Ditawan Tapi Tak Melawan, Apakah Kamu Sama Seperti Santo Patrick ?
Kalangan Sendiri

Ditawan Tapi Tak Melawan, Apakah Kamu Sama Seperti Santo Patrick ?

Lori Official Writer
      3422

Efesus 4: 11-13

Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus...


Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 84; Roma 12; Ulangan 15-16

Kalau kamu membaca kisah hidup Santo Patrick, kamu bakalan menemukan kalau di usia 16 tahun dia pernah diculik dan dibawa ke tempat yang sama sekali asing bagi dia, yaitu Irlandia. Sekarang dia bisa saja marah, putus asa dan menyerah. Tapi Patrick tidak melakukannya. Dia malah melewatinya dan menjadi pemenang karena bisa bertahan dalam pencobaan dan penderitaannya itu.

Dia dibawa dan disuruh jadi gembala domba. Di sana dia berdoa, bertumbuh dalam iman dan berjalan dengan penuh kasih. Apa yang kita lakukan waktu kita menemukan diri kita dalam tawanan? Kita pasti memilih untuk tetap di sana atau memilih jalan lain.

Ceritanya Santo Patrick akhirnya pergi dengan sebuah kapal untuk kembali sekali lagi ke tanah kelahirannya. Tapi saat kembali dia malah berbeda. Dia menemukan Kristus di Irlandia lewat doa-doanya. Kemudian dia mendengar suara Tuhan supaya dia kembali lagi ke tempat mengerikan dimana dia ditawan.

Patrick kemudian menjadi seorang uskup. Sewaktu dia tinggal di Irlandia, dia mengajar soal trinitas dengan menggunakan daun semanggi berhelai tiga.

Akan selalu ada dunia yang hilang dan mengerikan dimanapun kita berada. Tapi saat itu terjadi, apakah kita mendengar panggilan atas penawanan kita? Bisakah kita melewati kegelapan yang kita alami selama diperbudak? Bisakah kita mendengar tangisan yang sedang meminta pertolongan?

Kita semua tidak dipanggil untuk berada dalam pelayanan lima jawatan atau menjadi missionaris ke negeri asing. Tapi kita semua dipanggil untuk menjadi saksi dan penginjil. Kalau kita lihat, Tuhan menempatkan banyak orang di sekitar kita setiap hari. Atau kita bisa berdoa dan memohon kepada Dia untuk menempatkan seseorang di sekitar kita.

Aku mungkin berhasrat untuk mengenakan kostum warna hijau di perayaan hari Santo Patrick, yang biasanya dirayakan oleh masyarakat Amerika setiap 17 Maret. Tapi lebih dari itu aku pengen tahu sejarah kenapa kami harus merayakan liburan ini.

Pria ini adalah seorang pahlawan. Dia mengubah sebuah bangsa. Dia hidup dengan imannya. Dia membawa pesan. Seperti Patrick, kita mungkin bisa menceritakan kesaksiannya kepada keluarga dan teman-teman kita dan menjelaskan soal makna sesungguhnya dari peringatannya hari ini.

Kalau kita memikirkannya, kebanyakan dari kita akan marah atau tertekan kalau kita mendapati diri kita diculik dan tidak pernah tahu apakah kita akan melihat orang yang kita kasihi lagi. Tapi bagi Patrick, walaupun saat itu dia masih sangat muda, memilih untuk mengijinkan Tuhan mengubah hatinya sepenuhnya. Dia malah merasa kasihan kepada orang-orang yang memperbudaknya. Begitu dia berencana untuk pulang ke kampong halamannya, dia bisa saja memilih untuk pergi jauh. Tapi Tuhan punya rencana yang lain bagi dia.

Patrick memilih untuk tetap taat kepada Tuhan. 1 Samuel 15: 22b jadi ayat yang harus dilakukannya. “Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan.”

Patrick mendengar panggilan itu dan dia tahu para peculiknya adalah orang-orang yang hidup tanpa harapan. Kebebasan dalam Kristus berarti kita dapat dan harus menemukan tempat pelayanan kita dan hal itu harus melibatkan pekabaran injil ke orang lain, entah itu orang muda ataupun orang dewasa.

Santo Patrick adalah seorang hamba Tuhan yang melayani di Irlandia selama 29 tahun. Dia membaptis lebih dari 100 ribu orang dan membangun 300 gereja. Kalau kamu bisa bayangkan, kita pasti bisa mengubah dunia juga dengan melayani orang lain, baik dengan membawa mereka kepada Tuhan atau membantu mereka bertumbuh dalam iman. Inilah yang membuat kita mendapatkan warisan kerajaan Allah untuk kembali diwariskan kepada orang lain.

 

Hak Cipta @Cathy Irvin, diterjemahkan dari Cbn.com

Ikuti Kami