Severity: Warning
Message: count(): Parameter must be an array or an object that implements Countable
Filename: controllers/article.php
Line Number: 89
Setelah merantau dari Jawa Timur ke Pangkalan Bun, Salamun tidak kunjung mendapatkan pekerjaan yang pernah dijanjikan seseorang kepada dirinya. Kurang lebih sudah 15 tahun Salamun bertahan hidup di Ibukota Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah tersebut.
Di sana, ia tinggal seorang diri. Salamun bekerja serabutan mulai dari bersih-bersih halaman, menebas rumput, bercocok tanam dan beternak. Penghasilannya pun tidak menentu, terkadang dalam satu minggu ia hanya memegang uang tidak lebih dari Rp 100 ribu.
Di masa Covid-19 ini, hidup Salamun semakin tidak menentu. Semua pekerjaan yang dijalaninya sehari-hari berhenti, berbagai bantuan pun tak kunjung datang menghampirinya. Hanya doa yang bisa dilakukannya.
Ketika CBN datang memberikan bantuan, Salamun begitu terharu dan bersyukur kepada Tuhan karena menjawab doanya. Rasa harunya bertambah tatkala waktu itu persediaan makanan di rumahnya hanya tersisa pisang hasil menanam sendiri dan 6 bungkus mie instan. "Terima kasih kepada CBN dan para donator,” kira-kira seperti itu ungkapan syukur Salamun.
Setelah kepergian suaminya 3 tahun silam, Mensiana Sene (45 tahun) harus berujuang menghidupi 3 oran
Tidak banyak pilihan yang bisa diambil Umbu Tay Maramba Hamu (62 tahun), seorang lansia yang bekerja
Setelah merantau dari Jawa Timur ke Pangkalan Bun, Salamun tidak kunjung mendapatkan pekerjaan
Apriyati, seorang janda beranak satu, benar-benar harus menyerah dimasa pandemi Covid-19 ini.
Demi meningkatkan taraf hidup, Noperianus memboyong istrinya, Ai Erna
Pekerjaan apapun dilakukan asal anaknya bisa makan. Itulah yang dilakukan seorang ibu muda
Oma Paulina merupakan seorang lansia berusia 81 tahun yang tinggal di Desa Baun, Amarasi, Kupang.
Sebagai kuli di ladang milik orang lain, pendapatan Barno tidaklah besar.