Menteri Intelijen
Iran, Mahmoud Alavi secraa terbuka menyatakan keperihatinannya atas pertumbuhan
kekristenan di Iran. Karena itu, dia berencana akan memanggil warganya yang berpindah agama ke Kristen untuk diinterogasi.
Pernyataan ini
disampaikan Alavi di hadapan ulama Syiah pada Sabtu, 4 April 2019, sehari sebelum puasa Ramadan.
Menurut Asisosiasi
Berita Syiah Internasional, Alavi mengungkapkan jika ‘propaganda penginjilan’
yang masuk ke Iran jadi faktor utama pertumbuhan kekristenan di wilayah-wilayah tertentu di negara itu.
Walaupun
Iran adalah salah satu negara dengan tingkat diskriminasi umat Kristen yang
tinggi. Namun keberadaan gereja-gereja bawah tanah dinilai membuat pertumbuhan kekristenan terus berkembang.
Menyadari
keberadaan kekristenan di Iran, Alavi akan mengirim sejumlah kelompok untuk mengamankan
penyebar agama Kristen di daerah-daerah penjangkauan Kristen yang dianggap potensial.
“Mereka yang pindah menjadi Kristen biasanya adalah orang-orang biasa, seperti penjual sandwich dan sejenisnya,” katanya.
Baca Juga :
Pertumbuhan Gereja Bawah Tanah di Iran Paling Cepat, Tetapi juga Paling Sering Dipersekusi
Jelang Natal, Ratusan Orang Kristen Ditangkap Pemerintah Iran. Ini Sebabnya…
Dari beberapa
warga Kristen yang ditanyai di provinsi Hamadan, wilayah barat laut Iran. Beberapa
diantaranya menjawab memilih menjadi Kristen karena sedang mencari agama yang bisa memberi mereka kedamaian dan membangun diri mereka dan hidup dalam persaudaraan.
“Beberapa dari
mereka mengatakan kalau ‘kami sedang mencari agama yang damai, yang membangun kami dan hidup dalam persaudaraan’” kata Alavi.
Pemerintah Iran menyadari bahwa gereja-gereja rumah di Iran memang terus bertumbuh. Kebanyakan dari kegiatannya dilakukan secara rahasia karena jika kedapatan, mereka akan mendapat sanksi seperti disiksa atau dipenjara. Orang Kristen Iran juga akan ditangkap kalau ketahuan memiliki salinan Alkitab yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Persia, bahasa nasional Iran.
Keterangan : Menteri Intelijen Iran Mahmoud Alavi
Sampai saat
ini, jumlah orang Kristen Iran diperkirakan telah mencapai 800.000 sampai 1
juta orang. Meski begitu, orang-orang yang masuk Kristen harus menanggung penganiayaan oleh pemerintah ataupun anggota keluarga mereka sendiri.
“Banyak orang
Kristen (terutama yang sudah bertobat) sudah dituntut dan dijatuhi hukuman penjara.
Yang lainnya masih menunggu persidangan. Keluarga mereka juga bahkan jadi
korban penghakiman dari masyarakat,” demikian disampaikan Open Doors.
Sementara Departemen
Luar Negeri Amerika Serikat menyebut Iran sebagai negara dengan pelanggaran kebebasan
beragama yang mengerikan. Negara ini bahkan menduduki posisi ke-9 terburuk di
dunia dalam hal penganiayaan terhadap orang-orang Kristen.