Calon Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK menilai penutupan lokalisasi Dolly yang resmi dideklarasikan tadi malam, Rabu, 18 Juni 2014 merupakan langkah Surabaya untuk mengejar ketertinggalan dari ibu kota Jakarta.
JK malah menyampaikan bahwa keputusan itu sudah terlalu lama diambil. Ia membandingkan dengan langkah serupa yang sudah dilakukan Jakarta pada tahun 1970. Kala itu, Ali Sadikin selaku Gubernur DKI Jakarta menutup lokalisasi Kramat Tunggak, Koja, Jakarta Utara. Lalu berlanjut dengan pengalihan fungsi saat dipimpin oleh Gubernur Sutiyoso pada tahun 1999.
“Jadi masalah Dolly kalau dibandingkan Jakarta, 20 tahun terlambat. Saya yakin Surabaya tidak mau ketinggalan dengan Jakarta kan? Masak telat 20 tahun,” tutur JK, seperti dirilis Detik.com, Kamis (19/6).
Setelah pembiaran bertahun-tahun lamanya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dengan gagah berani menyatakan rencana penutupan kendati menuai beragam kontroversi. Penutupan Dolly dihadiri ribuan undangan, termasuk Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri, Gubernur Jatim Soekarwo dan Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf.
Pun demikian, pemerintah patut menepati janji untuk tetap memperlengkapi para pelaku prostitusi demi menjamin kehidupannya ke depan. Sehingga, Surabaya benar-benar bersih dari maraknya tempat-tempat prostitusi.
Baca Juga Artikel Lainnya:
4 Fakta Dibalik Kontroversi Penutupan Dolly
Aksi Blokade Jalan Warnai Penutupan Dolly
Winner Jhonson: Mantan Preman yang Jadi Pengacara
Deklarasi Penutupan Dolly Dijaga 800 Polisi
Berkorban Demi Rekan, Tubuh Kyle Carpenter Rela Hancur
Tiga Kesalahan Penyebab Besarnya Pengeluaran Bisnis
Sumber : Detik.com/Jawaban.com/ls