Ketika Dihadiahi Amarah dan Hinaan
Sumber: www.stjobs.sg

Kata Alkitab / 10 April 2013

Kalangan Sendiri

Ketika Dihadiahi Amarah dan Hinaan

Budhi Marpaung Official Writer
10849

Pada suatu pagi, seorang guru muda berjalan melintasi sebuah desa. Walaupun usianya baru menginjak 24 tahun, namun kepandaian dan kebijaksanaannya terkenal di seluruh penjuru negeri. 

Tiba-tiba, langkahnya dihentikan oleh seorang pemuda yang bertubuh tinggi besar, beraut wajah merah tampak marah dan tidak senang.

"Hei," katanya kasar. "Anda itu tidak berhak mengajari orang lain..!"

Sejurus kemudian, pemuda ini mulai berteriak menantang dan menghina guru muda ini. "Tahu tidak? Anda ini sama saja bodohnya dengan orang lain. Punya kepandaian sedikit saja, sok tahu! Badan begitu kecil nyalimu cukup besar ya. Ayoo...kalau berani kita berkelahi!"

Mendapat “serangan” dari orang yang tak dikenalnya, sang guru muda justru tersenyum dan berkata : "Teman. Jika kamu memberi hadiah untuk seseorang, tapi seseorang itu tidak mengambilnya, siapakah pemilik hadiah itu?"

Si pemuda terkejut, karena tiba-tiba diberi pertanyaan yang aneh. Spontan, ia menjawab lantang, "Pertanyaan bodoh! Tentu saja! Hadiah itu tetap menjadi milikku karena akulah yang memberikan hadiah itu."

Guru muda ini tersenyum, lalu berkata, "Kamu benar. Kamu baru saja memberikan marah dan hinaan kepada saya dan saya tidak menerimanya, apalagi merasa terhina sama sekali. Maka kemarahan dan hinaan itu pun kembali kepadamu. Benar kan? Dan kamu menjadi satu-satunya orang yang tidak bahagia. Bukan saya. Karena sesungguhnya, melampiaskan emosi kemarahan adalah sebuah proses menyakiti diri sendiri. Membangkitkan sel-sel negatif di dalam diri"

Pemuda itu terdiam, mencoba mencerna kata demi kata sang guru. Perlahan tapi pasti, kepala dan hatinya seperti tersiram air dingin, ketika mendapat sebuah kesadaran baru.

Sebelum meninggalkan sang pemuda ini, sang guru muda pun menyampaikan sebuah kata-kata bijak untuknya. "Jika kamu ingin berhenti menyakiti diri sendiri singkirkan kemarahan dan ubahlah menjadi cinta kasih. Ketika kamu membenci orang lain, dirimu sendiri tidak bahagia bahkan tersakiti secara alami. Tetapi ketika kamu mencintai orang lain, semua orang menjadi bahagia."

Pesan dibalik cerita ilustrasi di atas: Saat kemarahan sedang menghampiri kita, berusaha lah menundanya sejenak! Jangan biarkan dia lepas tanpa kendali. Mengumbar kemarahan adalah pantulan ketidakbahagiaan.

Karenanya, mari kita belajar mengembangkan kebahagiaan setiap saat. Dengan berbahagia, maka tidak akan muncul kemarahan dan kebencian. Tanpa kemarahan dan kebencian, tidak ada proses menyakiti diri sendiri dan sesama.


Baca juga :

Hei Single, Kelola Emosi Marah Anda

Ketika Gereja Berdoa, Sesuatu yang Ajaib Pasti Terjadi

Prediksi AS Roma vs Lazio

Prediksi Liga Champions 2013 : Manchester United vs Real Madrid

Jokowi Jadi Ikon Kampanye Antikekerasan Seksual Pada Anak-Anak

Tuhan Pasti Buka Jalan

Inilah Jadwal Perempat Final Liga Champions 2013

Inilah Pesan Paskah PGI Tahun 2013 (1)

The Way You Love Me

Sumber : andriewongso.co / bm
Halaman :
1

Ikuti Kami