Pertumbuhan Gereja Bawah Tanah di Iran Paling Cepat, Tetapi juga Paling Sering Dipersekusi

Internasional / 20 October 2018

Kalangan Sendiri

Pertumbuhan Gereja Bawah Tanah di Iran Paling Cepat, Tetapi juga Paling Sering Dipersekusi

Budhi Marpaung Official Writer
6900

Berdasarkan laporan salah satu lembaga pelayanan, orang-orang Kristen Iran telah menunjukkan  sebagai salah satu "gerakan gereja bawah tanah yang paling cepat berkembang" di dunia, tetapi sekaligus pihak yang sering menerima persekusi.

“Penganiayaan minoritas telah menjadi konstan di bawah rezim Islam di Iran saat ini. Para penganut agama lama yang pindah ke Kristen telah secara sistematis ditangkap dan dianiaya sebagai bidat," tulis Mike Ansari, presiden Heart4Iran Ministries, kepada The Christian Post dalam email pekan lalu.

Sebagian besar kelompok pemantau menyoroti beberapa penangkapan dan perpanjangan hukuman penjara yang dialami orang Kristen dalam beberapa bulan terakhir, termasuk hukuman 10 tahun penjara untuk Pastor Youcef Nadarkhani pada bulan Mei.


(Umat Kristen di Iran sedang menyembah Tuhan / Sumber: Facebook/HEART4IRAN)

Pada akhir September, warga Kristen Iran Saheb Fadaie dan Fatemeh Bakhteri juga dijatuhi hukuman masing-masing 18 dan 12 bulan penjara.

Kedua orang percaya itu dinyatakan bersalah karena "menyebarkan propaganda melawan rezim", tampaknya dikarenakan mereka berkhotbah tentang kekuasaan Yesus Kristus dan otoritas tertinggi dari Alkitab, demikian laporan Christian Solidarity Worldwide.

Adapun tudingan yang diarahkan kepada sejumlah pengikut Yesus telah dijatuhi hukuman ini adalah karena mempromosikan "Kekristenan Zionis".

Baca Juga: Franklin Graham: Berdoalah Bagi Orang-orang Kristen yang Teraniaya

Ansari mengatakan bahwa sebagai seorang sejarawan yang telah melakukan observasi, penganiayaan-penganiayaan tersebut berasal dari "pertumbuhan Kristiani yang bersejarah dan organik di dalam Iran, dibuktikan oleh salah satu gerakan gereja bawah tanah yang paling cepat berkembang di dunia."

"Namun, sejalan pertumbuhan gereja datang juga penganiayaan. Umat muslim Iran yang menjadi Kristen menghadapi penangkapan dan penahanan sewenang-wenang. Sebagian besar individu yang ditangkap dipaksa untuk membocorkan informasi tentang kegiatan gereja-rumah mereka dan orang-orang dari teman-teman mereka, di bawah ancaman penganiayaan kriminal, atau penangkapan anggota keluarga,” sambung Ansari.

"Penahanan diperpanjang tanpa tuntutan formal, persidangan atau hukuman umum. Pemerintah secara aktif menyaring komunikasi digital, memonitor percakapan telepon dan melakukan razia terhadap orang-orang yang berkepentingan."

Presiden dari kelompok yang membantu menghubungkan dan mendukung orang percaya bawah tanah itu mengatakan bahwa sangat sulit untuk memberikan statistik tentang berapa banyak orang Muslim yang memutuskan untuk menjadi orang Kristen.

"Ada banyak kelompok dan lembaya pelayanan lain yang menjangkau Iran dan sampai saat ini belum ada penilaian akademis mengenai tingkat konversi dari Islam ke Kristen di Iran," jelas Ansari.

"Namun, Heart4Iran memproses setiap harinya sekitar 700 kontak dengan orang-orang Iran yang menanyakan mengenai Yesus."

Mervyn Thomas, kepala eksekutif CSW, secara terpisah menegaskan bahwa menangkap orang-orang percaya karena membahas doktrin Kristen "bukan hanya pelanggaran berat terhadap hak mereka untuk mendukung keyakinan agama yang mereka pilih, tetapi juga mengkriminalisasi iman Kristen, yang dimaksudkan Konstitusi Iran untuk dikenali."

"Kami menyerukan kepada pemerintah Iran untuk menghentikan semua bentuk pelecehan dan intimidasi komunitas agama damai, dan untuk membebaskan semua yang ditahan sehubungan dengan agama atau kepercayaan mereka," pungkas Thomas.

Sumber : christianpost.com
Halaman :
1

Ikuti Kami