Ayat Renungan: Mazmur 145: 15-16 - "Mata sekalian orang menantikan Engkau, dan Engkau pun memberi mereka makanan pada waktunya; Engkau yang membuka tangan-Mu dan yang berkenan mengenyangkan segala yang hidup."
Bayangkan bagaimana jika semua keinginan kita terpenuhi tepat pada waktunya. Pastinya itu yang kita harapkan dalam hidup. Apakah kita bisa mendapatkannya? Mazmur 145 mengingatkan kita bahwa setiap berkat yang kita terima, baik yang besar maupun kecil datang dari tangan Tuhan yang terbuka bagi semua ciptaan-Nya.
Coba lihat sekeliling kita. Semua keindahan—mulai dari bunga yang warna dan wanginya lembut, sampai matahari, bulan, dan bintang di langit—semua itu Tuhan yang ciptakan. Bahkan makanan di meja kita pun, Dialah yang sediakan. Seperti disampaikan dalam Yakobus 1: 17, bahwa “Segala sesuatu yang baik dan sempurna datangnya dari atas”. Kita sering lupa bahwa hal-hal sederhana yang kita nikmati setiap hari bukanlah kebetulan, melainkan bentuk dari pemeliharaan-Nya.
Namun pemeliharaan Tuhan tidak berhenti pada hal-hal materi. Dia memberikan diri-Nya sendiri melalui Yesus Kristus—sumber segala berkat itu. Karena pengorbanan-Nya, kita diterima sepenuhnya oleh Bapa (Roma 8:32), dan dari penerimaan itu mengalir semua yang kita butuhkan, termasuk kepuasan sejati yang dunia tidak bisa berikan.
Meski begitu kalau kita bisa jujur, kita sering menukar sumber yang sejati dengan berhala-berhala yang fana (Yeremia 2:11). Kita mengejar validasi manusia, keamanan finansial, kenyamanan hidup, atau pencapaian pribadi—seolah semua itu bisa menjamin hati kita. Padahal justru pengejaran itulah yang membuat kita gelisah.
Mazmur 145: 15 berkata bahwa “Tuhan memberi makanan pada waktunya.” Artinya, Tuhan tidak memanggil kita untuk mengejar dan memaksakan pemenuhan menurut waktu kita, tetapi untuk menantikan Dia dengan percaya. Waktu yang tepat bukan kita yang menentukan—Tuhan yang menentukan, dan waktu-Nya selalu sempurna (Pengkhotbah 3:11).
Memercayai Tuhan tidak berarti mengabaikan kebutuhan atau berpura-pura kuat. Justru, Dia ingin kita datang kepada-Nya apa adanya. Dia hadir dalam kekurangan, dalam pergumulan, dalam kerinduan hati kita. Ketika kita belajar memuaskan diri di dalam Kristus, berhala-berhala dunia mulai kehilangan kekuatannya. Kita bisa menjalani hari-hari dengan damai, karena kita tahu: Tuhan sudah memelihara kita, dan Dia akan terus memelihara.
Momen Refleksi:
Berkat apa saja yang selama ini Tuhan sudah sediakan, tetapi tanpa sadar saya memuaskan semua keinginan saya dari sumber yang lain?
Hari ini mari ambil satu komitmen dengan doa ini: “Tuhan, Engkaulah Pemberi hidupku. Aku mau percaya dan menantikan Engkau.”