pernyataan Rev. Pang In-sung, salah satu anggota depan Coalition for Church Reformation kepada
Yonhap News.
“Ini juga peringatan
keras tentang bahayanya uang dan kekuasaan pada megachurch yang bisa merusak
gereja-gereja di Korea,” demikian tambahnya.
Sidang pada tahun 2018 dimenangkan oleh Gereja
Myungsung
Myungsung Church
sendiri didirikan pada tahun 1980 oleh Rev. Kim Sam-hwan dengan hanya sekitar
20 jemaat saja saat itu. Namun gereja itu berkembang menjadi gereja terbesar di
bawah sinode Gereja Presbyterian Korea.
Sebenarnya pada
Agustus tahun 2018 lalu, sidang sinode sudah dilakukan dan memenangkan pihak
Gereja Myungsung. Namun majelis umum sinode tidak puas dengan keputusan itu dan
mengganti keseluruhan anggota dewan pengadilan sinode yang berjumlah 15 dan
melakukan sidang ulang atas kasus ini pada tahun 2019 ini.
Regenerasi atau
suksesi pemimpin gereja adalah sesuatu yang penting dan harus dipersiapkan
sejak dini, sehingga gereja dapat terus berkembang dan efektif dalam
menjalankan Amanat Agung serta melayani jemaat.
Suksesi dari ayah
kepada anak, atau kepada pasangan dari pendeta itu sendiri adalah sesuatu yang
umum terjadi di kalangan gereja, terutama gereja-gereja kalangan Pantekosta dan
Karismatik. Namun untuk gereja-gereja Protestan dimana pendeta ditempatkan oleh
pihak sinode, hal itu tentu memiliki aturan tersendiri.
Contoh suksesi yang
berhasil di Alkitab
Beberapa contoh
suksesi kepemimpinan di Perjanjian Lama adalah Musa yang meneruskan mandat kepemimpinan
kepada Yosua, dan juga antara Elia kepada Elisa. Keempat tokoh tersebut tidak
memiliki hubungan darah, atau keluarga, namun mereka bisa memiliki hubungan
antara bapak rohani dan anak rohani yang kuat, dimana yang diturunkan bukan
hanya jabatan saja, namun juga pengurapan dan otoritas kepemimpinan.
Proses persiapan Yosua
maupun Elisa bukanlah waktu yang sebentar. Yosua selalu berada di dekat Musa
saat dia memimpin bangsa Israel, bahkan saat Musa berada di kemah pertemuan
atau Tabernakel. Musa menunjukkan keteladanan dalam berbagai hal, mulai dari
hubungannya dengan Allah, cara kepemimpinannya dan bahkan
keputusan-keputusannya setiap hari, pasti hal tersebut mempengaruhi Yosua dalam
kepemimpinannya kemudian. Hal serupa juga dengan yang dialami oleh Elisa, yang
mengikuti Elia, keduanya sepertinya sangat dekat sampai Elisa memanggilnya “Bapaku,
bapaku,” saat Elia terangkat.
Tentu tidak ada yang salah jika jabatan diturunkan dari ayah kepada anak-anaknya, jika proses pelatihan yang sama untuk persiapan suksesi kepemimpinan dapat terjadi.
Baca juga:
Ibadah Sambil Ngopi, Begini Tren Gereja Kafe di Korea Selatan
Pemimpin Gereja Terbesar Korea Selatan Dipenjara