Seorang pria berpeci dan berompi berada di atas sebuah
panggung dan menyampaikan sebuah pernyataan yang membuat Persekutuan Gereja-gereja
di Indonesia (PGI) berang. Bukan cuma mengaku anak seorang Ketua PGI, tapi pria
itu juga melontarkan pernyataan soal isu banser atau pemberian uang terkait pengamanan gereja oleh PGI di setiap momen hari besar kekristenan.
Pernyataan itu sendiri didapati dari sebuah postingan video di Twitter dengan akun @KangEmeel #2019GantiPresiden. Dia menyebutkan bahwa Ketua PGI meminta gereja untuk membayar sebesar Rp 50.000.000 kepada kelompok muslim tertentu di acara-acara besar keagamaaan khususnya Natal dan Tahun Baru.
Baca Juga :
PGI dan Lembaga Agama Lain Serukan 5 Pesan Damai Jelang Pilpres 2019, Ini Isinya....
Ikut Awasi Jalannya Pilkada 2018, PGI Serukan Wejangan Penting Ini ke Semua Lembaga Gereja
Terkait isu yang beredar ini, PGI melalui Humasnya segera memberikan pernyataan langsung.
Lewat pers realease
yang diterbitkan Humas PGI Irma Riana Simanjuntak menjelaskan bahwa pernyataan
itu sama sekali tidak benar. “Berdasarkan pemeriksaan kami, orang yang mengaku
sebagai anak dari Ketua PGI tersebut tidak dikenal dalam lingkungan PGI. Dalam
rangka pengamanan Natal dan perayaan-perayaan gerejani lainnya, PGI tidak
pernah menyediakan dan mengeluarkan dana untuk biaya pengamanan. Bagi PGI,
pengamanan perayaan hari-hari besar adalah tugas dan tanggung-jawab Kepolisian dan aparat negara lainnya,” demikian tertulis dalam pernyataan tersebut.
Sementara untuk pernyataan lengkapnya bisa dibaca sebagaimana ditulis di bawah ini:
SIARAN PERS
PERSEKUTUAN GEREJA-GEREJA DI INDONESIA (PGI)
TERKAIT PEREDERAN VIDEO YANG MENDISKREDITKAN PENGAMANAN GEREJANI
Belakangan
ini sedang beredar video di media sosial tentang pernyataan seseorang yang
mengaku sebagai anak dari salah satu Ketua PGI, dan menyebutkan bahwa PGI
membayar sebesar Rp 50.000.000,- (Lima Puluh Juta Rupiah) kepada kelompok
muslim tertentu untuk pengamanan perayaan Natal setiap satu gereja. Disebutkan juga bahwa PGI menyediakan miliaran rupiah untuk maksud sama.
Terhadap
hal ini Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) menyampaikan hal-hal berikut:
1. Berdasarkan
pemeriksaan kami, orang yang mengaku sebagai anak dari Ketua PGI tersebut tidak dikenal dalam lingkungan PGI.
2. Dalam
rangka pengamanan Natal dan perayaan-perayaan gerejani lainnya, PGI tidak
pernah menyediakan dan mengeluarkan dana untuk biaya pengamanan. Bagi PGI,
pengamanan perayaan hari-hari besar adalah tugas dan tanggung-jawab Kepolisian dan aparat negara lainnya.
3. PGI
sangat menghargai inisiatif dan prakarsa yang timbul di masyarakat untuk ikut
terlibat dalam pengamanan perayaan hari-hari besar sebagai wujud kehidupan
bersama dalam masyarakat yang majemuk, sebagaimana selama ini ditunjukkan oleh
Banser NU, GP Ansor dan lainnya. Prakarsa dan kerjasama bagus seperti ini
hendaknya tidak dirusak oleh isu yang tidak bertanggungjawab yang dapat menegasikan
semangat gotong royong dan kesukarelawanan yang sudah lama tumbuh di masyarakat.
4. PGI
meminta gereja-gereja dan masyarakat untuk tidak terpancing atas beredarnya
video tersebut dan tetap menjaga kerukunan antar umat beragama, seraya terus membangun kerjasama lintas suku, ras dan agama.
Jakarta, 3 September 2018
HUMAS
0 1275745533
Nah, buat kita para pengguna media sosial pesan ini juga sangat
penting untuk diingat ya. Terutama supaya kita jangan mudah percaya dengan pesan-pesan
baik dalam bentuk tulisan atau video yang mengandung provokasi lewat media
sosial. Kalau pun kita menjumpai hal serupa, hendaknya bisa diklarifikasi lebih
dulu kepada sumber utamanya. Karena mempercayai kebohongan hanya akan merusak citra
diri lembaga maupun orang lain.