Jika Anak Anda Dikucilkan

Parenting / 13 December 2005

Kalangan Sendiri

Jika Anak Anda Dikucilkan

Fifi Official Writer
5178
Rasanya tak ada orangtua yang senang mendengar anaknya tak punya teman dan dikucilkan. Apalagi kalau ia mengeluhkan hal ini sambil tersedu-sedu. Padahal, pertemanan penting artinya bagi perkembangan sosialisasi anak di usia dini. Di samping perasaan sedih, kadang muncul juga perasaan tak bisa menerima. Mengapa anakku bisa tak punya teman?

Jangan lansung percaya dengan cerita anak. Anda harus mengecek di lapangan terlebih dahulu keadaan sebenarnya. Lalu bagaimana jika anak Anda benar-benar tak punya teman? Pertama, Anda bisa menanyakan, mengapa ia sampai mengira tak seorang pun mau menjadi temannya? Dengarkanlah seluruh penjelasan 'versi' anak, walaupun penjelasan itu tak menjawab pertanyaan Anda dengan tepat. Adakah, misalnya, anak bercerita bahwa teman-teman menganggapnya sok, atau menganggapnya pelit?

Mengakui kekurangan anak, bagi orangtua, kadang memang berat. Tapi jika ingin situasi membaik, Anda harus jujur terhadap diri sendiri, juga anak Anda. Ini adalah langkah awal untuk membantu anak mengatasi masalah dalam pergaulan sosialnya. Langkah Anda selanjutnya? Tentu membantu anak mengatasi kekurangannya dalam menjalin hubungan sosial, misalnya:

Tak suka berbagi. Anda bisa mengajarkan cara berbagi di rumah. Mintalah anak memberikan sebagian makanannya untuk Anda, atau meminjamkan mainan kepada saudaranya. Bila anak bersedia dan mampu melakukannya dengan baik, beri pujian. Lalu yakinkan anak, bahwa dia juga bisa melakukannya pada teman-temannya.

Terlalu agresif. Anda bisa mengajarkan cara berinteraksi tanpa memaksa. Beritahu cara mengendalikan emosi. Misalnya, tak memukul teman walau sedang kesal. Mintalah agar anak mau mendengarkan ucapan teman-temannya, jangan bicara terus tanpa memberi teman kesempatan bicara.

Menarik diri. Anda bisa mengingatkan anak, bahwa dirinya menyenangkan dan punya kelebihan. Jadi, untuk apa menarik diri? Ajarkan juga cara memulai percakapan kecil dengan teman. Misalnya dengan mengatakan, "Aku suka baju kamu", atau "Kamu mau nggak main boneka sama aku?" Ajak anak berlatih bicara dengan Anda di rumah, sampai ia lancar mengucapkan kalimat pembuka percakapan.

Kasar dan berisik. Anak seusia ini mungkin belum sadar, sikap kasar dan berisik membuat teman-temannya menjauh. Bahkan mungkin anak menganggapnya baik, karena kadang mengundang gelak tawa dan keriuhan. Karenanya, bilang saja padanya bahwa perilaku seperti itu memang bisa mengundang tawa. Tapi bisa juga membuat orang terganggu.

Terlihat tak ramah. Latihlah anak Anda berkomunikasi secara positif. Misalnya, beri saran agar ia lebih sering tersenyum, menatap mata, dan menegakkan kepala waktu berbicara dengan teman. Ajarkan pula cara menunjukkan persetujuan atas pendapat atau sikap teman-temannya -- kalau memang ia setuju.

Tak percaya diri. Anak seusia ini mungkin belum sadar bahwa sikapnya yang serba canggung dan tak percaya diri membuat orang malas berdekatan dengannya. Untuk menumbuhkan kayakinan dan rasa percaya dirinya, ajak ia bergabung dengan kelompok kegiatan yang disukai. Apakah itu berkesenian, berolahraga atau berorganisasi.

Selamat mencoba! Semoga setelah ini anak Anda semakin disukai teman-temannya.
Halaman :
1

Ikuti Kami