Bayangkan saya sebuah cerita cinta yang sudah terjalin selama
lima puluh tahun. Bahkan sampai di usia senja pun cinta itu masih tetap kuat. Mereka masih saling mencintai. Mereka masih suka bergandengan tangan dan saling berciuman.
Bayangkan saja berapa besar kesetiaan keduanya.
Bayangkan berapa besar pengorbanan yang sudah mereka berikan untuk satu sama lain.
Bisakah kamu membayangkan punya kisah cinta seperti itu kelak?
Ya, pastinya! Semua orang menginginkannya. Sebuah cinta sejati, yang bertahan di tengah ujian waktu dan bukit masalah.
Tapi di sisi lain, kitajuga menemui realita sebaliknya. Ada
banyak pernikahan yang rusak. Kita menjadi trauma karena menyaksikan orangtua kita
yang suka bertengkar atau pasangan lain yang sedang berjuang di tengah perceraian.
Semua hal yang kita saksikan hanya meninggalkan rasa sakit dan luka. Lalu kita mulai
mempertanyakan pertanyaan yang sangat serius: Apakah aku akan mendapatkan cinta sejati yang tak lekang oleh waktu?
Syukurnya, kamu pasti bisa mendapatkannya! Tuhan sendiri belum
berhenti menulis cerita cinta yang indah untuk kamu, para single yang sedang menantikan cinta.
Tuhan sendiri tak berhenti untuk menghadirkan pernikahan yang indah dan keluarga yang berpusat kepada Kristus. Masih ada harapan, percayalah!
Dari hasil sebuah wawancara dengan empat wanita yang menikah selama
30, 40 dan 50 tahun, mereka mulai memaparkan tentang rahasia menemukan cinta sejati.
Inilah yang mereka sampaikan.
Yvonne Welch menikah tahun 1996
Sebagai wanita yang sudah berpengalaman dalam hubungan, Yvonne
menyampaikan kepada setiap lajang untuk tidak kuatir, takut atau cemas. Sebaliknya,
dengan menyerahkan semua rasa kuatir itu kepada TTuhan akan menjadikan hati
kita semakin kuat. Saat kita bisa mengontrol emosi kita, saat itulah kita semakin dewasa dan siap untuk hidup dengan seorang penolong yang lain.
Kimberly Wagner menikah tahun 1981
Kimberly mengingatkan semua lajang bahwa kunci dari mendapatkan cinta sejati adalah dengan mempersiapkan diri lebih dulu. Salah satunya adalah dengan menjadi sosok yang berkarakter. Sudah waktunya untuk lebih bersikap ramah, anggun dan pengertian kepada sesama (terkhusus lawan jenis). Karena saat kita dipersatukan dengan sosok penolong kita, kita harus membuat dia nyaman dan senang dekat dengan kita.
Heidi Bird menikah tahun 1982
Dari pengalaman pribadinya saat masih lajang, Heidi mengaku bahwa kebiasaannyalah yang membawanya bertemu dengan suaminya saat ini. Salah satu kebiasaan ini adalah membangun hubungan yang semakin kuat dengan Tuhan. Biasanya dia sangat rajin mengutipayat Alkitab, mencatatnya dan merenungkannya sendiri.
Baca Juga :
Aku + Dia + Yesus = Cinta Sejati
Cinta Sejati di Tempat Pertama
Barbara Rainey menikah tahun 1972
Sebagai lajang yang masih menanti cinta sejati, Barbara menyarankan
untuk selalu belajar meningkatkan keterampilan diri. Tak perlu hal yang besar, hanya
seperti pintar memasak, mendekorasi atau bermusik pun adalah keterampilan yang akan
berguna kelak saat berumahtangga.
Jadi, dari setiap pengalaman-pengalaman di atas, semoga kita gak
putus asa menantikan kedatangan cinta sejati. Karena Tuhan pasti masih menulis
satu bagian cerita cinta yang indah untukmu. Jadi, persiapkanlah dirinya selama
masa-masa lajang ini. Pergunakan waktu untuk lebih mendekatkan diri kepada
Tuhan dan mau membangun dirimu sendiri dengan hal-hal baru.