Rakyat Rusia Makin Religius tapi Jarang ke Gereja

Internasional / 14 February 2014

Kalangan Sendiri

Rakyat Rusia Makin Religius tapi Jarang ke Gereja

Yenny Kartika Official Writer
7225

Pada 1991 silam, rakyat Rusia yang mengaku tidak beragama mendominasi negara itu, yakni sebesar 61 persen. Belasan tahun kemudian, penelitian menunjukkan bahwa rakyat Rusia makin religius atau agamawi, namun keadaan ini tidak berpengaruh pada gereja.

Menurut organisasi survei ISSP (International Social Survey Programme), di tahun 1991 ada 61 persen warga Rusia yang mengaku tidak terikat dengan agama apapun, sementara sepertiga atau 31 persen mengaku memeluk Kristen Ortodoks. Setelah 17 tahun, data tersebut berbalik. Survei di 2008 menunjukkan 72 persen rakyat negeri Beruang Merah ini mengaku beragama Kristen Ortodoks, sementara hanya 18 persen yang tidak terikat dengan agama apapun. Kristen Ortodoks memang dominan di Rusia, namun dalam kurun waktu tersebut terjadi peningkatan ragam kepercayaan dan agama yang dianut warga, seperti Islam, Kristen Protestan, dan Katolik Roma. Belum diketahui apa penyebab meningkatnya jumlah kaum religius ini.

Menurut studi yang dilakukan PewResearch, jumlah rakyat Rusia yang mengaku beragama memang meningkat namun tidak mempengaruhi naiknya jumlah jemaat gereja. Hanya 10 persen warga Rusia yang mengaku beribadah (di agama manapun) lebih dari 1x dalam sebulan.

Kekristenan—utamanya Kristen Ortodoks—sempat mengalami aniaya saat Revolusi Bolshevik menguasai Rusia pada 1917. Saat masih bernama Uni Soviet, penyebaran ateisme menyebabkan kekristenan di negeri itu luntur. Kaum Kristen Ortodoks harus beribadah di bawah tanah dan kesulitan untuk menyatakan iman mereka terang-terangan. Kini, kebebasan beragama mulai mencuat di Rusia, namun gereja tetap tidak menjadi minat warga.

Meski beribadah bisa dilakukan di mana saja, umat Kristen yang notabene mengaku percaya Yesus Kristus sepatutnya beribadah di gereja seperti yang dilakukan jemaat mula-mula di zaman Kisah Para Rasul. Dengan beribadah di gereja (lokal), orang percaya bersekutu dengan sesama jemaat sekaligus menjalin hubungan dengan Allah.

Seperti yang pernah dikatakan Dr. John Bechtle, profesor dari Arizona College of the Bible, “Adalah tidak nalar untuk mengatakan bahwa Anda adalah bagian dari gereja universal yang mendunia, tetapi menolak untuk berkumpul dengan bagian dari gereja universal tersebut yang terdapat di daerah geografis Anda.”


BACA JUGA:

Anda Bekerja Karena Passion atau Demi Kebutuhan?

Muhammad Lutfi Gantikan Gita Wirjawan Jadi Mendag

Maukah Kau Jadi Milikku?

My Life was Destroyed Due To Trusting Fate

Pencipta Flappy Bird Muak dengan Game Ciptaannya

The Story, NIV

Sumber : Religion Today | yk
Halaman :
1

Ikuti Kami