Hai Sisca, masalah suami dan isteri jangan dibiarkan berlarut-larut. Firman Tuhan bilang "Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu" (Efesus 4:24). Jadi harus cepat saling mengampuni. Kalau kamu sedang ada dalam masalah ini, kamu bisa hubungi Sahabat24 yang siap menjadi teman dan menolongmu. Hubungi tim Konselor Sahabat24 di SMS/WA0817 0300 5566 atau telp di 1-500-224 dan 0811 9914 240 bisa juga email ke sharing@jawaban.com atau lewat tombol Live Chat di website Jawaban.com ini.

ehm....tanggalkan semua EGO....IBLIS sangat senang jika KELUARGA-KELUARGA KRISTEN hancur....karena jika Keluarga Hancur maka generasi dalam keluarga itu bisa hancur juga....Ibu Sisca kembali ke PERJANJIAN awal dengan TUHAN saat Pernikahan...Ibu dan Suami adalah satu tubuh....dan TUHAN membenci PERCERAIAN....apapun permasalahan yang sedang Ibu hadapi..TETAP TENANG ADA TUHAN YESUS...dan selalu berdoa...banyak baca Firman Tuhan...dan jika Ibu berkenan dengarkan kotbah tentang keluarga dari Pdt Gilbert Lumoindong di Youtube...saya yakin Ibu akan semakin dikuatkan dan diberkati....AMIN

Asalkan saudara bertindak benar maka tidak ada yang perlu saudara khawatirkan, saudara tidak perlu membalasnya tetapi ampuni dia, curhatlah kepada Tuhan Yesus, bawa dan sebut namanya didalam doa, lalu bersabarlah akan jawaban doamu karena hanya Tuhan Yesus yang berkuasa atas hidup kita, Tuhan Yesus Senantiasa Memberkati Kita Semua, Amin.

Hai Ricky, pendekatan yang terbaik saya rasa adalah menjadi teman lebih dahulu. Kalau kamu terlalu agresif, biasanya wanita tidak suka. Caranya adalah tampil apa adanya, tanpa motif tersembunyi, jadi orang yang tulus, suka menolong dan penuh kasih, semua orang pasti suka sama kamu..Kalau kamu mau ngobrol lebih lagi kamu bisa hubungi Sahabat24 di telp : 1-500-224 atau 0811 9914 240, atau juga SMS: 0817 0300 5566, bisa juga lewat tombol Live Chat

Dear Tiarra, terkadang didalam komunitas kita selalu ingin timbal balik, jika saya berbuat baik maka saya harus mendapat kebaikan juga, jika saya memberi maka saya harus menerima, dan seterusnya. kita menjadi KECEWA saat balasan kebaikan kita tidak sesuai dengan yang kita harapkan. karena itu TUHAN YESUS memberikan contoh NYATA dengan kasih AGAPE, TUHAN YESUS dikianati oleh dua orang muridnya yang selama kurang lebih tiga tahun bersama DIA, makan satu meja, pelayanan bersama, berdoa bersama, dll...TETAPI TUHAN YESUS tetap menunjukkan KASIH kepada Mereka karena apa yang TUHAN YESUS lakukan, DIA tidak mengharapkan imbal balik...so tetap kasihi teman Tiara seperti sebelum2nya...JESUS BLESS YOU

Hai Maria, pacaran adalah masa pengenalan supaya kamu tau seperti apa pribadinya, tingkah lakunya dan juga keluarganya. Jadi, kalau kamu merasa keberatan, sebaiknya disampaikan secara terbuka dengan dia. Kalau kamu tidak bisa menerima penjelasannya, dan kamu tidak bersedia melakukan itu, ya jangan lakukan. Apa yang menjadi ketakutan kamu ke depan, bisa jadi memang demikian, nah itu makanya harus dibicarakan saat pacaran ini. Karena pernikahan, bukan saja kamu menerima pasangan kamu saja, namun juga keluarganya, demikian juga sebaliknya. Jadi, bisakah kamu menerima keluarganya dan juga segala bebannya? Jika tidak, mungkin kamu bisa mempertimbangkan lagi hubungan kamu dengan pacar kamu itu. Kalau kamu mau curhat lebih lagi, kamu bisa hubungi Sahabat24 di telp : 1-500-224 atau 0811 9914 240, atau juga SMS: 0817 0300 5566, bisa juga lewat tombol Live Chat

Hai Maria, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa masa pacaran adalah masa dimana kamu dan pasanganmu saling mengenal. Menjawab pertanyaan mu diatas, bagi saya pacaran itu bukan untuk bersenang - senang ataupun hanya sekedar status bahwa saya sudah memiliki pacar, tetapi masa pacaran dapat digunakan untuk melatih tanggung jawab kita karena ketika kita serius dalam hal berpacaran, pastinya kita ada keinginan untuk menikah suatu hari nanti. Bertanggung jawab tidak didapatkan secara instan namun melalui proses demi proses. Dalam masa pacaran, setidaknya tanggung jawab juga harus mulai dipupuk dan dipraktekkan. Hal sepele, seperti mengeluarkan uang untuk makan ataupun sekedar untuk nonton bioskop. Tetapi bukan berarti Maria harus membebankan tanggung jawab itu semua ke pacarnya. Ada baiknya saling bergantian dalam hal pembiayaan itu lebih menjadikan pacaran yang baik. Apa yang menjadi ketakutan Maria di masa depan bisa saja terjadi, oleh karena itu, komunikasi sangat diperlukan dalam hal ini. Yang perlu Maria lakukan adalah komunikasikan masalah ini dengan pacar anda. Karena bagaimanapun pacaran yang baik dan sehat diawali dengan komunikasi yang bagus dan tidak memendam beban sendiri. Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk mengasihi sesama dengan tulus, tetapi tidak menjadikan itu sebuah beban bagi diri kita sendiri. Di lain sisi, bertanggung jawab merupakan cermin bahwa kita sudah dewasa secara rohani. Semoga kiranya penjelasan diatas dapat membantu sdri Maria. Terima kasih.