Menjadi Seperti Anak Kecil
Kalangan Sendiri

Menjadi Seperti Anak Kecil

Admin Spiritual Official Writer
      11012
Matius 18:1-4
Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?"  Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.

Pada ayat-ayat ini Yesus mengajak kita untuk menjadi seperti anak kecil. Panggilan ini bukan untuk menjadi kekanak-kanakan, namun sekedar untuk menjadi seperti anak kecil. Anak kecil tahu bahwa mereka sangat tergantung/tidak berdaya. Mereka bergantung kepada orang tua mereka untuk menyediakan semua yang mereka butuhkan dan inginkan ... makanan, pakaian, tempat bernaung, pengajaran, aktifitas-aktifitas, tuntunan, dan bahkan disiplin. Mereka seperti ‘sepon cinta' yang memiliki kemampuan untuk menyerap ke dalam tubuh kecil mereka sebanyak mungkin cinta yang kita berikan kepada mereka. Mereka hidup untuk pelukan dan ciuman serta sentuhan yang bermakna, hubungan yang intim yang menegaskan dan memberitahukan kepada mereka bahwa mereka diterima dalam dunia ini dan mereka sangat dikasihi.

Yesus memanggil kita untuk menjadi seperti anak kecil. Sebab Yesus mengatakan bahwa menjadi seperti anak kecil merupakan persyaratan untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga. Kita juga harus memperhatikan karakteristik yang lain dari anak kecil yaitu ‘iman yang sederhana'. Anak kecil memiliki iman untuk sekedar percaya saja bahwa mereka akan menerima apa yang mereka butuhkan saat mereka membutuhkannya. Mereka sama sekali tidak kuatir mengenai hal itu dan mereka tidak berjuang untuk itu, mereka hanya mengharapkannya saja.

Seorang anak yang masih kecil, dia sepenuhnya yakin bahwa papanya memiliki sumber keuangan pribadi yang tidak terbatas untuk dia bisa mengambilnya. Kapan saja dia menginginkan sesuatu yang mewah, dia akan memberitahu papanya.

"Papa pergi saja ke Bank!" perintah sang anak kepada papanya.

Tidak ada kekuatiran, tidak ada pergumulan, hanya keyakinan penuh akan kemampuan papanya mencukupi kebutuhannya. Sementara anak kecil ini tidak selalu mendapatkan apa yang dia inginkan ketika dia menginginkannya. Tetapi, sikap anak tersebut membuat papanya bersukacita akan keberanian dan keyakinannya yang penuh kepada sang papa.

Ketika engkau sedang membaca renungan ini, tantangan saya kepada Anda adalah Allah mau kita berhubungan dengan Dia seperti halnya anak kecil ini dengan papanya. Biarkan dirimu menjadi sangat kecil. Pengharapan-pengharapan dalam dunia di mana kita hidup seringkali sangat berkembang. Ketika kedewasaan dan tanggung jawab merupakan atribut-atribut yang luar biasa, namun untuk sesaat kesampingkan dulu dirimu yang kuat, mampu mencukupi diri sendiri, mandiri dan ijinkan dirimu menjadi sangat kecil dan tidak berdaya di hadapan Allah.

Ia mau mengangkatmu, memberimu pelukan, dan membisikkan namamu di telingamu. Engkau adalah anak-Nya, dan Dia adalah Bapa-mu. Ini adalah tujuan hidupmu, ini adalah alasan engkau diciptakan. Ketika engkau mengijinkan Dia mencintaimu dalam cara ini, seperti halnya seorang bapa mengasihi anaknya yang kecil, engkau akan mulai menyadari bahwa engkau tetaplah seorang ‘sepon cinta' dan kebutuhan akan cinta kasih yang engkau miliki sebagai anak kecil tetap ada di dalam dirimu. Ketika kita mengijinkan diri kita untuk dipeluk oleh Allah, kita akan mulai melihat bahwa inilah yang sesunguhnya selama ini kita cari-cari seumur hidup kita. Kita mungkin saja mencarinya melalui karier kita, hubungan-hubungan, dan banyak hal lainnya, namun kita hanya menemukan itu di satu tempat saja, yaitu lengan-lengan Bapa Surgawi kita.

Ikuti Kami