Persekutuan
Gereja-gereja di Indonesia (PGI) melakukan kunjungan ke gedung KPK, Jakarta Selatan
pada Selasa (31/10). Kunjungan inipun jadi momen penting bagi PGI dan KPK untuk menjalin hubungan kerja sama dalam mencegah korupsi terjadi di gereja.
Setiba di sana, PGI pun disambut oleh Deputi Bidang Pencegahan Komisi Pemberantasan Korupsi, Pahala Nainggolan. Mereka kabarnya membicarakan seputar kerja sama pembuatan buku saku panduan antikorupsi untuk jemaat gereja dan pekerja-pekerja gereja.
Baca Juga : PGI Ajak Gereja Berani Audit Keuangannya Sebagai Bentuk Pertanggungjawaban Pada Jemaat
Pahala Nainggolan
pun menyampaikan kalau PGI berkeinginan untuk mendorong kesadaran antokorupsi di
kalangan gereja. Sehingga dengan membuat buku panduan yang dikerjakan bersama KPK,
diharapkan bisa mencegah masuknya aliran dana hasil tindak pidana korupsi (TPK).
Selain itu,
KPK juga menyarankan supaya PGI bisa menyampaikan pesan antikorupsi ini di sela-sela khotbah di gereja.
“Misalnya jemaat
yang PNS harus tidak boleh menerima gratifikasi atau suap. Atau jemaat yang pengusaha
jangan menawarkan suap, plus khotbah di gereja kita harapkan ada tema-tema antikorupsi yang selama ini juga sudah dilakukan oleh PGI,” kata Pahala, seperti dikutip Mediasulut.co, Rabu (1/11).
Ketua Umum
PGI Henriette Hutabarat Lebang menyampaikan bahwa kerjasama ini jadi salah satu
upaya mereka untuk mengatasi masalah korupsi bersama-sama dengan pemerintah. Karena kasus-kasus korupsi yang terjadi di Indonesia cukup memprihatinkan.
“Ini semua menjadi tantangan bagi kita bagaimana kita sebagai masyarakat dan sebagai gereja berupaya keras untuk melawan korupsi. Salah satu tema yang sedang digalakkan adalah ‘Gereja Melawan Korupsi’” ucap Henriette.
Baca Juga :
Kepala Humas
PGI Jeirry Sumampow menambahkan bahwa tindakan korupsi ini tak tertutup kemungkinan
melibatkan gereja. Sebagaimana gereja menerima sumbangan hasil korupsi. Atau
dengan kata lain, gereja menjadi tempat money laundering.
Itu sebabnya PGI perlu bekerja sama dengan KPK untuk membuatkan buku panduan antikorupsi yang nantinya bisa diterima oleh jemaat gereja dan bisa mengedukasi mereka soal bahaya korupsi. “Karena itu pendekatan lewat jalur keagamaan itu penting,” kata Jeirry.
Sumber : Mediasulut.co/Tempo.co